2/ 4

26 4 0
                                    



"Apa kalian merasakan kejadian aneh ini? Semua orang diam tanpa ada yang beretegur sapa seperti biasanya, bahkan ayah dan ibuku juga tidak mengatakan apa-apa padaku pagi tadi." Ucap Jimin mulai cemas yang ditanggapi dengan persetujuan dari yang lain bahwa mereka juga merasakan hal yang sama.

Tak beberapa lama kemudian bel sekolah pun berbunyi, dan yang lebih anehnya lagi adalah, bel tersebut berbunyi seakan sedang di slowmotion, dan hal itu membuat kami langsung berpandangan satu sama lainnya dengan tanda tanya di wajah kami masing-masing yang terpampang jelas.

"Sedang apa kalian disini, ini sudah waktunya masuk kelas." Ucapan salah seorang guru membuyarkan lamunan kami, dan itu membuat kami senang karena semua kembali seperti semula, suara bel itu, dan anak- anak juga sedang terburu-buru masuk kelas sambil terus berbicara.

"Ahh Mr. Min, iya kami akan masuk kelas." Aku yang mengenali bahwa dia adalah guru seni sekaligus wali kelas di kelasku dan Tae Hyung pun langsung membubarkan diri dan masuk menuju kelas.

"Aku harap kalian tidak akan pergi kemana-mana setelah pulang sekolah." Gumam Mr. Min Yoon Gi tepat dibelakang aku dan Tae Hyung yang sontak membuatku terkejut.

"Tae, apa kau tadi mendengarnya? Sepertinya Mr. Min tahu kalau kita akan pergi nanti." Ucapku begitu kami berdua duduk di bangku masing-masing.

"Ahh, mungkin kau salah dengar, aku bahkan tidak mendengar dia berkata apapun." Ucap Tae Hyung seraya mencoba mencari buku pelajaran seni di dalam tasnya.

"Yahh mungkin." Aku pun mengacuhkan hal tersebut dan mencoba mencari buku pelajaran dalam tasku.

Tidak seperti yang aku duga ternyata sekolah dipulangkan lebih awal karena akan ada rapat antar petinggi sekolah beserta donatur dan juga guru-guru yang mengajar di sekolah, karena hal ini pula lah aku, Ho Seok, Jimin, dan Tae Hyung, sudah siap untuk pergi menuju rumah Shin Ra. Dengan berbagai kebutuhan yang sudah kami persiapkan jauh-jauh hari maka masing-masing dari kami hanya membawa sebuah ransel berukuran sedang yang hanya berisi pakaian, beberapa keperluan pribadi, beberapa makanan pengganjal perut, ponsel dan perangkatnya, serta dompet tentunya. Sekarang kami sudah berada didalam bus yang akan mengantarkan kami menuju kota Shin Ra, selama perjalanan aku sesekali bercerita mengenai Shin Ra sewaktu kecil dulu, aku yang sering membuatnya menangis dan kadang melindunginya dari anak-anak nakal, mengingat itu semua membuatku bernostalgia bahwa aku sudah betemu dengan Shin Ra saat ini, sungguh aku merindukannya. Tak terasa bus yang kami tunggani sudah sampai pada tujuan kami, dan kami pun langsung turun di salah satu halte yang aku pikir lumayan dekat dengan rumah Shin Ra, aku dan yang lainnya mencoba mencari rumah Shin Ra sayangnya kami tidak kunjung menemukan rumah tersebut, sudah merasa lelah kami pun mencoba bertanya kepada salah seorang yang lewat.

"Maaf Bu, kami boleh bertanya alamat? Apa Ibu tahu alamat rumah ini?" Aku masih mencoba bertanya kepada ibu- ibu yang lewat dengan sisa tenaga yang aku miliki.

"Ohh ini, kamu tinggal lurus saja mentok belok ke kanan lurus ada sebuah gang masih lurus kira- kira lima meter lagi itu tempatnya." Ucap ibu- ibu itu setelah itu kami langsung berterima kasih padanya lalu beranjak pergi tanpa menghiraukan perkataannya yang selanjutnya.

Dan kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan tanpa bertanya lagi pada orang-orang disekitar yang menatap heran pada kami saking bersemangatnya, tak seperti dugaan ternyata tempatnya cukup jauh dari jalan raya, masuk ke dalam gang seperti ini dan sepi. Namun, karena selama perjalanan kami terus bercakap-cakap rasa lelah pun tidak kami hiraukan, dan tak berapa lama akhirnya kami sampai pada tujuan kami dan betapa terkejutnya kami ketika mendapati hal lain yang ada di hadapan kami, yang kami harapkan adalah sebuah rumah sederhana dengan Shin Ra yang sudah menunggu kami di depan rumah, namun ini benar- benar diluar ekspentasi karena yang berada di hadapan kami justru sebuah gedung sekolah bertingkat dua yang dicat berwarna hijau muda, warna yang cukup nyentrik jika dibandingkan dengan bangunan yang dari tadi kami lihat selama perjalanan yang didominasi warna monochrome.

MessageWhere stories live. Discover now