^^My Beautifull Sista^^ Part 15

Start from the beginning
                                        

"Tidak, jangan memeriksa putri saya jika Anda hanya akan mengatakan dia akan pergi!! Dia menangis dok, lihatlah!! Dia mampu mendengar saya, dia mampu!! Dia tidak akan pergi! Tidak akan!" teriak Anton keras, Diana memeluk suaminya lembut.

            "Pa, biarkan dokter memeriksa Reyna dulu." Bujuk Diana, Anton menggeleng. Dan Diana menatap suaminya lekat.

"Kita semua sayang dengan Reyna, tapi Mama mohon, Papa harus biarkan dokter memeriksa Reyna, agar kita tau bagaimana keadaannya." Bujuk Diana, akhirnya Anton berdiri dan membiarkan dokter memeriksa Reyna.

            Anton menatap bagaimana mereke membuka mata Reyna, bagaimana mereka memperlakukan putrinya. Bidadarinya. Anton menundukkan kepalanya saat perawat mulai mengganti perban di kepala Reyna.

            "Kadang Arya berpikir, apa Reyna kesakitan disana? Apa yang Reyna rasakan?" bisik Arya. anton menatap putranya lekat.

"Arya minta maaf, ini semua karena Arya. Ini semua karena keegoisan Arya. sampai kapapnpun, Arya gak akan bisa maafin diri Arya sendiri kalau Reyna kenapa-napa. Arya muak sama diri Arya Pa." Bisik Arya lirih, Diana memeluk putranya erat.

            "Ssst, jangan bicara seperti itu Nak, ini semua takdir." Bisik Diana lembut. Arya hanya diam, ia menatap tubuh Reyna yang saat ini terbaring tak berdaya. Ia masih ingat, bagaimana gadis ini memohon padanya untuk tidak membencinya, bagaimana gadis ini menangis saat ia mementaknya tanpa perasaan. Betapa besar dosa yang telah ia lakukan??

            Dr. Grace sudah selesai memeriksa Reyna, dan sekarang ia menatap Anton dan Arya yang sudah kembali mendampingi Reyna.

"Bagaimana keadaan putri saya dok?" tanya Diana, dr. Grace tersenyum pada Diana.

            "Saya mengatakan kondisi Reyna baik, karena tidak ada lagi penurunan fungsi organ, namun ini juga belum menjadi benar-benar baik, karena juga tidak ada peningkatan. Besok saya akan melakukan CT scan kembali untuk memantau apakah pendarahan otaknya sudah benar-benar berhenti, dan untuk memastikan apakah tidak ada indikasi pembengkakan otak." Ucap dr. Grace jelas.

            "Pembengkakan otak? Apa lagi sekarang?" desis Anton pelan. dr. Grace menatap Anton lekat.

"Benar Pak, jika Reyna mengalami pembengkakan otak, kami terpaksa harus menstimulasi koma terhadapnya agar kami bisa memantau pembengkakan otaknya sehingga tidak akan menimbulkan kerusakan otak."

            "Apa anda bilang? Stimulasi koma? Anda akan membuatnya koma? Demi Tuhan, saat ini dia belum bangun, tidak bisakah anda mengerti, kami hanya ingin dia membuka matanya!" teriak Arya keras.

"Ini hanya perkiraan kami, ini belum pasti." Ucap dr. Grace. Arya mengumpat pelan.

"Tidak bisakah kalian membuatnya bangun? Tidak bisakah?" pinta Arya lelah, dr. Grace menggeleng pelan.

            "Kesadaran, apalagi kesembuhan Reyna adalah kuasa Tuhan, kami akan berusaha semampu kami untuk tetap mempertahankan Reyna, namun hanya Allah yang menentukan."

            Arya menundukkan kepalanya, kenapa? Kenapa seperti ini?!

                                                                     *****

            Laki-laki itu menatap lekat sapu tangan di tangannya. Sapu tangan pemberian gadis yang ia cintai.

"Kau mengancurkan hatiku babe." Bisiknya lirih, ia lalu mengangkat kepalanya saat mendengar suara ribut.

My Beautiful SistaWhere stories live. Discover now