MBC 1

62K 2.1K 28
                                    

Welcome new story, maaf jika cerita dan alur nya masih berantakan karna masih membayangkan peran nya hehehe..

Selamat membaca
***
Suara roda yang bergesekan dengan lantai membuat bunyi yang cukup keras.

Derap langkah yang anggun membuat beberapa pasang mata menatap nya memuja bahkan mereka seperti melihat bidadari yang baru saja turun dari langit sana.

"Venyaaaaa buruan apa ih jalan nya tebar pesona mulu anjir"Omel Gadis cantik ini kepada gadis yang baru saja dipanggil Venya, ya Prilly Venya Tavisha anak pengusaha terkaya diasia namun ia jarang menunjukkan wajah nya dipublik jadi tidak ada yang tau jika ia anak dari pengusaha terkenal Venya Company.

"Yaelah Le santai apa ih kaya baru pertama kali naik kereta aja"Jawab nya pada sepupu yang sekaligus seperti sahabat nya Alena Reivani Thalita, anak dari Adik papa nya Prilly itu yang diurus atau diasuh oleh Mama Prilly dari sejak bayi.

Jika bertanya kenapa orang tua kandung nya tak merawat nya?  Jawaban nya Karna OrangTua nya lebih Cinta pekerjaan mereka dibandingkan Anak nya sendiri.

"Buruan ah gue males harus nyari kursi dulu udah tau lo mesen tiket nya aja kita beda tempat duduk"Omel nya lagi.

"Iye iye maap elah, yaudah ayo Buru kita boarding tiket dulu"Jawab Prilly.

Mereka berdua sudah berada diarea Peron Stasiun Yogyakarta ,karna mereka habis menikmati liburan semester mereka.

Saat kereta Api yang akan mereka naiki sudah stand by dijalur, namun mereka lebih memilih menunggu terlebih dahulu karna banyak penumpang yang akan menaik juga.

Setelah dirasa sudah cukup lega mereka masuk kedalam rangkaian kereta.

Setelah Sudan menemukan tempat duduk mereka.

"Nggak asik banget tempat duduk pisah ,ntar kalo dapet nya om2 gimana?  Pkok nya gue mau tuker kalo dapet om-om"Dumel Vani.

"Iya iya kalo masih muda ganteng awas lo ye minta pindah"Ancam balik Venya.

"Permisi"Suara Bass yang berat mampu mengalihkan 2gadis cantik ini kearah sumber suara.

"Maaf mba ini bangku saya"Ucap Lelaki tampan itu kearah Vani yang masih melihat nya dengan tatapan memuja.

Dug

Venya memukul kening Vani dengan gemas karna tak menyahuti ucapan lelaki itu.

"Eh iya. Iya maaf mas silahkan duduk"Ucap nya sedikit terbata dan berpindah ketempat duduk asal nya.

Vani melihat kearah sepupu nya itu yang dibalas dengan wajah tengil nya karna prediksi mereka salah.

Venya terkekeh melihat wajah sepupu nya itu.

"Turun mana mas? "tanya Venya memecah keheningan.

"Gambir mb"Jawab lelaki tampan.

"Nya' sok sksd lau"Sindir Vani sambil menyumpal telinga nya dengan headset.

Venya hanya menggeram menahan kesal nya.

"Nama nya siapa? "tanya Lelaki itu.

"Prilly Venya Tavisha"Jawab nya sambil membalas uluran tangan.

"Ali Delvin Ravindra"Jawab Ali.

"Dipanggil nya apa?  Venya? "Tanya Ali.

"Prilly aja, venya buat dikalangan keluarga kok"Jawab Prilly dengan senyum manis nya.

Ali hanya menganggukan kepala nya.

Sementara vani merasa ada seseorang yang duduk disebelah nya namun ia acuh.

"Lo gila li ah ninggalin gue ditoilet untung nggak ketinggalan kereta gue nya"Omel orang yang duduk disebelah Vani.

"Sorry sorry abis lo lama banget ja jadi nya gue tinggal deh, so?  Nggak ketinggalan kereta kan"Jawab nya sambil senyum manis nya.

Demi tuhan venya nggak kuat yaallah kalo liat itu orang senyum apalagi ampe mata nya merem gitu astaga, batin Venya menjerit melihat nya.

Kereta mulai bergerak di atas rel nya ,membuat Venya menoleh kearah sepupu nya itu memastikan ia tidur atau hanya memejamkan mata nya.

Sepanjang perjalanan dari Jogja ke Jakarta Venya sesekali mengobrol dengan Ali terkadang sesekali ia menguap karna ia perjalanan yang sangat Jauh dan ia mengambil jam keberangkatan sore dari Jogja.

"Nya' laper nya', "Panggil Vani sambil menoleh kearah sepupu nya itu.

"Yah dia tidur, mana makanan ama dia lagi"Sambung nya saat melihat Venya terlelap dengan menyandarkan kepala nya kejendela.

Vani melepaskan headset yang ia pakai dan bergegeas berdiri.

"Permisi mas"Ucap Vani kepada orang yang disebelah nya.

"Enghh"Leguh nya karna ia sedang tertidur.

"Eh iya sorry sorry"Ucap nya saat menyadari bahwa Vani menatap nya.

Setelah keluar dari tempat duduk, Vani melihat Venya yang begitu nyenyak terlelap nya.

"Huft makan digerbong restorasi dah ini nama nya, mana iseng pula sendiri"Gumam nya.

"Mba mau kemana? "Tanya orang yang disebelah nya tadi.

"Mau kerestorasi mas"Jawab Vani.

"Kenalin Gue Baja, bareng deh sekalian mau beli kopi"Ucap Baja dan dibalas anggukan oleh Vani.

Mereka harus berjalan kedepan melewati 1gerbong karna mereka ada di gerbong 6.

Sepanjang perjalanan Badan Vani mengikuti goyang nya kereta dan tak jarang ia ditahan agar tak jatuh oleh Baja.

Baja tanpa sadar tangan nya menggenggam erat tangan Vani.

"Mau makan apa? "Tanya nya lembut.

"Nasi rames aja sama air mineral"Jawab Vani saat sudah berada di gerbong restorasi.

Sambil menunggu Baja yang sedang mengantri, Vani mengecek ponsel nya takut ada info dari kampus nya.

'Udah sampai mana sayang?'Pesan dari Mami Ully membuat Vani tersenyum, karna baginya beliau yang merawat nya dari kecil dan mengetahui dimana orang tua nya pun Vani hanya terdiam menahan kecewa dan sakit hati secara bersamaan.

'Masih dikereta mi, aku nggak tau dimana nya tapi perkiraan sampe gambir nanti jam 11malem mi'Vani hanya tersenyum sambil membalas pesan singkat dari Mami Ully, ia bersyukur masih ada yang merawat nya.

"Hey kok malah ngelamun nih makan"Ucap Baja membuyarkan lamunan Vani.

"Makasih "Ucap Vani tulus dan dibalas anggukan oleh Baja.

"Kamu kuliah?  Atau masih SMA? "Tanya Baja memecah keheningan.

"Kuliah udah semester 6 dan lagi nyari tempat magang buat nyusun skripsi"Jawab Vani sambil mengunyah makanan nya.

"Emang jurusan apa? "Tanya Baja.

"Akuntansi"Jawab Vani.

"Btw panggil Alena aja jangan Vani"Sambung nya, pasal nya panggilan Vani jika ia sedang bersama Prilly.

Setelah selesai makan dan Baja sudah selesai meminum kopi hangat nya itu mereka kembali ketempat duduk mereka.

"Kalo mau duluan, duluan aja gapapa soal nya aku mau kekamar mandi dulu"Ucap Alena saat melihat pintu toilet.

"Bareng aja gapapa"Jawab Baja dan Alena hanya menganggukan kepala nya.

****

nggak dapet feel ya? 

Jakarta, 29-10-2017

My Beloved Ceo (New Version)Where stories live. Discover now