Yang dikatakan Zahra memang benar, membuat Fandy akhirnya berjalan bersama Zahra dan Bintan menuju kelasnya.

*****
Angelo berjalan ke luar toilet lalu menyusuri koridor lantai bawah. Bola matanya menatap lurus ke depan. Saat dirinya melewati UKS, Bu Hesti memanggil dirinya dan membuat lelaki itu berbalik ke sumber suara.

"Angelo, tolong kamu jagain siswi yang disana ya" Angelo menengok ke dalam UKS untuk melihat siswi yang dimaksud itu, namun yang ia lihat hanya tirai berwarna putih.

"Nggak ah bu, nanti orang-orang mikir yang enggak-enggak lagi" tolak Angelo dengan halus.

"Ada CCTV kok. Saya mau ke ruang kepala sekolah, kasih laporan pembelian obat. Sebentar saja" Angelo yang melihat wajah Bu Hesti yang melas pun akhirnya menuruti perintah wanita itu.

Bu Hesti tersenyum penuh kemenangan, "Jangan macam-macam ya kamu" pesannya sambil tersenyum jahil. Angelo hanya memutar bola matanya malas.

Angelo mendudukkan dirinya di kursi milik Bu Hesti, lalu mengambil ponsel yang berada di kantong seragamnya dan membuka aplikasi game kesukaannya, yaitu AOV.

Angelo mendengar adanya gerakan di balik tirai UKS. Lelaki itu berjalan mendekati sumber suara, pupil matanya membesar saat ia melihat gadis berlesung pipi yang ingin menjadi temannya berada di hadapannya.

"Angelo?" Fia mengucek kedua matanya, siapa tau dia salah lihat. Namun, ternyata itu memang benar-benar Angelo.

"Jadi yang dari tadi gue jagain itu, elo?"

Jantung Fia berdegup kencang saat mendengar perkataan lelaki itu. "Makasih udah nungguin gue" ucapnya sambil tersenyum.

"Kalau bukan karena Bu Hesti yang nyuruh, gue juga nggak bakal mau" balasnya dengan ekspresi dingin, sedangkan Fia hanya terus merekahkan senyumnya.

Angelo berbalik lalu hendak mengambil langkah ke luar UKS, namun Fia memegang lengannya yang membuat langkahnya terhenti. "Lo mau kemana?" Angelo melihat tangan kecil Fia yang melingkar di lengannya, Fia yang melihat arah pandangan Angelo pun segera melepaskan pegangannya.

"Gue mau belajar" jawabnya cepat.

"Bareng ya" Fia turun dari tempat tidur UKS. Namun kakinya yang masih lemas membuat dirinya kehilangan keseimbangan, lantas membuat tangan kekar milik Angelo melakukan gerakan spontan dengan melingkarkan tangannya di pinggang milik gadis mungil tersebut, menahan agar gadis itu tidak terjatuh.

Kontak mata mereka bertemu untuk beberapa detik.

Berasa jadi aktris FTV gue.

Namun setelahnya, tangan kekar Angelo terlepas dari pinggang Fia, membuat gadis itu terjatuh ke lantai.

"Pantat gue" teriak Fia lalu disambung ringisan dari gadis itu. Angelo hanya berdiri tanpa melihat keadaan gadis di sebelahnya.

Setelahnya, yang Angelo dengar adalah tangisan gadis itu. "Dasar cengeng, jatoh gitu aja nangis, kayak bocah" ucap Angelo yang masih berdiri di sebelah Fia yang menangis dan meringis kesakitan.

Bukannya diam, gadis itu tambah mengencangkan tangisannya. "Diam. Berisik" Ucap Angelo dengan santainya.

Bu Hesti yang mendengar tangisan dari luar UKS pun segera berlari masuk ke dalam. "Fia, kamu kenapa, kok nangis? Ada yang sakit?" Fia tidak menjawab, membuat Bu Hesti menatap Angelo penuh tanda tanya.

"Angelo, kamu apain Fia?" Angelo menoleh lalu menaikkan kedua alisnya.

"Saya enggak ngapa-ngapain dia bu. Dia jatuh sendiri, terus melebih-lebihkan pake acara nangis" Bu Hesti memukul pundak Angelo. "Saya kan nyuruh kamu jagain dia. Kenapa kamu malah diam aja waktu dia nangis?"

Angelo menghela nafasnya, "Ya allah bu itu salah dia, kenapa nggak hati-hati?"

Bu Hesti menggeleng mendengar jawaban Angelo lalu membantu Fia untuk berdiri dan duduk di atas tempat tidur. "Fia ada yang sakit nggak?" Fia menggeleng pelan lalu mengusap air matanya.

"Saya mau kembali ke kelas ya bu" kata Angelo lalu berbalik.

"Saya mau ikut, bu"

"Kamu udah nggak apa-apa Fia?" Fia mengangguk yakin.

"Angelo" Lelaki itu menghentikan langkahnya.

Alamat palsu dah ini batin Angelo. Lelaki itu berbalik sambil mendengus sebal. "Ada apa, bu?"

"Kamu antar Fia ke kelasnya ya" Angelo melotot. "Nanti saya dimarahi sama Bu Rasti karena kelamaan izin" alibinya.

"Tidak usah alasan. Nanti saya yang akan jelaskan ke Bu Rasti" Lagi-lagi, Angelo mendengus sebal.

Bu Hesti menuntun Fia ke arah Angelo yang berada di dekat pintu, lalu wanita itu mengambil tangan Angelo dan meletakkannya di lengan atas milik Fia, dengan cepat Angelo melepasnya.

"Bukan muhrim, bu"Bu Rasti terkekeh. "Alasan kamu, enggak usah malu-malu kamu. Pasti kamu juga mau kan megang-megang Fia?" Angelo memutar bola matanya malas.

"Ibu Suudzon "

"Sudah, tolong pegangin Fia. Takutnya dia jatuh lagi nanti, dan kamu bakalan saya salahkan kalau Fia jatuh lag" Angelo mendengus sebal.

Angelo menurut akan apa yang dikatakan Bu Hesti, hal itu membuat pipi Fia memerah seperti tomat. "Jangan lepasin pegangannya sampai di kelas Fia ya, Angelo. Ibu bakal lihatin dari sini" Angelo memutar bola matanya malas lalu mengangguk.

"Makasih udah banyak tolongin gue hari ini" Angelo mengangguk untuk balasan ucapan Fia. Sedangkan gadis itu terus berusaha menyetrilkan degupan jantungnya yang makin kencang seperti kuda yang berlari.

*****

Gimana part yang ini? Apa masih ada yang kurang? Kayaknya banyak :v

Tapi, makasih banget udah baca sampai sejauh ini. Jangan lupa komen dan vote yaa❤️

Angel(o)Where stories live. Discover now