"Gue capek Fey. Gue bingung, hubungan gue sama dia sekarang itu sebenarnya apa?" Fia bertanya.

Fey menjentikkan jarinya, "Makanya kamu harus tanya sama dia. Karna aku gak bisa jawab itu" ujar Fey lalu membuat Fia lagi-lagi berfikir hal apa yang harus ia lakukan setelah ini.

"Gue masih belum siap denger semuanya, Fey"

"Aku yakin, ini semua cuman salah paham. Dan, kamu sendiri yang malah bikin masalah kamu ini jadi tambah kusut" jelas Fey lalu membuat Fia sedikit tersandar akan apa yang dikatakan Fey mungkin ada benarnya juga.

"Kasih dia kesempatan untuk bicara, kamu harus dengerin semuanya sampai selesai" ucap Fey dan dibalas anggukan oleh Fia.

Ada sedikit tekad yang muncul dari dalam diri Fia malam itu. Agar semua masalahnya selesai, ia akan berusaha untuk mengaplikasikan semua saran yang disampaikan oleh Fey kepadanya, resiko yang akan dia dapat akan dia simpan sendiri nantinya.

Tib-tiba, Fey merasakan penyakit yang ia detita mulai kambuh dan menyerangnya malam ini. Gadis itu memegang dadanya yang terasa sakit, kedua matanya terpejam merasakan sakit itu dan Fey juga menggigit bibir bawahnya untuk menahan sakitnya.

Fia yang merasakan ada yang aneh dari kembarannya itu segera menoleh. "Fey, lo kenapa? Lo sakit? Dimana yang sakit?" Wajah Fia sungguh-sungguh menampilkan kepanikan yang sangat ia takutkan.

Fey menggeleng, "To-long vitamin a-ku Fi" ujarnya masih dengan menahan sakitnya itu.

Fia yang mengerti maksud gadis itu segera berjalan ke arah nakas di samping tempat tidurnya untuk mengambil benda yang dimaksud Fey. "Ini Fey. Minum cepetan" Fia menyodorkan sebutir obat dan segelas air minum ke arah kembarannya itu. Dengan cepat Fey menerimanya lalu memasukkan obat itu ke dalam mulutnya.

Beberapa detik kemudian, sakit yang dirasakan Fey mereda lalu gadis itu tersenyum lega. "Fey, lo sakit apa sih? Gak mungkin kalau itu cuman vitamin, gue yakin itu obat lo, kan?" Fia bertanya namun dibalas gelengan oleh Fey.

"Aku gak apa-apa Fia. Itu cuman vitamin kok"

"Bohong. Ini udah kedua kalinya gue lihat lo minum obat itu sambil kesakitan. Lo sakit apa Fey" Fey masih terdiam.

"Gue ini kembaran lo. Kita sedarah, dan gue harus tau semua hal tentang lo" Fey masih tetap menggeleng sambil tersenyum ke arah Fia. "Kamu tenang aja, aku baik-baik aja kok" ucap Fey menenangkan saudari kembarnya itu.

Dengan spontan, Fia memeluk Fey dengan erat, seakan tidak ingin melepaskan pelukannya. "Gue sayang sama lo, Fey. Gue mau ganti hari-hari kita yang udah kebuang selama bertahun-tahun yang lalu" Fey mengelus pundak milik Fia dengan lembut lalu mengangguk.

"Iya Fia. Aku juga sayang sama kamu"
•••••

Angelo terduduk di kursi meja belajarnya dengan kepala yang ia telungkupkan di atas lipatan kedua tangannya. Cowok jangkung itu masih memikirkan cara seperti apa yang bisa ia lakukan untuk menjelaskan semuanya kepada gadis yang sangat ia rindukan di malam yang dingin ini.

Suara ketukan pintu kamar milik cowok itu terdengar dari luar, ia mengangkat kepalanya lalu mengusap rambutnya dengan kasar. "Siapa?" Teriaknya.

"Aku, Maudy" jawab seseorang dari balik pintu kamarnya. Angelo mendengus lalu berjalan mendekati pintu itu dan membukanya.

Angel(o)Where stories live. Discover now