Bab 8 : Modus. (part 1)

25 6 0
                                        



"Silahkan masuk wkwk." Kata Alex. Tak ku sangka ternyata yang dia maksud beneran cafe kekinian. Kan jarang-jarang juga di Bromo ada cafe seperti ini, biasanya masih warung-warung sederhana. Ckckck salah aku meremehkannya.

"Ini cafe punya lu Lex? Rame juga ya." Tanya Leon

"Ohh Engga ini punya kakak gue, kalo gue ya usaha jeep itu wkwk sebenernya gue bukan driver jeep tapi karena Miya yang minta tadi ya gapapalah buat temen. Oiya, kita naik ke atas aja yang lebih nyaman dan agak sepian di balkon vip, biar nongkrongnya enak." Kata Alex menyuruh kami mengikutinya ke lantai dua. Wah wah wah, aku jadi ingin punya usaha seperti ini juga. Kalau di tangerang, hanya modal background tembok bagus dan indomie saja sudah bisa menjadi tempat makan hits. Pasti untungnya banyak ya.

Ternyata Alex benar, pemandangan di atas sini memang jauh lebih bagus. Kami bisa melihat bromo dengan lebih jelas dan udaranya juga lebih sejuk karena Alex memberikan tempat vip untuk kami. Jadi tidak perlu berdesakan dengan remaja-remaja lainnya di bawah sana.

"Mau pesen apa tuh pesen aja." Kata Alex.

Aku melihat-lihat isi menunya. Lengkap juga ya, dari makanan standar seperti mie, ayam bakar, sampai yang kelas atas seperti pasta dan steak, semuanya ada. Dan harganya juga tidak gila, sangat murah. Pantas saja cafe ini selalu ramai.

"Kami nyesuain aja terserah lu lex." Kata Miya. Iyasih, aku juga tidak enak kalau memesan di cafe milik teman dan diberi harga gratis.

"Hmm yaudah gue pesenin pasta semua aja ya, gue lagi pengen makan gituan. Oiya, ada yang ngerokok ga? atau shisha?" Tawar Alex. Tapi karena Aku tidak merokok, aku hanya bilang "Nggak, makasih ya." Lalu Alex pergi untuk memesan.

"Lu gak ngerorok Dan?" Tanya Miya.

"Engga ah, gasuka, gasehat juga." jawabku.

"Halaah cemen lu mah." Ledek Leon. Tapi aku tidak peduli. Aku jadi ingat aku pernah ikut teman-temanku untuk bermain billiard, dan di sana benar-benar tempat yang pas untuk ngebul. Semua orang di sana merokok, termasuk teman-temanku. Bahkan salah satu temanku mentraktir kami semua shisha yang menurutku cukup mahal. Kadang aku berpikir untuk mencobanya walaupun hanya sekali. Tetapi aku ingat kalau aku sudah pernah mencobanya, maka itu tidak mungkin jadi yang terakhir kalinya. Aku harus ingat bahaya dari merokok setiap aku mulai tergoda agar imanku tak runtuh. Dan ditambah lagi Rinta sangat tidak suka perokok. Dia bilang dia akan menangis kalau tau aku merokok. Dan aku tidak mau melakukan itu..

Ketika itu hanya aku yang tidak merokok. Eh ada deh satu lagi. Jadi cuma kami beruda dari sekitar 10 orang lebih yang tidak merokok ataupun shisha. Teman-temanku sudah menghasutku terus dengan embel-embel, "Cobain Dan sekali aja." Tapi untungnya aku masih bisa menolaknya. Aku bahkan menceritakan ini ke orang tuaku. Menurut kalian, apa ada orang lain seumuranku yang mau terbuka cerita soal ini ke orang tua mereka? Hmmm sepertinya jarang. Tapi aku masih yakin nasehat orang tua akan selalu menjagaku dari hal-hal buruk, jadi aku selalu berusaha untuk bersikap terbuka pada mereka.

"Ah.. (Alex datang, duduk sambil menghela nafas) Udah gue pesenin tunggu aja ya. Oiya nih gimana gue greet sekarang gapapa?"

"Gapapa si kayanya. Tapi kan berarti sekarang dia masih sama si..."

"Nopal." Kata Miya.

"Ah iya, dia masih sama si Nopal itu. Mungkin gak dia megang hape pas lagi jalan berduaan?" Kataku. Aku agak ragu sih, karena aku dan Rinta kalau sedang jalan juga sebisa mungkin menjauhkan diri dari Handphone. Karena aku kadang suka sebal kalau dia malah keasikan bermain Handphone. Seperti contohnya waktu itu, Kita berdua sedang nonton X-men. Rinta itu kalau lagi nonton suka nyender di bahuku, aku senang dengan posisi seperti itu. Aku jadi bisa mengelus-elus pipi atau rambutnya, berusaha membuatnya nyaman. Tapi malah dibagian klimaks filmnya, tiba-tiba dia tidak berhenti mengeluarkan Handphone dan membalas chat. Itu benar-benar merusak suasana nontonku, aku jadi Bad Mood dan tidak nafsu nonton lagi. Dan sepertinya Rinta peka, dia langsung minta maaf dan menjelaskan kalau dia sedang mengurus acara pensi sekolah dan tidak bisa ditunda. Sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkan dengan siapa dia chatnya, tapi kenapa harus di saat-saat filmnya sedang seru seperti ini dia malah merusak momen. Tapi aku memaafkannya setelah itu, aku juga sebenarnya tidak enak, seperti menyiksa diri sendiri kalau harus bete ke Nta (panggilan biasa untuk Rinta).

"Gapapa coba aja, kalo cewe gatel mah pasti gabisa lepas dari Hape." Kata Miya ketus, sepertinya dia benar-benar kesal dengan perempuan itu.

"Hmmm yasudah coba gw greet Hai ya."

Kami menunggu beberapa menit sambil berbincang-bincang tentang kehidupan Mahasiswa. Ternyata Alex ini adalah teman Miya dari SMA dan sekarang juga satu prodi di kuliahnya. Karena mereka lebih senior daripada aku jadi tak ada salahnya bertanya pada mereka. Mereka bilang kuliah itu sangat berbeda jauh dengan SMA, apalagi Aku yang sebagai anak rantau. Pasti memerlukan waktu untuk beradaptasi yang cukup lama. Mereka juga bilang di saat-saat seperti itu aku harus terus mendapatkan perhatian agar aku tidak merasa kesepian dan malah jatuh dan hancur perkuliahannya. Di sela-sela obrolan itu juga aku dicengin soal tadi yang aku kira goa pindul ada di Malang wkwkw benar-benar bodoh aku.

Ting Tung!

Handphone Alex berbunyi, apa itu notifikasi balasan dari Dinda? Ternyata benar!

"Hai juga." Balas Dinda, wkwkw lucu menurutku. Coba aku tanya kalian, apa jawaban kalian kalau ada seorang cowo yang walaupun ganteng banget sih, tapi kalian gakenal dan tiba-tiba say hi ke kalian? Apa sama kaya Dinda? Kalo aku diline cewe cantik sih tetep aku jawab "Iya ini siapa ya?" wkwkw. Cewe gatel emang beda jawabannya.

"Jawab apa lagi nih? wkwk" Tanya Alex.

"Yaelah kaya gapernah modusin cewe aja lu wkwkw kaya lu biasa aja." Jawab Miya.

"Yee gue mah dideketin cewe bukan gue yang deketin cewe wkwkw yaudah gue jawab 'boleh kenalan gak?' ya." Kami semua hanya mengangguk dan penasaran apa balasan selanjutnya.

Ternyata Dinda jawab Boleh kok. Sepertinya rencana kami akan berjalan dengan lancar.

*Chat Alex dan Dinda

Alex : Beneran nih? nanti cowo kamu marah lagi.

Dinda: Ah wkwk engga ko orang gue gapunya cowo.

AHAHAHA sontak kami tertawa melihat jawaban seperti itu. Fix ini mah gampang ngerebutnya. Melihat respons Dinda yanggampangan, Alex jadi semakin santai menanggapi balasan-balasan yang terus menerus. Aku melihat Leon dan Miya saling tatap-tatapan dan tersenyum licik dan puas karena rencananya berjalan. Tak apalah, aku ikut senang aja, emang pantas orang-orang seperti Nopal dan Dinda diperlakukan seperti ini.

C(R)INTAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant