Chapter 3 : Hi, Can I Have Your Number (And A Date, Maybe)?

534 102 94
                                    


Dongho berdiri dengan gelisah di seberang jalan bangunan SMA tempat Minhyun sekolah. Hari ini sekolahnya pulang lebih cepat, jadi Dongho sudah berada di seberang jalan bahkan sebelum SMA tempat Minhyun, dan Jonghyun, sekolah selesai.

Dongho melemparkan pandangannya ke pergelangan tanganya. Melihat angka yang tertera pada jam tangannya. Yang bisa dilakukannya hanyalah menghela napas. Masih ada 15 menit lagi. Dongho uring-uringan. Dia baru menunggu selama 15 menit, tapi rasanya seperti sudah berjam-jam. Menunggu itu lama ternyata.

Kalo bukan gara-gara si manis Jonghyun, ogah banget gue nungguin jam bubaran sekolah lain.

Ya, hanya demi mendapatkan nomer teleponnya Jonghyun, yang kemarin lupa dia minta gara-gara terpesona sama Jonghyun, Dongho rela nongkrong di seberang jalan sekolahnya Jonghyun. Jika kalian nanya kenapa Dongho lebih milih nunggu di seberang jalan, jawabannya adalah biar nggak ketahuan sama Minhyun. Dongho masih nggak ngerti, kenapa Minhyun protektif banget sama Jonghyun, padahal pacar aja bukan.

Eh, tapi, Jonghyun bukan pacarnya Minhyun, kan?

Memikirkan kemungkinan bahwa Jonghyun adalah pacar Minhyun membuat Dongho tambah uring-uringan.

Nggak. Nggak bisa. Jonghyun cuman boleh sama gue. Titik.

Dongho mengerjapkan matanya. Bingung dengan pemikiran yang tiba-tiba muncul. Sejak kapan dirinya berubah menjadi seperti itu? Dongho yakin, dirinya bukan seorang yang posesif, apalagi terhadap seseorang yang baru saja dikenalnya. Lalu, muncul dari mana sifat posesif barunya tersebut?

Aahh, Jonghyun benar-benar mengeluarkan sisi pribadinya yang lain, yang tanpa Dongho ketahui miliki. Padahal mereka baru saja dikenalkan kemarin, lho.

Dan begitulah bagaimana Dongho tenggelam dalam pikiran yang hanya terisi oleh Jonghyun, dan juga skenario-skenario masa depannya dengan Jonghyun, hingga suara berisik menyadarkan lamunannya. Buru-buru Dongho sembunyi, tidak ingin mengambil risiko ketahuan oleh Minhyun. Bisa habis isi kepalanya kalau kena geplak Minhyun lagi.

Dongho mengamati pintu gerbang dengan seksama. Matanya tidak melepaskan pandangan dari pintu gerbang meski sedetik pun. Sangat takut jika dengan berkedip dirinya akan kehilangan sosok Jonghyun di keramaian.

Kening Dongho berkerut. Di seberang jalan, ada Jonghyun yang sedang berjalan dengan tangan Seungcheol -Seungcheol? - berada di bahu Jonghyun. Jonghyun akrab dengan Seungcheol? Dongho tidak tahu kalau Jonghyun akrab dengan Seungcheol. Ngomong-ngomong, Seungcheol ini Dongho kenal sebagai orang yang pantang mundur mendekati Jihoon, adik sepupunya Dongho.

Dongho menghembuskan napas lega saat melihat Minhyun, dan Hyunbin, yang berpisah jalan dengan Jonghyun dan Seungcheol, menaiki bus dengan rute menuju halte dekat kompleks perumahan mereka. Halangan pertama sudah hilang, saatnya Dongho siap-siap bergerak.

Dengan semangat yang menggebu-gebu dan tekat yang tinggi untuk bisa mendapatkan nomer telepon Jonghyun, Dongho menyeberang jalan dengan agak sembrono. Mungkin yang dipikirkannya, lecet sedikit tidak apa-apa, yang penting nomer Jonghyun ada di tangan.

(Dongho jangan ditiru, oke? Wajib menomorsatukan keselamatan saat menyeberang jalan - Bumjoo, saat Dongho menceritakan misinya dalam mendapatkan nomer telepon Jonghyun.)

Saat tiba di seberang jalan, Dongho buru-buru mendekati Jonghyun.

"Hai, Jonghyun-ah."

Jonghyun menoleh. Posisinya membelakangi Dongho, ngomong-ngomong.

"Lho, Dongho? Ngapain lu di sini?" itu bukan suara Jonghyun, tapi Seungcheol.

Jonghyun mengalihkan pandangannya dari Dongho kepada Seungcheol.

"Eung? Lu kenal sama Dongho, Cheol?"

Duh, manisnya. Jangan manis-manis, dong. Bisa diabetes nih lama-lama.

Seungcheol mengangguk.

"Hum, sepupunya Uji, Hyun."

Uji? Siapa lu? Belom jadi pacar sepupu gue udah berani-beraninya manggil pake nama kecil.

Jonghyun menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Mengalihkan pandangan menuju Dongho lagi.

"Trus, Dongho ke sini mau apa? Ada janji sama Minhyun? Tapi Minhyun udah balik baru aja naik bus."

Plis, jangan manis-manis seperti itu. Dongho tidak tahan pengen nerkam.

Dongho menggaruk belakang lehernya. Gugup.

"Hehehe... Gak kok, gak ada janji sama Minhyun."

"Trus ngapain lu udah nongkrong di sini? Sekolah lu kan jam bubarannya sama, lu bolos ya?"

Kalau bukan karena ada Jonghyun, mungkin Seungcheol udah Dongho tendang dari tadi.

"Enak aja ngatain gue bolos. Sekolah gue udah bubar dari tadi. Lagian lu mau tahu aja sih, Cheol."

Seungcheol memicingkan matanya. Tidak suka dengan jawaban Dongho. Lalu menghela napas.

"Busnya udah dateng. Lu beneran gak mau pulang bareng, Hyun?"

"Hu-um," Jonghyun mengangguk, "kan udah janji mau pergi sama Bunda. Paling bentar lagi Bunda jemput, kok. Udah, lu pulang dulu aja."

Siapapun, tolong tahan Dongho. Dongho udah bener-bener mau nerkam Jonghyun.

"Tapi.."

"Udah, sana. Entar malah ditinggal bus, lhoo. Ada Dongho ini, kok."

"Ya, udah, deh, kalo gitu," Seungcheol luluh. "Awas kalo lu berani macem-macem sama sahabat gue. Mau lu sepupunya Uji juga gue gak peduli."

Dongho hanya bisa berkedip sambil memandang punggung Seungcheol yang menghilang di dalam bus. Satu lagi orang yang super protektif sama Jonghyun.

"Dongho-ya..."

"Ya?"

"Dongho ke sini kalo bukan ada janji sama Minhyun, trus mau apa?"

Dongho kembali menggaruk belakang lehernya.

"Hehehe... Sebenernya cuman pengen ketemu sama kamu. Sama pengen minta nomer telepon. Kan kemaren gak sempet minta."

Jonghyun mengerjapkan matanya.

"Oh, iya. Kemaren belom sempet tukeran nomer telepon, ya," menerima ponsel Dongho, "Kenapa gak minta Minhyun aja?"

"Lebih enak minta sendiri. Sama.. siapa tahu bisa ngajakin kencan, gitu?"

Muka Jonghyun memerah mendengar perkataan Dongho.

(Dongho benar-benar sudah hampir menerkam Jonghyun melihatnya merona.)

Saat itu, ada sebuah mobil yang menepi.

"Dongho boleh kok ngajakin aku kencan, tapi kapan-kapan ya. Aku ada janji sama Bunda," kata Jonghyun sambil menyerahkan ponsel milik Dongho, lalu melambaikan tangannya. "Daaah, Dongho-ya..."

Dongho hanya bisa ikut melambaikan tangannya sambil memandang mobil yang dinaiki Jonghyun menghilang di kejauhan.

Gak papa belom bisa ngajakin kencan, yang penting udah dapet nomer teleponnya - Kang Dongho, sedang berbahagia akhirnya bisa mendapatkan nomer telepon Jonghyun.

.

Our Love Story   |  Lovestagram SidestoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora