Entah
bagaimana awalnya pria itu bisa sampai pada keputusan untuk diamDiantara
sederetan ini itu yang selalu meminta dilakukanDiantara
runyamnya ambisi-ambisi yang menuntut untuk dipikirkanDia
membiarkannya saja seperti iniAneh-memang
Seolah
ia bisa mengetahui semuanya hanya dengan diamWaktu itu,
ia bisa mendengar jarum jam yang berdetakJuga
bisa mendengar orang-orang itu meraung meminta balasan panggilanTapi, ia
mana peduli!Memilih
untuk diam sebentar, ia memikirkan tentang hidupSebuah lelucon
bertopeng harga diri di dalam sebuah ruang kaca niskalaYang
di dalamnya ia terkukung;Bersama endapan masa lalu
dan
asa masa depan yang meluap-luapPria itu
masih diam:
memikirkanSeandainya
ia bisa keluar dari ruang kaca ituKatakan saja
ia akan menantang siapapun yang menghalanginyaIa
akan maju menantangTapi, sayangnya ia lupa
Lupa:
lupa jika yang harus ia hadapi adalah
harga
dirinya
sendiri.27 Agustus '17|08.29 pm
Terinspirasi dari: jam dinding marko