Antrian

678 74 10
                                    

CAST:

🌸 melody as Melody

🌸 melody as Melody

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸Lidya as Lidya

🌸Lidya as Lidya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Lidya telah tiba ditempat tujuan.

Ia disuruh mamanya untuk membeli obat herbal.

Tetapi hari ini, tempat yang ia tuju terasa penuh.

Ada 4 antrian yang hampir sama panjangnya.

Lidya sendiri baru pertama kali kesini, jadi ia tak tau antrian mana yang harus ia ambil.

Ia sama sekali tak mau salah ambil langkah. Karna menurut perkiraannya, untuk antrian pertama saja membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Bayangkan kalau ternyata antrian yang benar adalah antrian keempat. Sudah dipastikan Lidya tewas ditempat.

Lidya juga menyesal tidak mendengar perkataan mamanya untuk sekedar membawa bekal dan minum.

Masalahnya Lidya tidak sempat sarapan. Minumpun hanya sedikit.

Lidya mencoba mengingat pesan mamanya.

Mama lidya: Dari pintu masuk, ambil antrian yang kiri.

Masalahnya, pintu masuk ke tengah tengah antrian ini ada empat dan Lidya tidak tau antrian mana yang dimaksud oleh mamanya.

Kemudian, Lidya teringat pesan mamanya kembali.

Mama: Biasanya kalau hari seperti ini, banyak ibu ibu dan nenek nenek yang mengantri.

Oke, Lidya mencoret dua antrian yang dipenuhi oleh bapak-bapak.

Selanjutnya, ia hanya perlu ikut mengantri disalah satu antrian.

Gpp salah, setidaknya Lidya hanya butuh menghabiskan waktu 1 jam disini daripada sebelumnya 2 jam.

Dengan jurus anak sekolah kepepet. Lidya menghitung kancing baju------

Milik bapak-bapak disampingnya.

Ya itu karna dia sedang tidak memakai baju yang ada kancingnya.

"Yang cepet ya. Gak enak kalau kelihatan sama istri saya, nanti disangka selingkuh" Ucap bapak tersebut.

"Iya pak. Bentar lagi" Balas Lidya.

Kancing berakhir di antrian keempat.

Lidya mulai mengantri disana.

•••••

Selama mengantri, Lidya hanya melamun saja. Ia tidak punya tenaga untuk bicara karna kekurangan asupan makanan dan minuman.

Hingga tiba saat dimana Lidya hanya tinggal menunggu antrian satu orang lagi.

Dia tidak begitu memperhatikan. Tatapannya kosong. Perutnya sangat lapar.

Hingga seorang wanita memanggilnya.

Lidya tersadar dan melihat wanita tersebut.

Dengan cekatan, Lidya memperbaiki penampilannya.

Rambutnya ia sisir menggunakan jemarinya.

"Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Lidya.

"Harusnya mah saya atuh yang tanya ke akangnya. Akang teh butuh apa?" Tanya wanita itu.

"O-oh. Itu mbak. Saya disuruh mama saya beli obat herbal" Terang Lidya.

"Obat herbal?" Gumam wanita tersebut.

"Atuh obat herbal mah ada di antrian kedua atuh kang" Terang wanita itu.

Syok. Itulah yang menggambarkan wajah Lidya sekarang.

"Se-serius mbak?"

"Iya atuh"

"Waduh saya salah dong"

"Iya akang teh salah"

Lidya manggut manggut lalu mengeluarkan hpnya..

"Akang mau apa?" Tanya wanita tersebut.

"Mau foto. Buat mama saya. Biar mama saya paham kenapa saya pulang terlambat. Ya karna saya salah antrian" Jawab Lidya.

Wanita tersebut hanya menurut. Setelah sesi foto.

"Mbak namanya siapa?" Tanya Lidya.

"Melody kang" Jawabnya.

"Oh mbak Melody. Kalau antri nomor telpon mbak, bener disini kan?" Goda Lidya membuat wajah Melody memerah.

"Akang mah bisa-"

"WOY BURUAN DONG. ANTRI NIH" teriak ibu dibelakang Lidya membuat pertemuan singkat di antrian itu berakhir sudah.

~fin~

Cerita J KIII T 48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang