Prolog

24 0 0
                                    

       Sepeninggal Paman Joe, jurnal tebal dengan berbagai edisi bersampul perak yang tampak lusuh terbungkus kain kasar bertekstur seperti kulit pohon di wariskan padaku- keponakan perempuan kesayangannya- semua total bukunya ada 14 buah. Buku berlapis aneh Warisan paman joe membuat bulu kudukku merinding. Karena saat kubuka lembaran pertama yang berada paling dekat dengan tubuhku, hanya ada beberapa tulisan kabur dan gambar seseorang menggantung kepala seekor makhluk berbulu yang luar biasa besar dengan sepotong tali terbuat dari besi mengkilat. Tak ayal aku langsung menutup buku itu, membungkusnya dengan kain kasar beserta teman-temannya, menggotongnya dan melemparnya ke bawah tempat tidur. Aku berjanji tidak akan pernah melihatnya lagi atau berpikir jika buku itu ada, atau mungkin aku tidak akan pernah menganggap paman kesayanganku ada. Itu yang kupikirkan pertama kali saat warisan itu berada di tanganku hingga hari menjadi hari , sampai akhirnya akhir bulan september berubah menjadi dingin menandakan datangnya bulan penuh horror dan permen. 

        Diriku pernah berjanji tidak akan membuka bungkusan mengerikan itu, sampai sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

        Diriku pernah berjanji tidak akan membuka bungkusan mengerikan itu, sampai sekarang. Saat aku mulai memikirkan kostum untuk pentas drama anak-anak panti asuhan di ujung jalan, aku teringat kembali jurnal yang membuatku menjadi penakut. Terlintas dikepalaku bahwa mungkin itu hanya sebuah jurnal tentang hallowen yang sedang di garap pamanku, yang secara tiba-tiba membuatnya menghilang dari dunia ini. Aku sudah kepala dua, tidak ada yang bisa menghalangiku dari sebuah ide gila. kuggapai sebuah buntelan di bawah kasurku dengan hati-hati seperti saat aku melemparnya ke bawah tempat tidur. Dengan perlahan bungkusan kasar itu terbuka, kepalaku menjulur untuk melihat ke- 14 buku dalam keadaan sehat dan menakutkan secara bersamaan. mataku mungkin salah atau aku hanya terlalu takut dengan buku ini, beberapa bayangan hitam melesat di sekitarku. Sempat pikiranku mengatakan untuk kembali ke kehidupan normal, tapi hatiku mengatakan untuk membuat pentas ini menjadi indah. Tidak ada kata kembali. Kali ini jemariku mengambil buku berbeda dari yang pertama kubaca- lebih tepatnya meneriaki bukunya- dengan sampul yang lebih lusuh dari yang lainnya, kukira ini jurnal pertama. Sesaat kubuka sampulnya, terdapat lembar pertama yang tak kalah lusuhnya. Anehnya buku ini, tulisannya lebih rapi dan terbaca dengan jelas. sebuah kalimat pertama di tengah-tengan lembar usang itu.

Untuk Artemis 
Cinta dan l-

        Setelah kata 'dan' aku tidak bisa membaca kata yang berawalan huruf 'L' atau "i" itu. 'Cinta dan love?' 'Cinta dan Limpa?' 'Cinta dan imbuhan?', apapun yang kupikirkan selalu berujung dengan gelengan kepala. Paman Joe pernah berkata dia menjumpai seorang gadis dengan helaian rambut seperti bulan- perak bersinar dan matanya bagai lautan susu- sangat dalam, kukira itu nama gadis itu. Pada saat itu aku berharap akan dikarunia beberapa sepupu, tapi dia tak kunjung mengetuk pintu rumah dan memberi salam hangat pada kakak laki-lakinya- ayahku. Dengan rasa keingin tahuan yang tinggi aku beranjak ke arah rak buku disamping tempat tidur dan membaca kembali sejarah yunani- karena tidak mungkin nama 'Artemis' berada di sejarah lokal, buku yang kupikir paling benar untuk menjawab teka-teki di otakku. setelah beberapa halaman berlanjut, iris hazel-ku menyorot kalimat yang berbunyi 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 03, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WOLF WAHRWhere stories live. Discover now