Nusantara Plottwister

92 5 1
                                    

JUARA II
ItaAmalia
Nusantara Plottwister [19 Juli 2017]

Karya

🎉🎉

🎉🎉

[Bawang merah dan bawang putih]

“Putih, dimana kamu!?” bagai terompet di saat perayaan tahun baru. Teriaknya melengking menggema di tengah hutan namun sayang, sang pemilik nama yang baru saja diteriaki sama sekali tidak mengubris suara lengkingan itu. Pasalnya gadis cantik yang bernama Putih kini sedang bersandar manja pada batang pohon dan sedang bermimpi jikalau dia dinikahi pangeran yang membawa sepatu kaca.

Suara semasak-semasak bergoyang terdengar keras karena seseorang yang berjalan cepat menerobos semak-semak itu dan dia terus meneriaki nama Putih, ya Putih yang sedang terlelap dengan wajahnya tanpa dosa. Seseorang itu tak lain adalah kakak tiri Putih, yaitu Merah. Sama seperti namanya yang berarti api atau sangat arogan dan selalu diliputi oleh emosi yang tinggi.

“Ini dia, rupanya kau sudah berubah menjadi putri tidur, Putih.” Akhirnya Merah menemui saudara tirinya atau lebih kepada adik tirinya, adik tirinya sedang menutup mata dan bibirnya sedikit terangkat menampilkan senyuman tipis, seindah itukah mimpinya?

Merah tidak ambil pusing dia berjalan dengan cepat berniat untuk membangunkannya namun, tepat pada jarak yang sangat dekat Merah terdiam menatap wajah Putih yang terus mengangkat bibirnya.
Tanpa disadari debaran bagai angin yang bergemuruh mulai melalap habis jantung Merah, debaran itu mulai terasa tak kala Putih yang terus tersenyum tipis seolah tersenyum pada Merah yang nyatanya Putih tersenyum pada pangeran di dalam mimpi indahnya.

“Aku mau menikah dengamu.” Gumam Putih di tengah-tengah senyum tipisnya itu, Merah terkaget-kaget ketika mendengar gumaman Putih, pasalnya dia masih normal dan sadar jika itu tidak masuk akal.

“Putih, bangun dasar pemalas!” seru Merah masih dengan debaran jantungnya, dia tidak menyadari jikalau dia mulai merasakan perasaan aneh terhadap Putih.
Sang pemilik nama Putih merasa tidur sekaligus mimpi indahnya terganggu oleh suara itu, dia mulai bergerak gelisah dan senyum tipisnya mulai pudar. Merah yang terus terdiam, memperhatikan gerak-gerik Putih tak sadar jika pipinya yang tirus mulai memerah sama dengan namanya bukan?

Perlahan tapi pasti Putih membuka matanya pelan, dia terdiam sejenak mungkin sedang mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal pada mimpi indah yang baru saja dia alami. Putih memekik kaget ketika melihat manik mata saudara tirinya atau lebih tepatnya kakak tirinya. Kakak tirinya itu sedang menatap Putih dengan tatapan sendu, pekikan Putih membuat kakak tirinya menatap Putih semakin tajam seolah mengunci pergerakannya.

Merah yang sedari tadi memperhatikan Putih kini mulai beranjak dan berlalu seolah dilalap oleh semak-semak, dia berlalu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Putih mengerutkan dahinya, dia bermonolog dengan pikiran yang bingung.
“Apa ada yang salah denganku?”

***

Silir angin terasa menyentuh kulit mulus milik Putih, dia sedang berada di depan jendela kamarnya yang sengaja ia buka lebar-lebar. Putih mungkin sedang beristirahat pasalnya dia baru saja selesai membersihkan piring bekas makan malam bersama keluarga tirinya, dia juga sedang merenung karena kakak tirinya, Merah selalu menatap diri Putih secara sendu.

Merah yang sedang terlentang menatap langit-langit kamarnya terdiam dengan pikiran yang terus memikirkan Putih, senyum tipisnya itu yang membuat debaran jantung kembali terasa. Merah menggerang frustasi pasalnya dia mulai merasa jikalau dirinya mulai melewati batas sebagai sesama saudara.

Nusantara PlottWisterWhere stories live. Discover now