(1/10)

157 38 13
                                    

Sticks Drum

'She plays guitar but she's into drummers'. You can play guitar really well, but drummer really can win your heart. No one would deny those muscles and sweats when drummers hit the drum really hard, right?!

----------

Serene memetik asal senar gitar dipangkuannya itu hingga menimbulkan nada acak yang masih lumayan untuk didengar. Di sebelah kirinya ada Luke yang sedang menyetem gitarnya dengan wajah sok serius. Suasana ruang musik masih sangatlah sepi. Hanya ada segelintir orang yang datang dan bersedia untuk mebuang-buang waktu mereka hanya untuk kegiatan ekskul di hari Sabtu pagi ini. 

Sesekali Serene melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja di hadapannya. Tak ada satu pun chat nya yang dibalas atau bahkan seseorang yang ditunggunya ini beriat untuk menelphone nya balik. Dengan wajah ditekuk, ia pun meraih ponselnya dan mematikannya. Lalu dimasukkannya ke dalam tas. 'Hmm, It's better like this.'

"Lo kenapa sih? Belom dapet jatah?"

Mendengar pertanyaan Luke, Serene pun melemparkan sisa tissue bekas 'morning flu' yang ia gunakan tadi pada Luke. 

"Najis lo ah," ucap Luke bergedig ngeri. "Pantes doi gak pernah peka sama lo. Orang lo nya aja kaya gini."

"Lo ngomong sekali lagi, nih tissue gue langsung sumpel ke mulut lo ya."

Dan begitu mendengar ucapan Serene yang terdengar sangat serius, Luke pun langsung menutup mulutnya dengan tangan kanan yang masih memegang pick gitarnya. Serene menghembuskan nafas kasar. Entah apa yang membuat mood di Sabtu pagi nya ini sungguh sangat buruk. Apa mungkin karena menunggu hal yang tak pasti?

Satu jam pun berlalu tanpa gadis itu sadari. Selama itu pula, ia hanya menggenjreng asal gitarnya dan mendengarkan nyanyian Luke yang berisik namun untung enak didengar bercampur dengan suara anak-anak club musik lainnya. Ada yang sudah mulai berlatih vocal, ada yang sedang duel bass, dan tak sedikit juga yang sedang memukul lantai menggunakan stick drum. 

Serene kembali menghembuskan nafas kasar begitu melirik anak-anak perkusi. Sudah hampir 7 bulan ini ia tak pernah mencuri-curi pandang ke arah anak perkusi setiap kali mereka sedang latihan. Entah kenapa ia merindukan masa-masa dimana ia bisa memperhatikan wajah serius Ashton saat sedang berlatih atau mengajari juniornya. 

"PAGI SEMUAA!!!!"

Bulu roma Serene sedikit meremang begitu telinganya mendengar suara seseorang yang ia kenal. 

'OHSHIIIIT! HE IS HERE?!'

Luke yang menyadari perubahan ekspresi wajah Serene pun tersenyum licik. Diliriknya kumpulan anak perkusi yang memang baru saja kedatangan alumni mereka. Dan benar saja, ada Ashton disana. 

"Unch, ada yang muka nya  merah kaya babi," ucap Luke sedikit berteriak dan cukup menarik perhatian banyak orang, termasuk divisi perkusi yang memang tak jauh dari posisi mereka duduk. 

"Lo tuh kek babi," sahut Serene sambil mencubit paha sahabat kecilnya itu. Oh entahlah Serene harus merasa beruntung atau menyesal memiliki sahabat macam Luke.

 "Sakit anjir!" teriak Luke sambil berusaha melepaskan cubitan Serene. "Lo mah beraninya liatin dari jauh doang. Gimana dia mau peka kalo lo nya sendiri no action?" 

5SOS SCHOOL STUFF | AshtonWhere stories live. Discover now