Deg-deg

514 48 56
                                    


Elizabeth Gloria POV



"Hhhhhh..."

kurebahkan tubuhku disofa ruang tamu, mataku melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Aku baru sampai ke rumah selarut ini karena aku terlewat jadwal bus yang seharusnya aku naiki. Alhasil, aku harus menunggu jadwal bus selanjutnya yang rentang waktunya cukup lama.

Coba aja tadi Bu Citra gak ngajak ngobrol sama basa-basi di jalan, pasti aku gak bakal kelewatan Bus-nya.

Kulepaskan sepatuku lalu kuletakkan di rak sepatu. Aku berjalan ke arah dapur rumahku mengambil gelas, lalu menuangkan air putih untuk kuminum.

"Ahhh...." lumayan buat ngilangin haus, tadi sewaktu di Bus gak kebagian tempat duduk. Jadi aku terpaksa harus berdiri selama perjalanan pulang dari kantor.

Aku nyalakan tv di ruang tengah sekedar untuk membuat suasana rumah menjadi lebih ramai. Karena saat ini hanya aku yang tinggal disini. Dulu aku ditemani kakak sepupuku yang merawatku seorang diri tinggal berdua di rumah ini. Tapi, sejak aku lulus SMA dia dipindah tugaskan di Semarang dan memutuskan tinggal disana.

Dan begini lah jadinya, sejak kuliah sampe sekarang ini aku hidup sendirian di rumah sebesar ini. Pernah waktu itu aku kepikiran untuk mencari asisten rumah tangga untuk menemani sekaligus jagain rumah saat kutinggal. Tapi Kak Gracia gak ngebolehin menyewa asisten rumah tangga, katanya agar aku bisa lebih mandiri lagi. Kak Gracia itu kakak sepupuku yang aku ceritakan tadi, Sekarang dia bekerja sebagai dokter muda di salah satu rumah sakit besar di kota Malang.

Kedua orang tuaku? entahlah. Setiap aku tanya ke Kak Gracia mengenai mereka berdua, Kak Gracia selalu menjawab...

"Ori, orang tau kamu itu aku... jadi aku berperan sebagai kakak, papa sekaligus mama buat kamu."

Entah apa maksudnya aku gak tau yang jelas tiap kali aku menanyakan kedua orang tuaku padanya, dia selalu membelokkan arah pembicaraan dengan menanyakan hal lainnya padaku. Tapi paling tidak aku masih bersyukur punya kakak sepupu sebaik Kak Gracia, bahkan aku sudah anggep dia seperti kakak kandungku sendiri hehehe.

Oke sudah cukup ceritanya tentang Kak Gracia, sekarang waktunya bersih-bersih. Kuambil tasku lalu naik menuju ke lantai dua rumah ini tempat kamarku berada. Di rumah ini terdapat empat kamar. Dua kamar tamu dan Dia kamar lainnya masing-masing menjadi milikku dan Kak Gracia.

*ceklek

Kubuka pintu kamarku, aku pun segera masuk ke dalam kamar bernuansa putih ini. beberapa aksesoris cicak terdapat di dinding kamarku. Maklum, aku memang penggemar reptil yang satu itu. Menurutku mereka lucu dan memiliki pesona tersendiri.

Kulepas blazzer hitamku, lalu kulepas kemeja putih beserta rok-ku. Kuperhatikan tubuh polosku yang hanya mengenakan pakaian dalam lewat cermin yang.

Perasaan aku aja atau memang aku agak gendutan ya...

kupegang perut dan lenganku yang sedikit melebar. Oke mulai sekarang harus jaga makan biar gak makin gendut. Kuambil handuk di lemari lalu segera menuju kamar mandi untuk membersihkan badan.

***

Setelah beres dengan aktivitas membersihkan badan, aku  kembali ke kamar dan memakai piyama kesayanganku. Setelah semua sudah siap, aku segera menghempaskan tubuhku ke kasur sambil memeluk bantal cicak kesayanganku.

Oke waktunya istirahat...

Tapi.... sebelum tidur, kusetel dulu alarm agar besok bangunku tidak kesiangan. Kan bisa gawat kalo sampe bangunku kesiangan kayak hari ini. Setelah alarm sudah tersetel, waktunya kembali tidur.

My Annoying BossWhere stories live. Discover now