Antara Muffin Strawberry, Bumblebee dan Carnation

364 49 19
                                    

Hola~ Bertemu lagi dengan saya hyuckpao di fanfic nomor dua saya yang masih menggunakan pairing MarkChan/MarkHyuck. Semoga gak bosen ketemu saya terus ya. Diuploadnya cerita ini sebagai hadiah bagi para reader yang udah memberi feedback berupa komentar dan bintang yang sesungguhnya jauh melebihi ekspektasi saya di Marry Me. Makasih banyak! Untuk yang satu ini wordsnya 5000+, bagaikan oneshoot (kalau ada ide saya niatnya mau terusin sih hehe). Yang jelas gak pendek kaya Marry Me.

Enjoy~

    ●    


Cahaya matahari pagi menelusup di sela-sela tirai berbahan kertas berwarna coklat. Kaca-kaca besar dan tebal memantulkan sedikit darinya, tetap saja hangat merasuk melewati padatan. Partikel debu kecil beterbangan, tertarik kesibukan pagi dibanding setia diam di sudut yang tidak terjamah.

Pukul 6 pagi, jam tua berdentang di tengah ruangan luas. Haechan mengawasi jam coklat berbahan kayu mahoni sampai diam kembali. Kursi-kursi dan meja yang juga kayu tersusun di depannya masih sesuai dengan keadaan semula. Tidak ada yang berubah, masih saja enam meja kotak besar di samping jendela, enam meja bundar tersebar di tengahnya. Pantry luas tersambung ke dapur tempat menyiapkan segala keperluan menghadap ke pintu masuk.

Semua masih sama. Mungkin meja bundar bergeser beberapa senti karena kegiatan sehari-hari. Selebihnya masih begitu saja. Setiap Minggu dan Senin pagi. Kecuali bila Haechan harus masuk kuliah pagi sekali. Kemonotonan yang menyenangkan, meskipun kadang membuatnya kesepian, Haechan harus akui.

Ekor tirai bergerak ditarik jari-jari kurus kecoklatan. Menghasilkan efek tergulungnya kertas berbahan kuat, siraman cahaya matahari banjir berebut masuk. Stiker bertuliskan 'Coffee, Pancake, Omelette' dan sejenisnya yang dicetak besar-besar dan ditempel di jendela menghasilkan bayangan yang jatuh menimpa wajah Haechan dan meja juga kursi di belakangnya. Lonceng sepeda loper koran terdengar di depan pintu kaca, disusul suara benda jatuh pelan.

Langkah kaki diayunkan untuk pergi ke dapur yang sekaligus dijadikan ruangan pegawai. Kembali beberapa menit kemudian setelah sapu, lap dan cairan pembersih memenuhi kedua tangan. Haechan meletakkan semuanya di atas meja pantry. Suara antusias gantungan kunci yang dilempar-lemparkan ke udara menggema. Kemudian berhenti tepat saat kaki berlapis sepatu santai berbahan kulit mencapai tujuannya.

Dengan mantap tangan Haechan memasukkan kunci ke gembok. Bunyi indikasi halangan terbuka bisa dikira. Gembok terlepas. Haechan mengulangi hingga empat kali di tempat yang berbeda. Kedua tangan lalu memegang erat gagang pintu berwarna coklat tua dan menariknya ke dalam, membuka pintu. Papan ukiran 'We're open at 7' yang digantung di daun pintu ikut bergoyang.

Haechan berbalik membelakangi jalur udara. Sapu yang tadi dibiarkan menunggu sekarang beralih bekerja. Menghilangkan sisa kotoran yang jatuh dari udara setelah lantainya dibersihkan oleh siapapun yang melakukannya semalam. Sampai di garis finis, debu yang bertumpuk di ujung pintu berlomba pergi. Berpindah menuju aktivitas di luar yang lebih ramai, lebih hidup.

Lap dan cairan pembersih masih dibiarkan menganggur. Haechan menyalakan mesin kopi, mesin waffle, oven, pemanas air, semua mesin dan peralatan yang membantu pekerjaan. Persediaan kopi dan bahan makanan dicek, buah, sayuran, dipastikan segar, mesin air, gas dan listrik berfungsi. Seperempat jam berselang, dari tangga di bagian kiri ruangan terdengar langkah kaki, disusul seruan ceria khas wanita paruh baya, "Selamat pagi, Haechan!"

Haechan baru bisa memberikan perhatian pada lap dan cairan pembersih, memakai mereka hingga meja kayu mengilat dan wangi.



'Ting!'

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 27, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antara Kopi, Kau dan Aku ● MarkChan ●  MarkHyuckWhere stories live. Discover now