He wasn't Sacrificing, but Protecting

396 42 5
                                    

"Haha lihat siapa yang datang menyambut kita!" Kata seseorang yang terlihat berkedudukan paling tinggi di antara orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

"Khukhu... Tuan Samurai, anda seorang diri saja? Besar juga nyali anda ya!" Kata pria lain yang memiliki badan kekar seperti binaragawan.

"Di mana Hijikata?!" Geram Gintoki, yang kemudian menyebarkan pandangannya untuk mencari sosok pria berambut hitam itu.

"Di mana ya? Kasih tau ngga ya?" Canda si pemimpin yang diikuti tawa pria lainnya.

Seisi ruangan sekarang menertawakan Gintoki yang sudah bersiap menebas kepala siapa saja yang menghalanginya.

"Jawab atau kalian akan menyesal,"

"Huh? Memang apa yang bisa Anda lakukan, Tuan Samurai Penyendiri?"

"Breng-"

"Gintoki!!"

Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari lantai dua, yang bahkan Gintoki sendiri tidak menyadari bahwa gedung ini dua lantai.

Tanpa harus menoleh ke sumber suara, Gintoki sudah bisa menebak siapa orang yang memanggil namanya tersebut.

"Hijikata!" Gintoki hendak berlari menuju tangga yang berada di ujung ruangan namun langkahnya terhentikan begitu pemberontak yang berdiri di samping Hijikata mendekatkan pisau ke leher si surai hitam.

"Jangan gegabah, Samurai-san," si pemimpin mendekati Gintoki.

"Apa maumu?"

"Yang aku mau? Bukannya sudah jelas? Kematian Hijikata!!!"

Disaat yang bersamaan, pria yang berdiri di samping Hijikata mengangkat tangannya yang memegang pisau lalu mengacungkannya ke arah leher Hijikata.

Namun sayangnya, dikarenakan refleks Gintoki yang diatas rata-rata ditambah lagi amarah yang menguasai jiwanya, ia meloncat ke arah Hijikata dan menendang tangan pria di sebelahnya sebelum pisau itu menancap di leher Hijikata.

KRAK!!

Suara tulang yang remuk terdengar dari pria yang sudah terkulai di lantai.

"Brengsek mati aja lu!" Gintoki hendak menghajar lebih jauh pria itu dengan pedang Hijikata, tapi sayangnya...

"Tunggu! Cukup Gintoki!" Hijikata memberinya back hug.

"Minggir, lepasin ga?!"

"Gamau!"

"Eh peak lu diem aja mau dibunuh?! Kepala lu kebentur apa?!"

"Itu pedangku balikin!!"

Hijikata berteriak supaya si keriting ikal itu mau mendengarkannya. Saat Gintoki masih terdiam karena kaget, Hijikata cepat-cepat mengambil pedangnya dari tangan Gintoki.

"Ini urusanku, samurai biasa seperti kamu ga punya wewenang buat eksekusi siapapun!"

"Hah? Apa lu bilang?"

"...lebih baik LU PERGI AJA SEKARANG BIAR GUA YANG URUS SISANYA. OK?!"

Hijikata marah dan menjorokkan badan Gintoki ke dinding. Sementara dirinya loncat ke lantai bawah untuk berhadapan dengan pemimpin pemberontak tersebut.

Samurai-samurai pemberontak lainnya mulai berhamburan menyerang Hijikata namun semua serangan mereka ditebas dengan mudahnya.

Gintoki bengong melihat kekasihnya yang tadi pagi terlihat begitu anggun namun kini terlihat sangat kuat dan tangguh.

Si brengsek ini...

Dalam satu gerakan, Gintoki meloncat ke lantai bawah dan menghajar pipi Hijikata sampai pria berambut hitam tersebut terjungkal di lantai.

It's Ok, I Love YouWhere stories live. Discover now