One Shoot

858 67 13
                                    


Suasana kelas begitu hening, semua siswa sedang serius mengerjakan soal ujian. Lain halnya denganku, bahkan kertas ulanganku masih bersih, belum ada coretan sama sekali. Yang kulakukan sejak tadi hanyalah memandangi seseorang. Seorang pria tampan yang duduk tak jauh di depanku. Ya, mungkin karena dia aku berada di sini. Karena dia aku kuliah di kampus ini. Dan karena dia juga aku mengambil jurusan ekonomi yang sebenarnya paling tidak kusukai. Tapi semuanya kulakukan hanya untuk melihatnya. Ya, hanya melihatnya. Hal itu sudah merupakan kebahagiaan tersendiri bagiku. Aku mencoba menuliskan sesuatu di kertas dengan mata masih tertuju padanya. Memandanginya yang sedang mengerutkan keningnya, mungkin sedang memikirkan jawaban soal di hadapannya. Hingga..
Pletakk!!

“Aaaaaww….”

Sebuah penghapus white board mendarat dengan mulus di kepalaku. Ternyata Dosen Lee yang melemparnya.

“Shin Hye!! Bawa kemari kertas ujianmu!” perintah Dosen Lee dengan tatapan membunuhnya.

Aku terperanjat! Bagaimana ini? Bahkan satu soal pun belum kukerjakan. Kulihat kertas ujianku. Eoh!! Apa ini?? JANG GEUN SUK? Kenapa aku menulis namanya di sini? Oh God! Bagaimana ini?
Kucari penghapus di tempat pensilku, bermaksud untuk menghapus tulisan itu. Tapi sepertinya tidak kubawa. Sial!

“Apa yang kau lakukan? Cepat bawa kemari!” bentak Dosen Lee.

Tidak ada lagi yang bisa kulakukan. Dengan pasrah kubawa kertas ujian itu ke depan dan kuserahkan pada dosen.

“Jang Geun Suk! Lihatlah ini! Dia hanya menuliskan namamu. Sepertinya dia menyukaimu!” ucap dosen Lee yang langsung membuat seluruh ruangan pecah dengan tawa.

Aku hanya bisa tertunduk, malu sekali! Bagaimana tidak? Semuanya menertawakanku! Kulirik dia sebentar, mencoba mencari tahu bagaimana ekspresinya? Apakah ikut tertawa seperti yang lain? Tapi ternyata dia hanya menatapku tajam sebentar, lalu kembali sibuk dengan soalnya. Seperti biasa, dingin! Masa bodoh! Itulah dia. Tapi karena itu juga aku menyukainya, sangat berbeda dengan pria kebanyakan yang selalu tebar pesona.

Akhirnya yang kutunggu sejak tadi tiba, jam kuliah sudah berakhir. Kakiku sudah terasa sangat pegal! Ya, karena masalah tadi aku dihukum berdiri di depan kelas hingga jam kuliah berakhir. Semuanya sudah keluar kelas, segera kuambil tasku dan berlari keluar. Kuedarkan mataku mencarinya. Seperti biasa, aku selalu mengikutinya sepulang kuliah. Sekedar memastikan kalau dia benar-benar sudah masuk ke dalam bus. Tentu saja dia tidak pernah tahu! Tapi kali ini aku punya maksud lain.

“Geun Suk!” kupanggil namanya, tapi dia masih terus berjalan.
“Geun Suk!” kali ini dia menoleh, memandangku sebentar kemudian kembali berjalan. Aku pun berlari menyusulnya dan berhenti di hadapannya. Membuatnya menghentikan langkahnya.

“Aku minta maaf..” ucapku membungkukkan badan.
Dia hanya menatapku datar dan kembali berjalan. Benar-benar dingin! Aku menyusulnya, mencoba menyejajarkan langkahku dengannya dengan setengah berlari, mengingat tubuhnya yang jauh lebih tinggi dariku.

“Aku benar-benar minta maaf, sudah membuatmu malu” ucapku sedikit terengah.

Tiba-tiba dia menghentikan langkahnya dan menatapku tajam.
“Apa kau menyukaiku?”

Deg! Aku terdiam, memandangi wajahnya yang begitu dekat denganku. Baru kali ini aku melihat wajahnya dengan jarak sedekat ini. Benar-benar tampan.

Forever LoveWhere stories live. Discover now