Chapter 2

19 5 0
                                    

Dan setelah dilihat-lihat ternyata jejak kaki itu milik si mbok.

"Aisshh, si mbok ya!!! bikin takut aja."

Si mbok pun tidak menjawab dan terlihat pucat, letih, dan lesu seperti tidak mempunyai tujuan hidup.

Nanda pun berbalik badan dan menyalakan lampu kamar belakang yang berposisi tepat di belakangnya.

"Klik."

Dan apa yang ia temui? Setelah dilihat-lihat, Nanda pun terkejut setelah melihat si mbok.

"Mmmmm, mbok. Kok gak ada bayangannya mbok? (nada bergetar)"

"....."

"Sedang apa disini non? (menepuk dari belakang)"

"Eh kodok! Ehh mbok, gpp kok mbok. Mbok dari tadi ada dirumah?"

"Iya non dirumah, jemur baju tadi saya non."

"Oke deh mbok, aku kekamar dulu ya."

Nanda langsung bergegas ke kamarnya dan memikirkan atas kejadian janggal yang barusan ia alami.

"Gue ngeliat si mbok didepan gue, letih lesu, pucet, gak punya bayangan lagi, terus tiba-tiba mbok nepuk gue dari belakang, ahhhhh tau ah puyeng gue, mending tidur."

Saat ia tertidur, ia mendapatkan sedikit gangguan-gangguan kecil. Ia merasa tempat tidur yang ia tiduri bergoyang seperti ayunan. Ia terbangun dan membuka matanya, dan ia melihat sekilas bayangan perempuan menembus lemari.

"HUSH" (menembus lemari secepat angin)

"Apaan tuh? (jantungnya seketika berdebar kencang)

" Gue rasa, halusinasi yang gue derita sekarang kumat lagi dan makin parah dari yang sebelumnya deh, besok gue minta ayah buat nganterin ke Psikiater."

Jam menunjukkan pukul 03.25, dan Nanda kembali tidur dengan nyenyak tanpa gangguan sedikit pun.

Keesokan harinya.

Pagi telah tiba, dan hari ini adalah hari dimana Nanda akan pergi ke Psikiater yang dulu pernah menanganinya. Sebelum ia pergi, Nanda akan membicarakan hal ini terlebih dahulu kepada ayahnya.

"Papa, kita ke Psikiater yuk."

"Ngapain nak?"

"Kemarin, aku halusinasi lagi pah, dan halusinasi itu lebih parah dari yang dulu pa."

"Kok kemarin kamu gak cerita dulu ke papa? Yaudah, kamu siap-siap sana, kita berangkat sekarang, mumpung papa lagi ada waktu juga."

"Oke pa."

Satu jam kemudian, Nanda dan ayahnya sampai di tempat praktik sang Psikiater.

"Apa kabar dok. Ini dok anak saya, dia mengalami halusinasi kembali, dan seperti yang dia bilang ke saya, kalau halusinasi nya ini semakin parah."

"Biar saya tangani ya pak, bapak boleh keluar dulu."

Sang ayah pun keluar dan meninggalkan anaknya berkonsultasi 4 mata dengan Psikiater tersebut. Psikiater itu menanyakan hal-hal apa saja yang ia anggap itu sebagai halusianasi. Dan ia pun melakukan tes mental dan psikis nya.

"Nanda, apakah kamu yakin semua hal itu adalah halusinasi kamu?

"Saya rasa, iya dok."

"Yakin kamu?"

"Yakin dok."

Psikiater tersebut pun bergegas keluar dan berbicara kepada sang ayah dari anak tersebut.

"Pak, anak bapak sudah selesai berkonsultasi dengan saya."

"Bagaimana hasilnya dok?"

"Dari pemeriksaan saya, anak bapak sudah sembuh total dari halusinasi yang ia derita sejak 5 tahun lalu. Dan pada saat tadi pemeriksaan mental dan psikis, tak ada gangguan dalam mental dan psikis nya."

"Lalu kenapa anak saya bisa merasakan bahwa itu halusinasi?"

"Kesimpulan paling tepat ialah, semua kejadian yang anak bapak alami, ialah kejadian yang benar-benar terjadi."

"Maksudnya dok?"

"Ya. Anak bapak tidak sedang berhalusinasi, tetapi ia melihat yang sebenarnya. Jangan biarkan ia mengetahuinya, karena jika dia mengetahuinya, dia bisa-bisa menjadi sangat ketakutan."

"Iya dok" (bergemetar seaakan tidak percaya bahwa hal itu)

Psikiater tersebut masuk kembali keruangannya dan berbohong kepada Nanda bahwa ia menderita halusinasi yang akut.

Nanda pun dibawa pulang oleh ayahnya, sesaat sampai dirumah. Nanda terkejut melihat sesosok kepala wanita melayang yang sedang meringis kesakitan.

 Nanda terkejut melihat sesosok kepala wanita melayang yang sedang meringis kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung...
Chapter 3 coming soon...
Kalo suka vote yaa!







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gevoelens.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang