Kiss Cam

13.4K 1.7K 452
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bola mataku masih berselimut kelopak kala kedua telinga ini menangkap suara seperti benda yang ditumpuk bergelumat mengisi heningnya kamar tidurku. Tak berselang korden jendela tersibak, nyaman temaramku dinodai sorot mentari yang menusuk retina secara sembarangan. Gelombang kesadaran menghantamku, nyatanya bukan karena silau mentari yang masih bisa kuabai sekian detik dengan selimut namun lantaran tangan akrab yang mengguncang tubuhku dengan begitu lembut disusul suara stabil yang tak pernah mangkir menyapa awal hariku.

"Bangun Jaehyun, sudah pagi."

Itu suara ibu, kalimatnya berhasil membuatku menggeliatkan badan. Memberi tanda-tanda kehidupan meski sedikit. Dari balik mataku yang masih memburam kulihat senyumnya merekah. Kutebak ia tersenyum karena berhasil mewujudkan resolusi cantiknya setiap pagi untuk kali kesekian; membangunkan putra tunggalnya tanpa perlu mencak dan berteriak.

Saat kulihat jam yang menempel di dinding menunjukan pukul 7, helaan nafas lelah meluncur dari kedua belah bibirku. Pantas saja rasa pening muncul dari sana-sini, ternyata aku baru terlelap tiga jam yang lalu dan sekarang harus mendengar ocehan ibu yang sudah mengelilingi kamarku dengan setumpuk baju.

"Besok pagi kamu harus melakukan fitting terakhir untuk baju pemberkatan. Ini sudah akhir agustus, jangan lagi biasakan tidur terlalu malam." Ujarnya sembari menggelung helai kepalanya yang kini abu-abu. Waktu seolah membuat hitam tak lagi mampu bertahta memahkotai kepala wanita yang sudah melahirkanku dua puluh enam tahun yang lalu.

Ngomong-ngomong tentang bulan agustus yang sebentar lagi akan berakhir, itu berarti empat belas pagi lagi harus kujalani sebelum aku melepas masa lajangku. Aku akan menikahi tunanganku tepat dua minggu setelah hari ini.

Selayaknya orang-orang yang tengah mempersiapkan sebuah hari besar, aku pun dilanda kikuk dan gugup karena dalam prosesnya banyak sekali hal-hal tak terduga dan selisih pendapat hanya karena hal yang tak seberapa. Ia selalu mengeluh bila datang sikapku yang terlihat santai dan acuh tak acuh. Meskipun begitu menikahinya adalah solusi yang tepat untuk mengakhiri drama-drama sepanjang hubungan ini. Tapi sejujurnya yang terpikir dalam kepalaku bukan hanya menyoal tentang dekorasi dan pernak pernik yang tak ada habisnya untuk dibahas. Namun disaat bersamaan aku pun menyambut karirku yang menanjak naik. Dua minggu dari hari ini pun, aku akan mengemban tugas baru sebagai seorang dosen. 

"Ayo cepat, kita bisa telat."

Aku masih sibuk  memilah-milah topi mana yang cocok untuk ku kenakan saat sahabatku dengan wajah sok sibuknya bersender diambang pintu. Yah, Johnny dan on time merupakan suatu perpaduan yang klop. Aku selalu mengapresiasi bagaimana lelaki itu selalu berusaha tepat waktu dalam segala aspek hidupnya. Termasuk pada janjinya untuk mengajakku menonton pertandingan baseball untuk yang terakhir kali sebelum melepas masa lajang. Anggap saja barchelor party, katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kiss Cam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang