▫9▫

21.7K 3.8K 839
                                    

Jaehyun berjalan masuk ke dalam rumah besar itu, melongok ke dalam dan kemudian berhenti. Sangat tenang dan hening. Doyoung tidak terlihat, dan tidak ada Taeyong di depan pianonya seperti biasa juga.

"Halo?" panggil Jaehyun cukup keras.

"Masuk saja!"

Dia mendengar suara Taeyong.

Jaehyun melangkah lebih jauh ke dalam rumah dan menemukan Taeyong sedang duduk di meja makan, meminum kopi.

"Mau?"

Jaehyun menggangguk senang, dia tidak pernah bisa menolak kopi buatan Doyoung-

"Hanya peringatan, itu bukan buatan Doyoung." Taeyong tersenyum.

Jaehyun meringis, tapi tetap menuangkan satu cangkir.

"Kemana Doyoung?" tanya Jaehyun.

"Tidak tahu, tidak peduli juga. Dia pergi pagi-pagi sekali. Tapi aku memberinya libur. Dia butuh waktu bersantai."

Taeyong mengangkat bahu.

Jaehyun hanya menjawab dengan senyuman yang memiliki maksud tertentu dan hanya diam.

"Apa?" tanya Taeyong.

"Tidak perlu disembunyikan begitu. Aku tahu kau peduli padanya," ledek Jaehyun, menyenggolnya di bahu.

"Tidak." Taeyong mencoba acuh lagi.

"Iya. Mengaku saja. Tidak peduli seberapa sering kalian bertengkar, seberapa sering kau mengelaknya, nyatanya kau memang peduli pada Doyoung dan perasaannya," Jaehyun menyenggolnya lagi.

"Hentikan itu." Taeyong mendorong menjauh tangan Jaehyun. Cemberut. "Aku bilang tidak, ya tidak."

Jaehyun hanya duduk di sana -tersenyum dan tertawa sendiri diam-diam.

Taeyong memutar matanya.

"Kalau begitu kita juga harus pergi dan melakukan sesuatu hari ini. Doyoung mendapat hari libur, maka kau juga harus memiliki hari liburmu sendiri, Taeyong," saran Jaehyun.

Taeyong menatapnya dari balik koran.

"Aku rasa tidak-" Dia menggelengkan kepalanya.

"Ayolah, ini akhir pekan. Aku tahu kau takut, kita juga tidak meski pergi ke luar dan muncul di tempat umum -mungkin piknik di halaman belakang? Hanya beberapa langkah dari pintu rumahmu." Jaehyun tertawa.

Taeyong mendesah dan mencoba memikirkan sesuatu agar bisa keluar dari itu.

"Ini akhir pekan tapi kenapa kau di sini? Bagaimana dengan anakmu? Pekerjaan membenarkan pagar itu bisa dilakukan lain kali. Kau harusnya menghabiskan waktu dengan anakmu saat libur."

"Mark menginap di rumah temannya. Jika tidak pasti aku sudah membawanya ke sini bersamaku."

Taeyong diam, kehilangan kata-kata.

"Ayolah. Sebagai gantinya aku yang akan membuat makanan." Jaehyun memohon.

"Kau bisa memasak?"

"Lebih baik darimu. Sekedar sandwich, sih, gampang."

Taeyong cemberut, mengerang sebal.

Jaehyun tertawa.

"Ayo, Taeyong. Sekali ini saja. Aku akan bertanggung jawab jika nanti terjadi sesuatu -yang menurutku sangat tidak mungkin. Apa kiranya kejadian buruk yang dapat terjadi di belakang rumahmu? Selain digigiti serangga dan kemudian gatal-gatal?" Jaehyun tertawa sendiri akan candaannya.

Beauty and The Beast [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang