BYUNGCHAN X EUNJI

240 25 5
                                    

Gadis itu memandang kesekelilingnya mencari laki-laki bertubuh jangkung yang memiliki senyum indah khas dengan cekungan kecil di kedua pipi laki-laki itu.


"AYOLAH! KEMANA BOCAH MENYEBALKAN ITU!"


Gerutu eunji, sang gadis yang kini sudah berdiri diantara orang-orang berlalu-lalang di depan sebuah gedung bioskop. Hari ini ia sengaja meluangkan waktu dari segala pekerjaan sibuknya karena laki-laki itu memberikan tiket premier film yang sudah eunji tunggu-tunggu.


"NOONA!" Byungchan. Laki-laki itu tersenyum dengan lebar dan berlari kecil kearah eunji sambil membawa 2 gelas minuman dan satu popcorn berukuran besar dengan tergesah-gesah. Bukan mendapat sebuah pujian akibat membelikan popcorn dan minuman, laki-laki itu malah mendapat sebuah pukulan pedas di bagian punggungnya.

"Menyebalkan! Mengapa lama sekali?! Aku sudah menunggu disini selama satu jam! Kau bilang akan membelikanku makan dulu sebelum masuk!" Dengan cepat eunji mengambil salah satu gelas ditangan byungchan. "Kau berhutang makanan padaku sehabis nonton" ucap eunji dengan nada dingin dan kemudian berlalu mendahului byungchan yang malah tersenyum melihat tingkah gadis itu.


.
.
.
"Selamat pagi" ucap Byungchan dengan riang tepat saat eunji membuka matanya. Gadis itu mengerutkan keningnya melihat Byungchan, tetangga semasa kecilnya itu sudah terduduk di sebelah tempat tidurnya sambil memainkan ujung selimut eunji seperti anak kucing yang sedang ketakutan.


"Kau menyusup masuk ke kamarku lagi?!" Erang eunji sambil melempar semua bantal di tempat tidurnya ke arah Byungchan.


"Ini semua salah noona! Salah noona! Bagaimana bisa film yang noona tunggu-tunggu itu adalah film hantu berbentuk seperti guling raksasa itu?! Aku benar-benar membuang semua gulingku semalam karena aku terlanjur.... errrr mengompol" Byungchan menggerutu seperti anak kecil bahkan tak terlihat bahwa umurnya sudah menginjak lebih dari 20 tahun (21 korea).

Eunji tertawa geli dan memukul pelan kepala laki-laki yang duduk memeluk lutut di lantai kamarnya itu. "Mengompol?! Kau itu sudah dewasa! Orang dewasa macam apa yang mengompol?Hahahahaha! Jadi kau apakan semua guling itu?" Eunji masih tak berhenti dari tertawa gelinya. Byungchan mengalihkan pandangannya dan menunjuk tumpukan guling berwarna putih yang basah (?) Dan kini tergeletak di balkon kamar Eunji.

"Kau membawa semua itu ke kamarku?!" Mata gadis itu terbelalak. Dengan serangan bertubi-tubi eunji menyerang tubuh byungchan dengan pukulanya "memangnya kau fikir aku akan mencucikannya untukmu?! BYUNGCHAN MENYEBALKAN! BUANG SEMUA GULINGMU ITU!!!!!!!!! DAN KEMBALI KE KAMARMU!!!!!" Teriak eunji sambil mendorong tubuh byungchan ke arah balkon kamarnya yang terhubung dengan balkon kamar laki-laki itu.



Byungchan adalah tetangga Eunji sejak kecil, sejak laki-laki itu masih ada di taman kanak-kanak dan eunji berada di tingkat sekolah dasar. Karena rumah mereka bersebelahan dengan balkon rumah yang hampir menyatu, setiap hari anak laki-laki itu akan meloncat ke balkon rumah eunji untuk sekedar tidur dan menumpang poop, dengan alasan "Byungchan takut poop sendiri" ucapnya dengan polos anak umur 4 tahun kepada eunji yang masih SD saat itu dan apa yang eunji lakukan? Gadis selalu saja menemaninya di depan pintu kamar mandi rumahnya bahkan ia akan membersihan pantat mungil laki-laki itu kalau saja tidak ada lagi yang bisa membersihkan pantat byungchan sehabis poop, tentu saja ia akan membersihkannya dengan kaki, tidak dengan tangan😎. Orang tua byungchan memang tidak selalu ada dirumah dan anak itu akan dengan senangnya mengunjungi rumah eunji, menetap disana seperti rumahnya sendiri bahkan sampai saat ini, sampai tubuh mungilnya tumbuh menjadi sangat-sangat tinggi, bahkan ia bisa menempatkan sikunya di atas kepala eunji sampai gadis itu merasa jengkel dengan tingkah kekanak-kanakan byungchan.


.
.
.
"Kau sudah sarapan? Jangan lupa untuk makan siang! Aku tahu jadwalmu sangat padat. Tapi tubuh kurusmu itu bisa melayang hanya karena tertiup angin kentut, kau tahu? Kkkkk" Eunji terkekeh sambil mendongakkan kepala untuk menatap laki-laki tinggi itu. Rasaya ia akan sakit leher kalau harus seperti ini sepanjang hidupnya.

NEIGHBORWhere stories live. Discover now