Cklek..
Pintu terbuka, seorang gadis masuk ke dalam kamar kemudian menuju kamar tidur. "Kak Beby disini? Kirain Anin"

"Kenapa Ta?" Tanyanya sambil tetap bermain ponselnya.

"Gak.. Aninnya mana Kak?"

"Kak Aninnya di dapur Kak!" Jawab Andra sambil menunjuk arah dapur. "Makasih yaa" Okta mengusap rambut Andra kemudian berjalan menuju dapur.

******

Anin baru saja selesai memasak lalu berjalan menuju kamar dan melihat kedua orang sedang tertidur. Beby memeluk Andra, begitupula Andra juga memeluk Beby.

Anin tersenyum kemudian menggoyangkan keduanya. "Ka Bebyyyy, Andraaa"

Beby langsung mengerjapkan matanya dan melihat Anin tersenyum padanya. "Eughhh udah masaknya?"

"Udah, ajak Andra juga makan sekalian. Aku dipanggil Kak Melody"

"Aku?"

"Kakak jaga Andra aja ya. Itu segala macemnya udah di meja makan" Beby mengangguk. "Aku tinggal dulu ya Kak"

"Iya cantik" Anin langsung bergegas pergi dengan wajah tersipu. Wajah bantal Beby membuatnya salah fokus, apalagi dengan poni baru Beby yang semakin menambah nilai plus.

Setelah kepergian Anin, Beby segera membangunkan Andra kemudian mengajaknya cuci tangan lalu makan.

******

"Aninnn"

"Eh iya? Kenapa Ta?" Okta langsung memicingkan matanya curiga dengan Anin yang daritadi tersenyum senyum  sendiri. "Kamu mikirin apa?"

"Ka-- Ng... Gak ada kokk" Okta menghela nafas pelan. "Aku tau ada yang kamu sembunyiin, tapi aku juga tau kamu paling susah buat di kepoin" Okta kembali memandang ke depan tempat Shani berdiri saat ini.

Anin menatap wajah samping Okta. "Kadang aku heran aja Nin, sebenernya aku sahabat mu bukan sih? Setau aku sahabat tempat keluh kesal kita. Aku selalu cerita ke kamu, tapi kamu.."

"Maaf" Anin menunduk tak kuat menatap Okta. Anin menghela nafas lemah. "Kamu sahabat aku Ta, tapi.. Masalah ini... Hmm.."

Okta melirik Anin yang tengah merasa bersalah itu. "Aku tadi mikirin kamu dan Kak Beby" Okta tersentak dan langsung menatap Anin.

"Gak gitu juga kali ngeliatnya.."

"Kamu mikirin Aku?"

Anin mengangguk. "Tentang apa?" Anin mengangkat bahunya. "Entahlah.." Okta langsung memukul bahu Anin. "Ish jahat banget"

"Okta, Anin"

"Eh iya Ci, maaf"

*******

Anin membuka kamarnya dan mendapati Beby dan Andra sedang bermain ponsel. Aninpun tersenyum jahil lalu berjalan mengendap endap.

"KAK BEBY!!!"

"Astaga Aninn...!" Beby tersentak melempar ponselnya.

Brak...
"Aduh.." Gumam Anin melihat ponsel tersebut jatuh setelah terbang melayang tak tau arah.

"Ck.. Hp guee" Beby langsung jongkok meraih ponselnya. Dan disaat bersamaan Anin juga berjongkok dan meraih ponsel Beby.

Keduanya langsung terdiam. Tangan Beby yang tak sengaja menggengam tangan Aninpun semakin menambah tingkat canggung keduanya.

Pandangan keduanya bertemu, tangan Beby segera meraih ponselnya lalu berdiri. "A-aku ke kamar mandi dulu"

Anin masih terdiam hingga suara pintu tertutup pun terdengar. Anin langsung meruntuki kebodohannya. "Kak Anin kenapa?" Anin langsung menoleh ke Andra. "Ng.. Gapapa kok, Andra mau makan?"

Andra menggeleng. "Hmm.. Okta sama Ci Des kemana sihhh" Gumam Anin sambil menatap jam yang menunjukkan pukul 6 sore.

Beby kemudian keluar dari kamar mandi. "Aku ke kamar dulu ya" Anin mengangguk.

"Ya-Yaudah duluan Nin. Titip Andra" Beby mendekat ke Andra kemudian mengecup kedua pipi Andra. "Kamu tidurnya sama Kak Anin ya" Andra mengangguk.

Beby berdiri dan mengacak poni Anin. Anin langsung terdiam dengan perlakuan Beby. "Jangan kebanyakan bengong. Bener kata Kak Ve dulu kamu diginiin dikit udah diem" Beby langsung mencubit pipi Anin.

Anin meringis. "Aaa sakit kak" Beby melepaskan cubitan pipinya dan mengecup pipi Anin lalu berlari pergi meninggalkan Anin dengan wajah kagetnya.

Beby berdiri bersandar di pintu. Semenjak kejadian ponselnya rasa gugup dengan Anin mulai muncul dan ia memutuskan untuk bereksperimen dan ternyata memang...

Anin..

Anin..

Anin orang kedua yang bisa bikin Beby seberdebar ini!!

Tbc..

Seishun AcademyOnde histórias criam vida. Descubra agora