Sweet Hugs

1.5K 199 13
                                    

SWEET HUGS

Dedicatet for Hinata Centric 2017

.

.

.

Hujan.

Kata itu selalu disertai dengan cuaca dingin dan air yang turun dari langit, terkadang disertai petir atau hanya gerimis yang mengundang. Untuk wanita yang sedang memandang butiran air yang mengalir di kaca jendela di sebuah apartemen, segala macam hujan dia suka.

Dia suka ketika aroma hujan yang menyentuh tanah pertama kalinya, dia suka ketika butiran air itu mengenai wajahnya, dia suka hawa dingin yang tak begitu menyengat seperti musim dingin yang membuatnya harus memakai berlapis-lapis pakaian tebal setiap kali ia keluar rumah.

"Kau tak berfikiran untuk main hujan-hujanan diluar, kan?" Suara bariton dari arah belakang membuat Hinata sedikit kaget.

Tak lama punggungnya menghangat karena pelukan dari pria berkuncir seperti nanas. Hinata tersenyum ketika mengingat lagi ucapan lelaki di belakangnya, jelas sekali ada nada kesal dalam kalimat yang dia lontarkan.

"Kalau kau mau menemaniku....boleh juga," bilang Hinata dengan nada menggoda.

"Kalau begitu kita juga bisa mandi sama-sama setelah itu, bagaimana?" Tak perlu waktu lama untuk melihat rona merah di tulang pipi Hinata, dia hanya bisa menutupinya dengan menunduk malu lalu menyikut perut Shikamaru. Yang disikut malah tertawa karena sifat kekasihnya yang pemalu.

"Bagaimana hmm?" Tanya Shikamaru masih berusaha menggoda gadisnya.

"Shika-kun." Seru Hinata, masih berusaha menyembunyikan pipinya yang kini telah berubah merah sepenuhnya. Dan Shikamaru hanya bisa tertawa.

"Bagaimana kalau aksennya warna pearle saja?" Shikamaru menghirup aroma lavender yang menguar dari tubuh Hinata. "Jika terlalu banyak warna turquoise sepertinya tampak membosankan."

"Pearle? Kenapa?" Tanya Hinata tak percaya.

Tadi pagi ketika Shikamaru ditanya oleh wedding planner mereka, jawaban Shikamaru adalah terserah Hinata, lalu sekarang kenapa tiba-tiba dia memilih eksen pada konsep pernikahan mereka?

"Matamu.... mengingatkanku pada mutiara," bisik Shikamaru. "Aku suka jika konsep warnanya nanti mengingatkanku padamu."

Untung saja Hinata bisa menahan diri agar tak berbalik badan ketika jawaban Shikamaru terlontar, jika tidak, maka pipinya yang terasa panas ini bisa membuat Shikamaru semakin senang.

"Kau sekarang pandai sekali merayu, hm" kata Hinata.

"Buku dari Ino memang sangat berguna, kalau aku tidak membacanya maka aku tak akan sesering ini melihat wajahmu yang memerah" bisik Shikamaru, lalu mengecup pucuk kepala Hinata. Memberikan efek semakin tebalnya warna merah pada tulang pipi si gadis Hyuga.

Ino Yamanaka. Gadis cantik yang berprofesi sebagai model juga sahabat Hinata, memang memberikan sebuah buku dengan judul yang tak biasa pada calon suaminya.

'How to be a good boy friend' judulnya saja sudah mengacu pada cara belajar untuk menjadi 'A good boy friend', yang bisa Hinata bayangkan hanyalah hal-hal sepele seperti memberi bunga, candle light dinner, atau kata romantis lainnya. Tapi siapa yang akan menyangka, jika didalamnya ada cara untuk menggoda dan membuatnya merona.

"Hujan ini sungguh merepotkan." Nada suara Shikamaru memang mengeluh, tapi semakin eratnya pelukan lelaki itu, cukup agar Hinata tahu jika Shikamaru sedang mengungkapkan sebuah afeksi yang terbelenggu.

SWEET HUGSWhere stories live. Discover now