Chap. 27

3.1K 399 10
                                    

Seperti biasanya, Aila sudah berada di kantor. Dengan meja yang penuh dengan tumpukan kertas menyebalkan.

Aila hari ini benar-benar tidak ada mood untuk melakukan aktivitas hari ini. Yang hahya dalam pikirannya sedari tadi hanya kasur. Ia ingin cepat-cepat pulang dan tidur.

Namun saat sedang mengetik, rasa tidak enak menyelimuti Aila. Aila berhenti dan memejamkan mata. Dia bingung rasa tidak enak ini karena apa.

Soal Yixing, dia liat Yixing tadi pagi segar bugar.

Tiba-tiba suara dering Hp berbunyi yang berasal dari Hp Aila. Aila melihat siapa yang memanggil

Alisha.

Kakaknya. Memang semenjak pagi tadi Kakaknya sudah menelpon namun Aila mengabaikannya.

Suara Hp Aila masih berdering yang membuat Yerin disebelahnya melihat Aila

"Kenapa nga diangkat?" Tanya Yerin

"Nga, kenapa-kenapa." Jawab Aila lalu mereject Telpon dari Kakaknya.

Namun setelah itu berdering lagi, membuat Aila menghela nafas. Yerin bukannya tidak tau soal hubungan Aila dan Kakaknya. Berkali-kali Yerin nasehatin, Aila tidak mau dengar.

"La. Buang ego lo. Jangan gini terus. Itu Kakak lo, mana tau ada hal penting yang dia pingin ngomong kan?" Kata Yerin

Akhirnya Aila mengangkat Telpon dari Kakaknya.

"Ah, akhirnya lo angkat juga."

"Ada apa? Cepet gue masi sibuk."

"La, gue tau lo masi marah sama gue tapi sekarang bukan hal itu yang penting. Ini soal Mam-"

"Mama kenapa?!"

"Mama dilariin ke rumah sakit, daritadi pagi dia uda ngerasa sakit-sakitan. Mam-"

"Rumah sakit mana?!" Nafas Aila naik turun. Dia benar-benar takut.

"Gue bakal kirim alamat rumah sakitnya."

Lalu, Aila cepat mematikan telponnya. Sekarang yang terpenting itu Mamanya, ia merasa bersalah karena tidak pernah lagi menjenguk ibunya sendiri.

Air mata Aila sudah keluar, membuat Yerin khawatir.

"Lo kenapa nangis La?!" Kata Yerin panik

Perkataan Yerin membuat seisi ruangan memandang mereka.

"Mama gue masuk rumah sakit.."

"Gue harus pergi sekarang." Lanjut Aila

Aila mengambil tasnya dan keluar dari ruangan dan berpas-pasan dengan Jaebum.

"Eh. Lo kenapa?! Kenapa nangis gini?" Tanya Jaebum

"Gue harus pergi sekarang, karena Mama gue masuk rumah sakit. Bum, gue izin dulu ya." Kata Aila lesu

"Yodah, kalau gitu gue anterin."

"Ga,us-"

"Ayuk cepet yang terpenting lo harus cepet-cepet kerumah sakit." Kata Jaebum

Dan Aila pun mengiyakan, dia benar-benar khawatir dengan Mamanya dan tentu saja ia merasa bersalah, Aila merasa takut benar-benar takut.

Apakah perasaan tidak enak tadi yang menandakan ini akan datang?


























×××

Setelah sampai rumah sakit Aila berlari dengan cepat keruangan ICU yang dikirim oleh Alisha. Yang dibelakang juga ada Jaebum mengikuti Aila.

Dan Aila melihat Alisha dengan raut muka khawatir.

Sesampainya,"Bagaimana sama Mama?" Tanya Aila

Alisha sadar Aila sudah sampai, dan Alisha menggeleng.

Aila terduduk dikursi, dia berharap Mama nya tidak kenapa-kenapa. Walapun berusaha tenang, Aila sudah menangis, dia takut benar-benar takut.

Selang beberapa menit, dokter pun keluar dari ruangan ICU. Spontan Aila langsung berdiri.

"Siapa keluarganya?" Tanya dokter

Alisha dan Aila mengangkat tangan.

"Okey. Apakah kalian tau bahwa Ibu kalian terkena 17 tusukan?"

Ucapan Dokter membuat Alisha maupun Aila terpetangah, mereka bahkan tidak tau, Aila mulai lemas.

"1 minggu yang lalu, Ibu kalian mengalami kecopetan, namun karena Ibu kalian sekuat tenaga untuk mengambil kembali dompetnya, ia malah diserang oleh pencopet dengan menggunakan senjata tajam dan ditusuk 17 kali." Kata Dokter

Aila terkulai lemas

"Dan saat itu pihak dari kami tidak tau ingin menghubungi siapa, karena dari tas,dompet,hp semuanya diambil, jadi kita tidak bisa menghubungi." Lanjut Dokter

"Sebenarnya Ibu kalian belum sembuh total, dia mengalami 2 hari kritis. Namun setelah sadari dia ingin pulang."

"Pada akhirnya, sekarang keadaannya kritis lagi."

Aila menangis sekuat tenaga, begitupun Alisha. Alisha sebagai Kakak benar-benar terpukul, dia merasa bodoh, sebagai Kakak dia tidak bisa menjaga Ibunya sendiri.

Dan Aila juga begitu, kenapa Ibunya mengalami masa kritis diantidak berada di sampingnya. Dia bahkan tidak tau bagaimana keadaan Ibunya pada saat itu.

Aila merasa durhaka.

"Gue minta maaf, karena gue ga bisa ngejagain Mama.." Kata Alisha

Aila terdiam membisu, dia tak bisa berkata-kata lagi.

Berjam-jam Aila terduduk termenung di ruang tunggu. Sekarang sudah jam 4 sore. Dan Jaebum masih setia menunggu.

Ia juga merasa sedih apa yang dialami Aila.

"Letakkan tangan mu diatas bahuku. Biar terbagi bebab itu dan membuatmu tegar." Kata Jaebum.

TBC

Holaaaa. Gue lagi TO dan besok pelajarannya Ipa dan gue belum belajat samsek malah nulis Wp :")

Vote and Comments ya guys. Sebagaibrasa menghargai karya orang:)))

FINE ; ZHANG YIXING ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें