2. Survive

11K 1.7K 300
                                    

Sekedar membuat ikannya berubah warna. Hari sudah malam, dan Jaehyun membakar gosong satu ikan berharganya. Hari ini sangat melelahkan. Jadi bukan salah Jaehyun jika ia membakar hitam santapannya. Jaehyun menyimpan satu ikan yang lain hanya dengan mengasapinya. Dan memakan satu ikan yang lain. Sudah tidak ada pilihan selain makan makanan gosong.

Malam itu Jaehyun terlelap dengan beberapa rintisan air mata menggenang dipelupuk mata. Perasaan takut dan keputusasaan yang terkesan buru-buru itu sangat mengerikan. Tiada harapan pasti yang dapat Jaehyun pikirkan. Dia hanya ingin selamat. Pulang.

Tendanya cukup nyaman. Bisa menghalau angin malam pantai yang lama-kelamaan membuat menggigil. Satu selimut tipis cukup untuk kehangatan yang melindungi Jaehyun. Dan api unggun yang mulai padam melengkapi kehangatannya.
-
-
-
-
-
Keesokan paginya, Jaehyun bisa merasakan matahari terik yang mulai menerpa tenda miliknya. Jam menunjukkan pukul 9.00 pagi. Jaehyun bergegas untuk mengambil ikan asapnya dan mulai makan. Ia minum sangat banyak kemarin. Air nya tinggal satu botol. Tapi Jaehyun memutuskan untuk mencari makanan dari laut. Apapun yang bisa ia makan.

Seandainya ia tahu bahwa hidupnya akan semacam ini, mungkin Jaehyun akan ikut club pecinta alam semasa sekolahnya. Karena dia tidak bisa berpikir jernih saat tau ia tersesat. Jaehyun hilang dari kehidupan biasanya. Dan itu amat memuakkan bagi seorang Jung Jaehyun.

Jaehyun tidak tau apa yang harus ia gunakan untuk memancing. Kail dan senar yang tergulung itu terasa percuma baginya. Tidak ada petunjuk apapun yang dapat ia gunakan untuk mencari makan. Akhirnya Jaehyun mengambil sebilah pisau. Tidak punya ide sama sekali apa yang akan ia lakukan dengan pisau itu.

Ia pergi ke bebatuan besar yang ia temui semalam. Ia masih terheran dengan ikan yang ia temukan. Dan suara kecipak besar itu bagaikan seekor ikan besar sedang berbalik untuk berenang bebas.

Ketika Jaehyun menghampiri bebatuan itu, ada berapa gerombolan ikan yang anehnya berkumpul dengan tenang dibalik ombak yang tidak cukup besar. Jaehyun terheran. Kemudian menerjangkan pisaunya ke salah satu gerombolan ikan yang ada dibawah kakinya.

Darah segar merembes begitu saja. Tidak banyak yang Jaehyun lakukan. Tapi mendapatkan setengah lusin ikan untuk pasokan makanannya sangatlah menyenangkan. Ada perasaan gembira ketika Jaehyun mendapatkan ikan-ikan itu. Dan tentunya dengan cara yang sangat mudah. Entahlah bagaimana itu bisa terjadi. Yang pasti Jaehyun untuk beberapa hari kedepan masih bisa makan.

Jaehyun kembali ke tenda. Menusuk satu persatu ikan yang ia dapat menggunakan ranting kayu. Jaehyun menatanya begitu rapi disamping api unggunnya yang mati. Kemudian Jaehyun memutuskan untuk masuk ke hutan. Mencari sumber air terdekat dan mengisi botol-botolnya, juga mencari kayu untuk api unggun nya nanti.

-
-
-
-
-
Makhluk itu muncul di permukaan. Memandangi Jaehyun sambil tersenyum. Ia tak bisa mengalihkan pandangannya pada Jaehyun. Beberapa kali ia menyembunyikan kepalanya yang muncul takut jikalau Jaehyun mengetahuinya.

Senyumannya pudar ketika melihat Jaehyun memasuki hutan. Ia takut kehilangan pandangannya. Tapi asumsi mengenai kebutuhan makanan dan beberapa botol yang ada ditangan Jaehyun melegakannya. Jadi akhirnya ia berani menampakkan seluruh badannya.

Rambutnya hitam legam selaras dengan mata bulatnya. Kulitnya putih pucat dan sangat mulus. Tapi bagian pinggang kebawah berwarna hijau hitam kebiruan. Dengan sisik yang memperindah ekornya. Ekor ikannya mengibas beberapa kali, mencoba keluar dengan merangkakan tangannya lalu menggeser perlahan tubuh bawah.

Ketika ia keluar dari permukaan, garis-garis tipis hitam muncul dibagian perpotongan lehernya. Ia tidak bisa keluar dari air terlalu lama. Tapi memang ia tak pernah keluar air dalam jangka waktu yang cukup lama. Setidaknya ia hanya duduk dipantai, dengan tubuh bagian bawah yang masih teterpa desiran ombak.

MermaidWhere stories live. Discover now