Musim yang hangat dan sejuk ini membuat hariku sempurna. Duduk sendiri ditaman melihat daun daun berjatuhan dari pohonnya membuatku semakin tenang
"Ya, hye jin-ya." Teriak seorang gadis berambut hitam yang berhasil menggagu hariku yang sempurna dan menghampiriku
"Hye jin-ya bantu aku sekali lagi." Mohon gadis berambut hitam itu, tapi tak ku pedulikan "kalo kamu benar temanku." Dengan wajah mayun, Aku yang melihatnya kemudian menghela napas lelah.
"Memang selama ini aku tidak membantumu ?" Ucapku malas
"Kamu ngga usah jawab pertanyaanku dengan pertanyaan lagi cuma cukup bilang mau atau tidak." Katanya kesal
"Baiklah kamu mau apa dariku alana yang cantik ?" Tanyaku sengaja dengan pujian. "Aku kan sedang menulis cerita dan butuh inspirasi jadi tolong temani aku mencari inspirasi ?" Tanyanya padaku
"Hanya itu?" Tanyaku dan dibalas anggukan alana "baiklah itu lebih baik dari pada aku harus foto pasangan gay yang kamu minta 2 minggu lalu." Jawabku
"Pasangan gay itu seksi dan hot kau tau." Katanya dengan mata berbinar "itu menurutmu tapi menurutku itu menjijikan dan aku mau tanya kapan kamu bisa normal sih layaknya orang lain ?" Tanyaku "aku sudah normal dari bayi babe." Jawabnya sambil tersenyum jahil dan aku yang melihatnya geli "kau tau satu sekolah tau kamu suka laki laki tapi kamu mengoleksi banyak photo pasangan gay, bukan itu aneh?"
"Salah mereka pasangan gay kenapa begitu seksi dan hot." Jawabnya santai dan aku hanya bisa mengeleng melihat kelakuan temanku yang satu ini "bukannya kamu harus pulang sekarang ini sudah sore? Nanti ibumu ngamuk lagi." Katanya sambil menyeretku berdiri.
"Biar paling aku dilempar sendal dan buku olehnya." Ucapku santai dan tiba-tiba alana memelukku "itu yang ku khatirkan." Katanya lalu melepaskan peluknya
"Aku rasa hubungan kita tak begitu dekat sampai kau harus memelukku erat, aaaaahhh jangan jangan kamu berubah jadi lesbi." Candaku sambil menutupi badanku. "Tenang aku lebih suka pasangan gay dari pada kamu." Jawabnya sambil tetawa
Akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang dan di depan teras aku melihat seorang wanita yang berumur 45 tahun sedang menjemur pakaian "aku pulang, ibu." Ucapku dan kemudian aku merasa seluruh tubuhku basah kuyup karena ibuku membanjur air cucian padaku.
"KAMU TAU INI JAM BEREPA KENAPA KAMU BARU PULANG?" Tanya ibu ku dengan penuh emosi "aku hanya telat satu j...." kata kataku terpotong karena ibuku menamparku dengan keras. "Kau berani melawan orang tua ehh, aku menyesal telah melahirkanmu karena kamu ngga ada gunanya." Ucap ibuku padaku
Aku hanya bisa tersenyum pahit hampir setiap hari aku mendengar perkataan ibu yang menyesal melahirkanku tapi boleh jujur aku lebih suka dia memukulku dibanding dia mencaciku karena rasanya sangat sakit terutama dihatiku.
"Ibu aku pulang." Ucap seorang wanita dengan ceria "oh anakku sayang hye min ku yang cantik." Kata ibuku bahagia dan pergi menghampiri hye min sambil memeluknya "kau pulang dengan siapa ?." Tanya ibuku sambil melepas pelukannya
"Oh kenalkan ibu ini ladin wiliam temanku." Ucap hye min sambil menyuruh ladin itu berjabat tangan dengan ibuku "Ladin William senang berkenalan denganmu." Ucapnya pada ibuku "ayo masuk dan minum kopi dulu." Ajak ibuku "tidak usah aku tidak mau merepotkan kalian semua." Balasnya.
"Ah tidak apa ayo." Ucap ibuku ramah tanpa sengaja saat dia berjalan memasuki rumahku mata kami saling bertemu dia telihat memandangku tapi tatapannya seperti tidak memiliki arti.
Dan tiba-tiba jantungku berdetak cepat sebelumnya telah banyak lelaki yang datang kesini, kenapa cuma dia yang membuat jantungku berdetak kencang ?
================================================================
Sorry kalo prolognya kurang menarik soalnya ji kyo nulis sambil buru buru mau ke kampus dan kalo banyak tipo maaf karena ji kyo ratu tipo 😅😅😅😅😅
Jangan lupa baca
Ji kyo bakalan berusaha yang terbaik buat kalian
ŞİMDİ OKUDUĞUN
because it's not the only one
Romantizmapa kamu pernah mencintai seseorang sangat besar, bahkan lebih besar dari pada kamu mencintai keluargamu sendiri " rasanya mencintainya seperti berjalan di atas bara panas yang siap membakarku, meski rasanya sakit aku tetap mencintainya." ucap Jung...
