Senja #1

154K 3.6K 85
                                    

Aku tahu umurku tak muda lagi, tapi untuk mendapatkan orang yang tepat dan tak akan sering membuat kita sakit hati itu sulit. Aku tak mencari orang yang tak akan pernah menyakitiku karena itu hanya ada di khayalan setiap wanita. Pada kenyataan pria akan sering membuat kita sakit hati karena itu salah satu tanda kita mencintainya. Aku menginginkan seseorang yang akan jarang membuatku sakit hati jadi intinya dia mencintaiku dan aku juga mencintainya tapi cintanya lebih besar dari cintaku. Kesannya apa banget yah.

Keluarga, teman di luar teman di kantor selalu menanyakan kapan aku akan menikah. Kalian tahu menikah tak hanya karena ada si pria dan wanita yang saling mencintai lalu menikah. Semua butuh planning, kematangan emosi dan finansial tentunya. Tapi di sini yang membuatku tak kunjung menikah karena aku tak punya pria yang mencintaiku.

Aku ditinggalkan dia saat usia pacaran kami 5 tahun, menyakitkan tentu saja. Dia berselingkuhn dengan rekan kerja yang lebih tua darinya yang sebelumnya aku tak menyangkan hubungan mereka akan berlanjut ke yang lebih intens. Mungkin kesalahanku dulu adalah terlalu percaya diri bahwa priaku hanya mencintaiku dan tak mungkin berhubungan dengan wanita yang jelas-jelas lebih tua darinya. Tapi ternyata pria itu lebih suka wanita yang dewasa alias tua.

Aku sekarang sudah tua tapi ternyata belum ada brondong atau pria manapun yang menaruh hati padaku. Menyakitkan bukan? Bukan aku jual mahal atau apa. Aku bahkan selalu welcome dengan semua teman priaku. Tapi mereka hanya nyaman di zona pertemanan denganku tanpa menginginkan lebih. Kata mereka aku terlalu asyik, menyenangkan, dan lucu untuk jadi teman. Kalau aku menyenangkan harusnys tembak aku, lamar aku bukan hanya mengajakku seru-seruan nongkrong rame-rame. Kata mereka aku satu-satunya wanita asyik yang siap diajak hangout kapanpun. Miris!

Bulan Mei datang, aku bertekad ingin menyendiri dan menjauh sedikit dari dunia tongkrong menongkrong. Aku ingin banyak instropeksi diri agar ada pria yang melirikku tak hanya menjadi teman. Kesannya aku desperate banget yah dan seakan tak punya trauma dengan kisah cinta masa lalu. Aku pikir aku memang tak perlu mululu memandang ke belakang dan ketakutan. Itu hanya merugikan diriku. Aku tak akan munafik mengatakan aku tak punya rasa takut diumur 26 tahun aku masih sendiri. Aku khawatir tentu saja, apalagi melihat recent updates bbm semua pasang DP foto anak. Bahkan teman SMAku sudah punya 2 anak. Aku memang enjoy menjalani hariku sekarang tapi aku tetap berusaha membuka diri untuk pria yang serius padaku. Aku sudah seterbuka ini tapi masih saja jomblo.

Aku menyesap caramel latte dengan nikmat, beberapa line dan bbm untuk mengajakku hangout atau sekedar clubbing kuacuhkan. Aku merasa ingin sendiri menikmati malam galauku. Menatap kota dari jendela restauran yang cukup mahal. Aku memang sedikit gila beraninya masuk restoran hotel bintang 5 yang harga secangkir caramel latte saja bisa untuk membeli bakso dengan gerobaknya. Hari ini aku ingin menghabiskan gajiku, tak akan kupikirkan bagaimana hidupku ke depan nanti. Masih ada bang Nirwan yang siap ku todong.

Plak....

'What the hell,' makiku dalam hati.

Pipiku rasanya panas bukan main, kupandangi wanita angkuh yang memakai pakaian kurang bahan di depanku yang beraninya menamparku tanpa sebab. Akupun berdiri mensejajarkan tinggiku dengannya walaupun aku tetap masih kalah tinggi tapi aku tak nau kalah soal harga diri.

"Jangan pernah merasa menang, aku tak akan tinggal diam." desis wanita ular di depanku. Pipiku masih berkedut, kubuang pandanganku ke penjuru restauran. Semua mata menatapku. Wanita ular mendorongku hingga aku sedikit terhuyung. "Jangan cuma diam saja, wanita murahan." Teriaknya.

Aku tak boleh tersulut emosi kalau tak ingin lebih malu lagi, ini hari indahku memulai hidup baru harusnya aku bahagia bukannya dipermalukan tidak jelas seperti ini. Menyebalkan! Otak udang, makiku dalam hati.

"Sudah puas tariak-teriak dan menamparku? Pakai bajumu dulu kalau ingin bikin heboh di tempat umum, kamu seperti psk tahu tidak?" Ucapku keras dan tajam ke arah matanya. Dia akan menamparku lagi tapi lengan kokoh di balik jas menahan tangan wanita ular itu.

"Berhenti bertingkah atau kamu saya pastikan tidak bisa melihat hari esok. Pergi!" Wanita ular itu mendengus kesal dan akan beranjak pergi tapi aku mencegahnya, enak saja main pergi. Aku kan belum membalas tamparannya.

Plak...

"1-1" ucapku setelah menampar dan beranjak menjauh. Moodku sudah hilang, aku akan pergi dengan Nita dan yang lainnya saja. Nongkrong sampai pagi lalu tidur hingga sore tiba. Aku butuh kopi pahit sekarang juga.

"Wow." Aku terpekik kaget saat tiba-tiba aku ditarik, dipeluk dan what aku dicium. Kewarasanku hilang, hai tolong keluarkan aku dari sihir pria brengsek ini.

"Ternyata kamu cukup menikmatinya." Seringai kecil keluar dari bibir pria tampan di hadapanku. Harusnya aku menamparnya tapi tanganku lemas, kakiku juga, jantungku berdegup kencang seperti baru lari maraton. Mimpi apa aku semalam harus dihadapkan dengan adegan seperti ini yang bahkan aku bingung untuk meresponnya. Aku masih berdiri lemas tak berkutik sampai pria itu lenyap dari hadapanku. Arghh...

***

Di ujung SenjakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang