David tersenyum licik lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku

"tunggu aja Syah. Lo bakal jadi milik gue" David tersenyum devil

Skip

"kalau lo mau mereka hancur lo muncul dong. Jangan sembunyi" ucap David

"gue gak bisa Dav. Tapi gue janji gue bakal muncul kok"

"awas aja lo ga muncul. Gue bakal beritahu mereka kalau ini semua rencana lo" ancam David

"iya, lo tenang aja"

David mengangguk

Skip

"jadi seberapa deket kamu sama David?"

"sedeket aku sama kamu" jawab Aisyah santai lalu duduk di kursi trotoar

"deket banget?" tanya Ari sambil ikut duduk di samping Aisyah

"iya" Aisyah mengangguk

"dia teman pertama aku di sini. Dia yg bantuin aku ijin ke dosen biar aku bisa ke Bandung" lanjut Aisyah

"dia yang bantu kamu pulang?" tanya Ari tak percaya

"iya. Dia yang bantu aku" ucap Aisyah mengedarkan pandangannya

"eh ada cotton candy" pekik Aisyah

"aku beli dulu ya" Aisyah berlari kecil menuju penjual cotton candy

Ari hanya menatap Aisyah yg mulai berjalan menjauh

"hei" sapa seorang perempuan yg berdiri di samping Ari

"oh, hai" sahut Ari

"orang Indonesia?" tanya perempuan itu

Ari mengangguk

"boleh aku duduk?"

"silahkan"

"aku Mawar" perempuan itu mengulurkan tangannya

"Ari" ucap Ari tanpa menoleh sedikitpun ke Mawar

"can you help me?"

Ari menoleh sekilas ke Mawar lalu menatap Aisyah yang berada di seberang jalan

"sorry gue gak bisa" ucap Ari bangkit lalu menyusul Aisyah

Mawar hanya tersenyum melihat Ari yang berjalan menjauh

"siapa Ri?" tanya Aisyah

"gak tau. Gak kenal" ucap Ari lalu memakan cotton candy Aisyah

"ih, ini punyaku tau" Aisyah menjauhkan cotton candynya

"pelit banget. Cuma dikit doang" Ari merangkul Aisyah lalu berjalan

"biarin"

"minta kali sedikit"

"gak boleh" Aisyah menjauhkan cotton candynya

"iya deh" Ari mengalah sambil merangkul mesra Aisyah

Tanpa mereka sadari ada seorang perempuan yang mengikuti mereka dari belakang

"lo gak boleh bahagia. Gak boleh" ucap perempuan itu lalu mengeluarkan pisau kecil dari saku mantelnya

Perempuan itu berjalan cepat menuju ke arah Ari. Dia mengeluarkan pisaunya dan mengarahkan ke arah lengan kiri Ari

Srekk

"awww" pekik Ari megang tangannya

Ari sempat menoleh ke arah perempuan yang berjalan melewatinya

"kenapa Ri?" Aisyah memeriksa lengan kiri Ari

"astaga Ri. Tangan kamu kenapa? Kok bisa berdarah kek gini" Aisyah melihat lengan Ari

"aku juga gak tau"

"ya udah kita ke rumah sakit. Seingat aku di sekitar sini ada rumah sakit" Aisyah langsung menbawa Ari pergi

Skip

"kok bisa sih tangan kamu kek gitu?" tanya Aisyah cemas sambil berjalan keluar RS

Ari langsung teringat oleh perempuan yabg berjalan melewatinya

"gak tau. Tadi kayak ada yang sengaja ngelakuin ini deh"

"kok bisa? Siapa?"

"gak tau juga"

"ya udah deh. Kalau gitu kamu harus lebih hati². Ini luka kamu dalem banget loh"

"iya sayang. Kamu juga hati hati ya" Ari mengusap kepala Aisyah

Di sudut lain

"lo gila ya. Ngapain lo ngelukai lengan Ari kek gitu. Kalau dia kenapa kenapa gimana?" ucap David kesal

"tenang aja. Gue cuma pingin gores lengan mulus dia. Toh dia baik baik aja kan"

"gila lo. Jangan sampe lo lakuin hal hal yang lebih aneh. Sampe terjadi apa apa gue gak ikut campur"

"iya bawel"

David lalu menjalankan mobilnya

Sementara perempuan yang duduk di samping David menatap Aisyah dan Ari tak suka

"lo gak boleh bahagia Ri. Gak boleh" batin perempuan itu

Sorry, I Love You [COMPLETED]Where stories live. Discover now