Part 8

23 0 0
                                        

Kepada Rabb semesta alam
.
.
Sejak aku berada di kandungan ibu,  di alam rahim kata mereka.  Aku merasa itulah tempat terbaik setelah surga.  Mereka bilang rahim itu kecil tidak seperti alam dunia tapi bagiku rahim ibu sangatlah besar,  aku bisa berputar ke segala arah,  sesekali aku renggangkan tanganku untuk berolahraga.  Disana hangat, tenang dan juga banyak makanan.
Selama aku berada di dalamnya aku merasa sangat bahagia,  sesekali aku tidak sabar untuk bertemu ibu,  aku ingin memeluknya dan mengucapkan terimakasih,  karena telah memberiku asupan gizi dan melantunkan ayat ayatmu yang Indah mengalun di telingaku,  itulah yang membuatku terlelap tidur disana.
.
.
Lalu aku tumbuh dan berkembang, hingga seisi bumi mengharapkan kehadiranku kata mereka,  ada yang menangis karena bahagia juga ada yang tertawa karena wajah tulusku yang tak mengerti tentang betapa fananya dunia yang ku singgahi ini. Ketika usiaku menginjak balita manusia yang ku kenali hanyalah ibu dan juga ayah,  bagiku merekalah malaikat yang kau janjikan pada saat aku masih di surga.  Aku menyayangi mereka karena mereka begitu baik padaku.  Sampai pada aku bisa mengucap kata dan menyampaikan doa,  aku tersedu.  Rasanya semua telah berubah.
.
.
Dunia ini tidak sama indahnya dengan rahim ibu ataupun surga,  aku temui orang orang yang tidak menyayangiMu, mereka bilang kau tidak adil pada hidup mereka,  mereka pertanyakan keberadaanMu.  Aku marah,  tapi aku masih terlalu kecil untuk mengatakannya.
KepadaMu Rabb,  dunia ini terlalu menakutkan.
Penuh darah dan pertengkaran.
.
.
Kalau boleh aku meminta,  jauhkanlah ayah dan ibuku dari orang orang yang meragukanMu.
.
Medan,  24 Agustus 2017

Yang Di Rasa (Yang Di Kata Dalam Aksara)Where stories live. Discover now