Chapter XXXIX (Kit)

946 75 4
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"*Kakak yang berteriak!" Aku dengan cepat membuka pintu mobil, tentu saja wajahku sudah seperti orang yang putus asa, sebanyak yang bisa aku rasakan. Aku tidak yakin kaca film mobil cukup menutupi apa yang terjadi, karena kaca film ini masih sama saja saat terakhir kali aku masuk ke jurusan kedokteran. Aku pikir kakakku itu pasti bisa melihat apa yang terjadi di dalam mobil, dan ini semua sudah menjadi kenyataan, seperti yang sudah aku duga sebelumnya.

(* เฮีย(Hia) = Mas alias kakak laki-laki yang lebih tua.)

"APA YANG SEDANG KAMU LAKUKAN BERSAMA PRIA ITU?!!!!!"

Suaranya begitu keras, sampai aku berpikir mungkin para tetangga bisa mendengarkan apa yang dikatakannya disini. Sekarang aku merasa sangat ketakutan sampai gemetar, aku tidak tahu bagaimana menyelesaikan permasalahan yang ada di depanku ini. Ini bagus, dia adalah kakak tertuaku, dan dia pasti tidak pernah bermimpi bisa melihat hal semua ini.

Apa yang sudah kulakukan di depan rumahku sendiri?

Aku melihatnya dengan begitu gemetaran, merasakan rasa kaget dan marah yang dirasakannya menjadi satu.

Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak tahu harus berkata apa, hanya saja dia sudah mengangkat tangannya untuk menghentikanku saat berusaha berbicara padanya. Bagaimanapun situasinya, lebih baik tidak membicarakan ini sekarang.

"Sawadee Krap"

"Siapa kamu?" Dia melihat ke arah Ming dengan pandangan sangat tidak menyenangkan dan marah.

"Saya pacar Kit."

Kata-katanya yang seperti ini langsung membuatku memutar kepala ke arahnya sampai rasanya leherku mau patah, tapi dia tidak melihat ke arahku. Aku melihat wajahnya, aku tidak tahu bagaimana ekspresinya sekarang.

Aku menelan ludahku, walaupun aku tidak mengatakan apapun. Ming tetap maju untuk menghadapi ini. Dia berusaha untuk membantu menyelesaikan situasi yang sulit bagiku ini. Tapi, aku tidak tahu. Bantuannya akan membuat masalah menjadi lebih baik atau lebih buruk.

Ming jelas tidak terlihat sekaget aku saat dia menghadapi ini langsung. Dari awal waktu aku melihatnya, dia terlihat begitu tenang. Padahal dia lebih muda dariku, tapi dia berani menghadapi masalah seperti ini lebih daripada aku.

"Pacar?"

"Ya, Pacar." Ming melingkarkan tangannya ke bahuku, dengan gerakan yang biasa. Tapi aku bisa merasakan kalau jantungnya sekarang berdetak begitu kencang. Dia melihat ke wajahku seperti menegaskan soal hal ini, kemudian kakakku ikut berpaling. Gerakannya ini terlihat kalau dia yakin dengan apa yang sedang dilakukannya.

Aku meliriknya dan akhirnya melihat wajahnya sambil tersenyum, cukup ragu dengan situasi ini. Untuk sesaat aku mencemaskannya juga. Aku mungkin merasa baik menjadi pacarnya.

Dia membuat wajah untuk menyuruhku diam. Aku pikir dia mungkin akan berteriak marah, aku hanya menduga kenapa tidak begini.

Saat berkonflik dengan keluarga, aku jelas merasa tidak begitu takut sampai hal ini terjadi.

"Aku memang mengerti hal semacam ini, di jaman sekarang, aku juga punya cukup banyak teman Gay."

Kakakku memegangi kepalanya seperti sakit kepala, dia melihat ke arahku seperti ingin mengatakan kenyataan ini padaku.

🆃🅰🅼🅰🆃 Bulan Pendekatan Ke Bulan ✓Where stories live. Discover now