Rindu Ayah...

12 0 0
                                    

Bismillah...

Ku awali semua kisah ini disaat aku masih mengingat jelas sebuah kenangan itu. Kenangan dimana diri ini masih berumur 3 tahun.

Saat itu, aku sangat dekat dengan ayahku. Ayahku merupakan salah seorang yang telah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa tuk semua orang di negri ini.

Ayahku, telah mengabdikan dirinya sejak ia dinyatakan lulus dari salah satu perguruan tinggi di swasta.

Itulah yang membuat aku dekat dengan ayahku. Sedangkan ibuku bekerja di salah satu perusahaan swasta di Tanggerang. Keadaan ini membuat aku harus dititipkan ke rumah nenek ketika kedua orang tuaku bekerja.

Ya, benar sekali ayahku pulang selalu lebih awal dibanding ibuku. Ayahku selalu pulang pukul 2 atau 3 sore bahkan lebih ketika ada acara di sekolahnya.

Aku selalu ingat jikalau ayahku sudah pulang ngajar dan sudah ganti pakaian dinasnya, ayahku langsung pergi ke rumah nenekku tuk mengajakku jalan-jalan sore. Aku selalu senang ketika ayahku mengajakku tuk jalan-jalan sore. Karna biasanya ayahku mengajakku tuk melihat pertandingan ayam jago di sekitar rumahku. Setelah asik menonton pertandingan ayam aku pun langsung pulang ke rumah nenekku dengan posisi di gemblok (gendong tapi di bagian punggung) oleh ayahku. Senang rasanya hatiku saat itu.
Dan salah satu kejadian yang selalu aku ingat pada saat itu pula ialah saat ibuku pernah bercerita bahwa ayahku rela berhujan-hujanan dengan sebuah motornya tuk mencari susu formula untukku yang pada saat itu tidak ada yg menjual di sekitar rumahku hingga pergi ke supermarket di luar provinsi dimana tempatku tinggal.

Beranjak dari itu, ketika umurku sudah 5 tahun. Akhirnya aku disekolahkan di salah satu taman kanak-kanak yang ada di sekitar rumahku. Sesuai dengan kebiasaan yang ada, aku selalu diantar dan ditemani saat bersekolah pada saat itu oleh nenekku. Ceria sekali aku saat itu, mempunyai teman sebaya yang banyak olehku, dan sering membeli jajanan banyak di depan sekolahku. Tetapi jikalau nenekku pergi meninggalkanku sendirian disekolah meskipun banyak teman-temanku, aku tetap saja akan mencari nenekku, jikalau nenekku tidak ditemukan, maka aku langsung pergi pulang dan tidak ingin sekolah jika tidak ada nenekku. Begitu manjanya aku saat itu. Maklum dikarnakan aku merupakan anak pertama dan merupakan cucu pertama pula, dan aku juga merupakan seorang perenpuan yang dimana kalau dalam keluargaku itu pasti selalu disayang.

Waktupun terus berganti hingga saat aku sudah lulus dari TK dan ingin melanjutkan ke sekolah SD.

Saat itu aku dimasukkan kedalam sebuah Sekolah Dasar yang jaraknya tidak jauh dari rumahku. Sama halnya seperti TK, aku selalu di antar dan ditemani sekolahnya sampai aku beranjak menuju kelas 2 SD. Dan pada kelas seterusnya aku sudah bisa bergaul dengan teman sebayaku dengan baik.

Salah satu kejadian yang aku ingat pada saat itu, ialah saat dimana ayahku jatuh tabrakkan dengan trotoar bersama ibuku saat pulang dari puncak, Bogor. Pada saat itu aku tidak ikut dengan ayah dan ibuku, karna mereka menggunakan motor dan pada saat itu juga mereka pergi sudah malam disaat aku sedang tidur. Itulah sebabnya aku tidak diajak. Dari kejadian itu, ayahku menderita patah tulang tangan kanannya, dan pada saat itu pula ayahku sudah terdeteksi penyakit diabetes.

Namun tak lama dari kejadian itu, ayahku sudah bisa dinyatakan sembuh seperti semula dengan dokter, hanya mulai saat itu ayahku sudah rutin mengkonsumsi obat diabetes.

Salah satu kejadian yang aku ingat pada saat itupula, ayahku sempat pernah menjadi salah seorang pekerja ojeg sebagai pekerja sampingan selain seorang guru. Hal itu dilakukan karna untuk mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari dikarnakan ayahku belum menjadi guru PNS (Pegawai Negri Sipil).

Waktupun terus berlalu hingga aku berhasil menyelesaikan SD.

Ketika aku SMP, aku mulai merasakan sekolah jauh yang harus pergi naik angkot dan pulang dijemput oleh ayahku.

Kejadian sedih terpenting yang aku ingat sampai saat ini, pada saat itu ayahku mengalami tidak bisa melihat pada mata sebelah kanannya karna mengalami 2 kali operasi yang gagal. Tetapi, hal itu tidak membuat ayahku putus semangat tuk membesarkanku. Ayahku masih tetap semangat meskipun saat itu ayahku hanya bisa melihat dengan sebuah mata kirinya.

Dan salah satu kejadian bahagianya ialah disaat ayahku dinyatakan lulus dalam tes pemilihan PNS. Dan pada saat itupula, ayahku merasakan sangat bahagia begitupula dengan aku dan ibuku.

Alhamdulillah setelah 3 tahun aku berhasil menyelesaikan SMP. Setelah itu, aku melanjutkan pendidikkanku di salah satu Pondok Pesantren yang jaraknya lumayan dari rumahku tetapi masih dalam satu kawasan.

Aku menjalani hari-hariku di pesantren dengan baik dan juga senang hati, karna masuk pesantren adalah kemauanku. Sehingga disana, aku sering meraih prestasi sebagai juara kelas, dan sering diberi kepercayaan tuk menjadi salah satu anggota inti dalam organisasi tersebut serta aku juga sering diberi kepercayaan tuk menjadi MC dalam acara-acara besar di pesantrenku.

Salah satu kejadian tersedih yang aku alami saat itu, ialah saat ayahku dinyatakan harus menjalani Hemodialisa (Cuci Darah) saat aku di kelas 2 SMA. Hatiku sempat ingin berteriak saat itu karna menangis menyasali mengapa ini semua harus terjadi kepada ayahku??. Tetapi memang inilah yang sudah dinamakan takdir, dan aku juga yakin pasti dibalik kejadian ini ada hikmah terbaik yang allah berikan untukku dan keluargaku.

Saat itulah yang membuatku menjadi lebih semangat tuk belajar karna aku ingin membuat kedua orang tuaku bangga terhadap diri ini.
Dan hal itu, akhirnya dapat aku buktikan saat aku dinyatakan lulus dari Pondok Pesantrenku dan ketika aku berhasil di terima ke dalam universitas negri yang berada di daerahku dengan salah satu jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri (SBMPTN).

Bangganya hati ayahku saat itu..

Sehingga pada saat itupula ayahku rela mengantarkanku bersama aku dan ibuku

Cerita CintaWhere stories live. Discover now