Mak Buyung #20

Beginne am Anfang
                                    

Dahinya disandarkan pada dahi Dahlia . Mata saling bertatapan bagai melimpahkan kasih sayang yang tak cukup hanya dihati .

"I will , as long as you stay mine too . I will , until you the one who ask me to leave" Iman senyum kecil .

Dia mendakap erat tubuh genit Dahlia. Bahagia sumpah tak terucap .

Dari dulu sampai sekarang , kasih dan sayang pada gadis ini tak pernah pudar . Makin cinta dan sayang adalah . Diuji berat bagaimanapun , janji dia sayang Dahlia sampai mati .

DAHLIA memeluk pinggang Iman erat . Terkebil-kebil dia memandang siling putih . Jam sudah di angka 3 pagi namun matanya masih segar .

Dia berdecit perlahan . Menyumpah seranah dalam hati . Tadi tanpa sengaja dia ternampak video di explore intagram 'MukBanq' tengah makan lobster sambil bunyi bunyi . Ya Tuhan , tak lena terus tidur .

Kan best kalau dapat makan ketam..takpe besok nak suruh Imanlah belikan ! Yeay !

- - - -

Panjang muncung gadis itu kedepan . Iman dibelakang sekali ditepis tangan yang cuba meraih tangannya . Dia berpeluk tubuh . Melangkah ke arah Tok Wan disofa .

Kepala terus disandarkan di bahu Tok Wan . Tok wan saja berada di ruang tamu . Beruk 4 ekor tu hilang entah kemana . Cemburu hati Dahlia . Nak keluar juga !

"Ni dah kenapa ? Mulut tu elok sikit . Kang terkeluar anak macam tu " terus Dahlia betulkan muncungnya.

"Iman ni Wan ... tadi Lia nak ikut diorang pergi jalan-jalan pekan Iman tak kasi . Lepastu , Dahlia nak makan ketam rebus dia taknak belikan pula ! " adu Dahlia . Tok Wan tergelak kecil . Iman menjeling Dahlia menyampah . Eleh , tadi cakap lain sekarang adu lain . Aku cium jgk nenek genit ni .

"Kenapa tak bagi dia makan ketam pula Iman ? " soal Tok Wan .

"Kat sini susahlah Wan . Iman bukanya tahu dekat mana nak beli . Iman dah cakap dekat dia tadi . Balik KL nanti pergilah makan . 30 ekor pun tak pe " jawab Iman . Dahlia jelir lidah .

"Aih , tak dak nya susah . Mai ikut Wan pergi Pekan . Kesian lah dia sorang-sorang dekat rumah . Lepastu mengidam pula . Lagipun kesianlah mengidam tapi tak dapat makan " Tok Wan bangun masuk kedalam bilik .

Menyalin pakaian mungkin . Terus Iman menerpa arah Dahlia . Terkejut gadis itu hingga tersandar .

"Ooo , dah pandai mengadu eh ? Siap sayang nanti " usik Iman sengaja membengiskan wajahnya . Dia bangun terus ke bilik mengambil wallet dan kunci kereta setelah melihat Tok Wan yang sudah siap bertudung.

"Dah jum "

Yeay pergi pokan !!

"Wan , belilah apa yang Wan nak beli . Takpe , Iman bayarkan tanda Wan tolong belikan ketam "

Tok Wan laju mengeleng . Ais krim goyang tergoyang kiri dan kanan diikuti gelengan kepala .

"Eh , tak payah . Tak perlu . Dekat rumah Wan tu tak habis makan . Wan sorang je . Beli banyak-banyak nanti . Siapa yang nak makan ? "

Iman terus cuba dan mencuba . Tak selesa betul melihat Tok wan tanpa sesuatu .

Sampai di kereta , Iman meletakkan barang-barang yang dibeli kedalam boot kereta .

Perutnya yang tiba-tiba memulas membuatkan dia laju mendapatkan Dahlia .

"Sayang , aduh . Aku sakit perut ni . Kau tunggu kejap eh ? Tunggu dalam kereta tau ? Nah " kunci kereta dihulurkan . Laju dia berlalu ke tandas awam . Sakit sangat tu .

"Kamu masuklah Dahlia . Wan nak pergi dekat Mak Cik Giyah kau tu . Dah lama rasanya tak berborak . " terus Tok Wan pergi pada arah yang dimaksudkan . Dahlia terus masuk kedalam kereta .

Entah macam mana dia boleh terlelap . Dia merengek kecil saat terasa ada pergerakkan di tubuhnya .

Sedar-sedar je dah sampai dekat rumah . Tersengih saja dia memandang Iman . Dicium pipi Iman sekilas .

Riuh rendah dapur Tok Wan dengan suara tiga gadis itu . Bergerak je ketam nyaring menjerit 3 gadis itu .

Yang lelaki selamba saja mematahkan kaki kaki ketam . Sepit ketam terikat  itu memudahkan lagi mereka untuk 'bangga diri' .

Si gadis-gadis mencebik menyampah . Kadang mulut mereka membebel .

"Hak alah , ketam ikat memanglah berani ceh "
"Eleh tak gerak banyak memanglah"
"Wow !! Besar !!"

Yang last tu siapa lagi kalau bukan Dahlia ? Dari tadi telan air liur tak sabar-sabar nak makan .

"Sabar sat Dahlia . Teruk bebenor telan air liur Mak Buyung ni " usik Tok Wan terus mencebik Dahlia diusik .

"Wan ni . Taknak kawan " terus dia mendakap belakang Iman yang sedang mencabut kaki ketam .

"Sayang , busuk ni " ditolak bahunya ke belakang fikirnya akan buat Dahlia melepas pelukkan itu namun makin kuat adalah .

"Sayang , busuk aku cakap . Pergi duduk sana " tegas suara Iman . Terus Dahlia menjauhkan diri sambil mencebik bibir .

"Mana ada busuk ! " betul , Iman tak busuk . Bau peluh dia seksi adalah .

"Takde takde . Pergi duduk sana " Iman mencium dahi Dahlia sekilas sebelum Dahlia ditolak perlahan duduk dimeja makan .

Dahlia jeling Iman dengan sebal .

Benci !

Dia , Bidadari Tak Bersayap . Episode 20

Dia , Bidadari Tak BersayapWo Geschichten leben. Entdecke jetzt