Sun: Kembalilah Matahariku

106 14 17
                                    

(Videonya jan diplay dulu ya gays tunggu aba-aba)

  Aku berjalan dengan tenaga yang tersisa. Tubuh dan tanganku penuh luka. Orang itu telah melukai rakyat dan semua orang disini! Aku pastikan bahwa aku lah yang akan membunuhnya.

  Dengan apapun caranya aku tak peduli! Walaupun cintaku lenyap, walaupun kasih sayang lenyap, bahkan nyawaku pun jadi taruhannya aku tak peduli!

  Hujan telah menjadi saksi apa yang aku ucapkan. Bahu yang basah dan bergetar, kaki yang hampir tak sanggup menopang tubuhku. Disini aku ucapkan yang terakhir kalinya!

---0---

6 bulan lalu.

  Seorang pria sedang berjalan menuju kerumunan orang. Sesampainya di belakang kerumunan dia hanya diam dan melihat ke arah sebuah kertas yang baru saja dipasang di mading. Pria tersebut maju beberapa langkah. Bukan, bukan untuk menyelinap ke dalam kerumunan lalu membaca tulisan di kertas itu, tetapi...

  "Ehem."

  Deheman pria tadi sontak membuat kerumunan yang awalnya berada di depan mading sekarang telah berbaris rapi di samping dan menyisakan jalan untuk pria tadi. Pria itu langsung melangkah maju dan melihat berada di manakah kelasnya. Yah, pria itu sedang berada di sekolah.

  Tanpa disadari pria tersebut, ada seorang gadis berkacamata berlari ke arahnya dari lorong kantin. Dia berlari tanpa memperdulikan tatapan orang lain terhadapnya. Yang penting bagi perempuan itu adalah datang tepat waktu atau kalau tidak dia akan dibully habis-habisan.

  Perempuan itu berusaha menyelinap dari kerumunan orang di depan mading—lebih tepatnya di samping. Tanpa melihat ke atas, dia tertabrak oleh seseorang. Dan orang itu adalah pria tadi. Pria berambut merah ke orange dan bermanik kuning.

  Perempuan itu tahu siapa yang ditabraknya. Dia langsung membungkuk dan meminta maaf kepada pria tersebut.

  "Maafkan hamba Pangeran, telah menabrak Anda dengan lancang. Saya sedang terburu-buru, jadi permisi!" Ujar gadis itu dengan setengah berteriak. Setelah mengatakan maaf dia langsung berlari menuju gudang. Bukan, bukan gudang yang menantinya tapi seseorang didalamnya yang menanti gadis itu.

  Saat pengawal pria berambut orange itu ingin mengejar gadis tadi, pria itu menahannya. Setelah melihat dia berada di kelas apa, dia langsung pergi dari situ. Tetapi pria bermanik kuning keemasan itu tidak ingin ke kelasnya, tetapi ke taman belakang sekolah yang dikenal angker.

  "Jangan ikuti aku!" perintahnya pada para pengawalnya.

--0--

  Brukk...

  "APA YANG MEMBUAT MU LAMA MEMBELI MAKANAN HAH?! GADIS SIALAN, APAKAH KAU TIDAK TAU BAHWA AKU SEDANG KELAPARAN?!"

  Terlihat seorang gadis berambut hitam sepunggung yang sedang terjatuh tak berdaya di atas kardus dan barang berdebu.

  "Ma-maaf kan aku, t-tadi aku menabrak seseorang. M-makanya agak mengulur wak-waktu," ujar gadis itu terputus-putus karena merasakan punggungnya yang sakit karena menabrak benda keras.

  'Padahal lukaku yang mereka buat kemarin belum sembuh, sekarang ditambah luka lagi? Apa yang akan ku katakan pada petugas UKS nanti?' ujar gadis bermanik ungu itu.

Sun: Kembalilah MataharikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang