Bab 05 pressure!

Mulai dari awal
                                    

"Kamu juga cantik."

Kali ini aku memberengut. Tahu kalau papa menghiburku.

"Papa senang abellah yang menjadi suamimu Rain. Papa percaya sama Abel."

Deg

Perkataan papa membuat aku kembali menatap Abel
Kali ini mereka berdua tahu keberadaan kami. Abel sudah naik ke atas dengan Summer di sampingnya.

"Wah pagi-pagi udah pelukan aja. Summer mau juga di peluk."

Adikku itu langsung menghambur ke arah kami. Dan papa tergelak saat Summer yang sudah memakai jubah handuknya kini memeluk papa sehingga menyebabkan baju papa sedikit basah.

"Dia lelakiku Kak Rain. Hust..hust sana jauh-jauh."

Summer mencoba mengusir ku dengan mendorong tubuhku untuk lepas dari pelukan papa. Dan aku tertawa dan menyerah. Membiarkan Summer kini menggelendot manja dengan papa. Bagaimanapun juga Summer lebih membutuhkan papa untuk saat ini. Mereka baru saja bertemu setelah sekian lama berpisah.

Tapi aku tak siap saat terlepas dari pelukan papa. Aku terhuyung dan akan jatuh, dan tiba-tiba tubuhku ada yang menahan dari belakang. Sebuah tangan melingkar di perutku. Menahanku untuk tidak jatuh.

"Hei hati-hati."

Suara Abel ada di belakangku persis. Entah kenapa aku merasa merinding dengan bisikan itu.

"Kak Abel besok di ajarin renang lagi ya."

Perhatianku terpecah saat Summer mengucapkan itu.

"Latihan sama papa juga bisa kok. Udah sekarang keringkan tubuh dan sarapan."

Papa kembali menatapku.

"Rain, Abel setelah ini ikut sarapan ya?"

Aku hanya mengangguk dan mendengar Abel mengatakan ya. Menatap summer dan papa menghilang di balik pintu geser lalu masuk ke dalam.

Dan saat itulah aku baru tersadar lengan Abel masih melingkar di perutku. Dengan sedikit tergesa aku melepaskan diri. Abel melepaskan ku dan kini menatapku.

"Kamu kurusan Rain."

Dia menatapku dari atas sampai bawah. Air menetes dari rambutnya yang masih basah itu.

"Bukan urusanmu juga Bel aku kurus atau gemuk."

Akhirnya jawaban sinis itu yang terlontar. Aku membenci diriku karena selalu defensif kepada Abel. Tapi aku kesal karena Abel sudah berenang berdua dengan Summer pagi ini. Entahlah

Abel mengangkat alisnya. Lalu berkacak pinggang di depanku.

"Itukah sambutan seorang istri kepada suaminya di pagi hari?"

"Dan itukah pemandangan yang harus aku lihat ketika bangun tidur dan mendapati suamiku bermesraan di kolam renang dengan cewek lain?"

Aku tegang. Apa yang baru saja aku lontarkan itu merupakan refleks alami. Aku tidak berniat megucapkan kata itu.

Abel langsung mengibaskan rambutnya dan mengambil handuk yang tersampir di bahunya. Saat aku menatap lekat
Ternyata dia masih bertelanjang dada dan celana renangnya masih basah. Sungguh pemandangan yang vulgar menurutku.

"Kamu cemburu?"

"Enggak."

Aku langsung mengalihkan tatapanku dari Abel. Melangkah ke arah sofa merah yang ada di teras belakang dan langsung duduk di atasnya. Aku pusing dan apa yang kurasakan kepada Abel saat ini malah makin membuat peningku makin runyam

Aku melihat Abel mengambil jubah handuk yang sudah di siapkan dikabinet yang menempel di dinding. Dia langsung memakainya dan kini melangkah mendekatiku.

RAINY DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang