#3 24 Hours With Pocong PART II

64 9 7
                                        

USE YOUR DEEPEST IMAGINATION

23:50

     Pohon beringin menjulang begitu tinggi dengan pagar kecil yang mengelilinginya. Tidak ada angin malam itu, tapi suasana begitu mencekam dan sangat dingin. Dari jauh pohon itu terlihat sangat keramat.... dan menyeramkan. Seolah-olah pohon itu memperingati setiap orang yang melaju di sekitarnya untuk tindak mendekat. Tapi tidak dengan seorang perempuan yang begitu berani dan angkuh dengan aksinya.

     Jojo, begitu sapaannya dari orang-orang sekitarnya. Jojo, melangkahi pagar kecil yang menjadi pembatas pohon tersebut. Sambil mengelilingi ranting-ranting pohon beringin itu tanpa mengenal takut, Jojo melambaikan tangannya ke pacar serta temannya yang di dalam mobil.

     Mereka hanya khawatir melihat tingkah laku Jojo yang begitu santai berdiri di bawah pohon itu. Termasuk Farhan, dia hanya melongo memperhatikan dari bawah sampai atas pohon itu. "Gila... tinggin banget ini pohon." Farhan menambahkan, menggelengkan kepalanya sambil menatap ke atas pohon. "Lo yakin ngebiarin Jojo di situ aja, Ka?" Lanjut Farhan khawatir melihat Jojo.

     "Udah mau jam 12. Gua samperin deh biar pulang." Kata Eka kemudian membuka pintu mobil. Berjalan cepat ke arah Jojo. Eka tidak berani menatap ke arah pohon itu, yang dia fokuskan hanya satu, Jojo.

     "Jo, ayo pulang. Udah jam 12 loh. Kasian Farhan sama Sinta udah ketakutan di dalem mobil." Bujuk Eka dari balik pagar pembatas, mengulurkan tangannya.

     Jojo langsung berjalan pelan menghampiri Eka, sambil menatap Farhan dan Sinta di dalam mobil sambil tersenyum. "Yuk." Ajak Jojo mencoba meraih tangan Eka.

00:00

     Tiba-tiba angin begitu kencang, sangat kencang. suasana pun menjadi tidak terkendali. Jojo mulai merasa ketakutan, dan berlari sekencang-kencangnya meninggalkan Eka di belakangnya. Eka melirik pohon beringin yang mulai tergoyang kencang akibat angin. "Eh, tunggu!" Lanjut Eka mengikuti Jojo lari.

     BHUK!! BHUK!!

     Eka dan Jojo membanting pintu mobil setelah duduk dengan nafas terengah-engah. Eka begitu panik dan begitu ketakutan. Keringat dingin bercucuran dan membasahi kemejanya. Begitu pun dengan Farhan dan Sinta, mereka ketakutan melihat keadaan di luar walaupun hanya menyaksikan dari dalam mobil. Semua itu seperti suatu kejanggalan. Begitulah yang mereka berdua pikirkan.

     Persis seperti apa yang Farhan dan Sinta pikirkan. Tiba-tiba saja angin yang begitu kencang langsung menghilang setelah Eka dan Jojo masuk ke dalam mobil. Terlihat pohon beringin yang begitu besar tidak lagi bergoyang. Pohon beringin itu berdiri tegak dan kokoh tanpa adanya gerak sedikit pun di setiap rantingnya. Pohon itu seperti melototi mereka.

     "HAHAHAAHA..." Tiba-tiba suara tawa Jojo merusak kesunyian dan ketakutan di dalam mobil.

     Ketiga orang itu mulai panik dan ketakutan melihat Jojo tertawa terbahak-bahak. Mereka berpikir kalau Jojo mulai kerasukan. Sinta dengan cepat langsung mememul Farhan. Sedangkan Eka, dia hanya melawan rasa paniknya dengan mencoba meraih pundak Jojo.

     Dengan gemetaran, tangan Eka mulai mendekati pundak Jojo. Namun, dengan cepat Jojo menangkap tangan Eka. Sambil tertawa Jojo menggenggam tangan Eka dengan erat. Nafas Jojo mulai terengah-engah setelah dia mencoba menyelesaikan ketawanya. "Hah... aduh ga kuat gue. Hahaha.."

     Eka langsung melepas tangannya dari Jojo. "Engga lucu ah!" Eka kesal.

     Farhan dan Sinta langsung melongo bingung, kemudian membangunkan badannya. Masih menatap takut ke arah Jojo. Jojo yang melihat ekspresi mereka bertiga hanya nyengir lebar. Dia merasa usaha dia untuk menakuti mereka berhasil total.

Dark UniverseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora