01

118 8 0
                                    

Gadis itu bernama Snow. Tentu saja itu hanya nama panggilannya saja. Nama lengkapnya adalah Clarrise 'Snow' Blacksmith. Ia mendapatkan panggilan Snow karena lahir di bulan desember, saat hujan salju. Ayahnya berasal dari California, Amerika yang bernama Robert Blacksmith. Sedangkan Ibunya yang setengah Korea dan setengahnya lagi Los Angeles, bernama Kang Eun Bi, namun dipanggil Hannah. Setelah tinggal selama tujuh belas tahun bersama Robert dan keluarganya setelah menikah, orang tua Hannah meminta mereka untuk pindah dan menetap di Seoul, Korea Selatan. Hal ini menyebabkan Snow harus menjadi seorang siswi pindahan yang tidak lancar berbahasa Korea di salah satu sekolah favorit di Seoul.

Tahun ajaran baru akhirnya dimulai. Snow, yang walaupun keberatan, harus tetap bersekolah di sekolah yang telah dipilih oleh kakek – neneknya itu. Bahkan Ia juga telah mendapatkan nama Koreanya. Kang Eun Byul, nama korea Snow yang mirip dengan nama Ibunya, diberikan oleh kakek – neneknya. Pagi ini, dengan nama dan seragam barunya, Snow diantar ke sekolah baru. Gedung sekolah yang berarsitektur modern menyambut wajah kelabunya. Siswa-siswi lain mulai berjalan melewatinya. Sesekali ada yang berbalik melihatnya atau hanya menengok wajah asingnya sekilas. Wajah Snow semakin kelabu. Tidak terlihat wajah asing lainnya di sekolah ini. Ia mulai memikirkan tawaran kakek untuk menerima les privat Bahasa Korea. Astaga!

Snow berjalan pelan memasuki gedung sekolah. Di pintu masuk sedang berdiri seorang guru yang sedang menyambut siswa-siswi yang datang.

"Selamat pagi, Pak!" sapa Snow sopan dengan Bahasa Inggris.

"Selamat pagi." Balas guru itu dengan Bahasa Inggris yang cukup baik. Snow merasa lebih baik.

"Saya adalah siswi pindahan, dan hari ini adalah hari pertama saya. Apakah Bapak bisa membantu saya?" tanya Snow sopan.

"Tentu saja, mari kita ke ruang guru." Kata sang guru lalu bergegas dan diikuti oleh Snow.

Setelah bertemu dengan Kepala Sekolah dan Wali Kelasnya, Snow segera menuju kelas barunya. Kelas 3-2 adalah kelas yang akan menjadi kelasnya selama berada di sekolah ini. Snow yang biasanya memakai pakaian casual ke sekolah saat di Amerika, merasa aneh dengan seragan dam bagde lambang sekolahnya "STERN HIGH" di jasnya, dan hal itu membuatnya menarik-narik rok pendek lipit-lipitnya saat berjalan di belakang Wali Kelasnya.

Wali Kelas masuk lalu menyapa murid-muridnya dan membuat seorang siswi yang sedang membaca novel menutup novelnya dan menyimpannya, beberapa siswi yang sedang berdandan segera memasukan alat berdandannya, serta membuat tiga orang siswa yang sedang tidur segera terbangun. Setelah mengabsen murid-murid dan memberi sambutan pagi, Wali Kelas lalu memanggil Snow masuk untuk memperkenalkan diri. Gadis itu masuk dan melihat seisi kelas. Seketika matanya melebar saat melihat seseorang yang dikenalnya.

"Silahkan!" kata Wali Kelas dengan Bahasa Korea.

Walaupun Snow memahami perkataan Wali Kelas, namun Ia tidak sedikitpun berniat untuk memperkenalkan dirinya dengan Bahasa Korea.

"Hai, semuanya! Namaku Clarrise Blacksmith, tapi kalian bisa memanggilku Snow. Aku berasal dari California. Semoga kita bisa berteman." Snow memperkenalkan dirinya dengan Bahasa Inggris.

Pemuda yang sedari tadi melihat ke luar jendela seketika berbalik dan menatap Snow yang ada di depan kelas. Wali Kelas segera menunjukan tempat duduk Snow yang berseberangan dengan pemuda itu. Mereka terpisah satu baris tempat duduk. Keduanya hanya saling menatap lalu tersenyum manis.

Jam pelajaran pertama berakhir ditandai dengan bunyi bel yang nyaring. Guru di depan kelas segera mengakhiri kelas dan keluar, agar murid-murid dapat beristirahat. Semua mata lalu menatap Snow.

"Clarrise?" kata seorang gadis cantik dengan nada sinis.

"California?" kata seorang pemuda dengan nada mengejek.

"Nama Korea?" tanya seorang pemuda yang penasaran, dengan Bahasa Korea.

Mereka tidak bisa melihat nama Korea Snow yang tertutup rambut panjang berwarna biru gelapnya itu. Gadis itu terkejut dengan tatapan mereka. Wajahnya berubah seakan ingin menangis, lalu Ia berbalik pada pemuda di seberangnya.

"Young K!" panggilnya seperti akan menangis.

Semua mata berbalik melihat pada Young K saat pemuda itu beranjak dari kursinya dan menarik Snow ke belakang kelas.

Setelah mereka berdiri berhadapan, Young K memandangi Snow dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia mengacak-acak rambut Snow, menarik hidungnya, lalu mengguncangkan tubuh Snow agar Ia benar-benar percaya bahwa gadis itu nyata.

"Kau di sini!" seru Young K dengan Bahasa Inggrisnya yang fasih.

"Ya, aku di sini!" jawab Snow. Young K lalu memeluknya dengan girang.

"Aku merindukanmu!" kata Young K lagi.

"Aku juga merindukanmu." Balas Snow senang.

"Ayo, ke kantin! Aku lapar." Ajak Young K lalu merangkul Snow pergi.

Sepanjang jalan menuju kantin, semua gadis terkejut melihat Young K yang sedang merangkul seorang gadis, hingga seorang gadis cantic lain tiba-tiba berdiri di hadapan mereka dan membuat keduanya berhenti.

"Dia siapa?" tanya gadis itu pada Young K dalam Bahasa Korea.

"Dia siapa?" tanya Snow pada Young K dalam Bahasa Inggris.

Young K bingung melihat gadis di hadapannya.

"Kau siapa?" Young K balik bertanya pada gadis itu dengan Bahasa Koreanya.

"Aku tidak tahu siapa." Jawab Young K pada Snow dengan Bahasa Inggris.

"Tapi dia sepertinya mengenalmu dan merasa tersakiti saat ini." Balas Snow.

"Aku adalah wakil dari para gadis yang selamanya ini mati-matian mendapatkan hatimu atau setidaknya perhatianmu. Tapi kau malah merangkul gadis lain." Jawab gadis itu dramatis.

Young K menarik Snow dan berjalan melewatinya. Snow yang tidak mengerti perkataan gadis itu sempat berbalik dan melihatnya sekilas.

"Kau benar. Mereka mengenalku tapi aku tidak mengenal mereka. Dan katanya, mereka ingin setidaknya mendapatkan perhatianku." Kata Young K datar.

"Oh... Penggemarmu?" goda Snow. Young K hanya mengangkat bahu.

Keduanya duduk berhadapan sambil menikmati makanan yang mereka beli. Young K masih sibuk memperhatikan Snow yang sedang memperhatikan suasana kantin. Tempat itu cukup luas dan teratur. Snow melihat para gadis atau para pemuda duduk berkelompok. Ada juga yang hanya duduk sendirian atau berpasangan. Young K tiba-tiba menyibakkan rambut panjang Snow dan melihat papan namanya.

"Oh.. Kang Eun Byul..." goda Young K.

"Ini nama dari kakek dan nenek. Mirip dengan nama Ibu." Jelas Snow.

"Aku tahu." Jawab Young K dengan Bahasa Korea.

Snow menatapnya dingin. "Jangan bicara Bahasa Korea denganku!" katanya kesal.

Young K menggeleng. "Kau harus dibiasakan dengan Bahasa Korea. Kau akan tinggal di sini selamanya." Katanya santai.

"Apa kau menerima les privat?" tanya Snow. Young K menggeleng.

"Kau?" Young K balik bertanya.

"Kakek menawariku, tapi..." wajah Snow berubah aneh.

Young K membelai rambutnya. "Aku akan membantumu agar bisa Bahasa Korea sedikit demi sedikit." Katanya bersemangat. Snow mengangguk setuju.

"Bagaimana kau bisa lancar berbahasa Korea?" tanya Snow.

"Saat di California, Ayah dan Ibu selalu menggunakan Bahasa Korea, hanya sesekali saja mereka berbahasa Inggris. Aku juga menggunakan Bahasa Inggris hanya di sekolah dan denganmu." Jelas Young K. Snow menggangguk paham.


Jangan lupa divote ya 😊
Terima kasih 😊💛

Day6 : Melody with Snow [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang