Buku Harian Sigit

129 1 0
                                    

Selasa, 17 Januari 2017

   Sore ini, dibawah pohon kelapa di pantai Kuta masih teringat jelas rawut wajahmu, senyum sendumu, dibalut sinar mentari yang kian meredup. Nyanyian indahmu diiringi petikan gitar yang ku mainkan, masih terbayang jelas canda tawamu bergemuruh dibenakku.

   Ndi, disinilah aku. Ditempat kita pertama kali bertemu, memadu kasih menjadi satu. Kala itu, kau bermain dengan waktu, menghabiskan hari dipantai semaumu, berkejar-kejaran dengan ombak biru.

   Ndi, kini hariku terasa semu disaat waktu memutuskan untuk pisahkan kau dan aku, disaat aku dan kau mulai menyatu.

   Ndi, nyanyianmu yang kau nyanyikan dulu sekarang menjadi lagu favoritku. Lirik lagu yang sarat dengan mimpi dan impianmu sengaja kau ciptakan dan nyanyikan untukku. Agar mimpi itu menjadi mimpi kita berdua.

   Lagi, lagi dan lagi Ndi, tak henti-hentinya air mata jatuh bercucuran membasahi pipi ini, menitik setetes demi setetes kala aku duduk termenung dibawah pohon kelapa yang masih berdiri kokoh ini seraya memandangi fotomu, aku bergumam "akankah bisa kembali bersamamu ?"
___________________________________


   Demikian Sigit tuliskan didalam buku diarynya, Sigit dan Nindi sudah menikah sekitar dua bulan yang lalu, Sigit yang tampan dengan kumis dan janggut tipis diwajahnya merupakan sosok lelaki dengan perawakan yang tenang berbanding terbalik dengan Nindi wanita cantik nan lembut, periang namun sebahagian harinya dihabiskan dengan tertawa dan membuat ramai suasana.

•       •       •

Tetesan RinduWhere stories live. Discover now