" THE HELMET "

39 6 3
                                    

Bagian 2 - Tamat.

*****

"Dimana ini?" tanyaku saat aku baru membuka mata dan menyadari bahwa ini bukanlah pemandangan langit-langit dan dinding rumahku

"Oh, nadine. Kau sudah sadar?" Seorang pria, ah bukan, maksudku Nathan datang dari pintu besi perak yang terletak di sudut ruangan dan saat itulah aku sadar bahwa sekarang aku sedang berada di ruang rawat kantor kami.

"Kau pingsan, dan aku menemukanmu di jalan arah rumahku saat aku ingin kembali ke kantor untuk mengambil ponselku yang tertinggal" jelas Nathan sembari membantuku duduk.

"Pingsan? Dijalan arah rumahmu?" otakku hanya menangkap empat kata itu dan aku mencoba mengingat hal yang terjadi padaku semalam

"Astaga, nathan. Orang itu, ah bukan maksudku bapak.. Driv..ver .." aku panik saat ingatan-ingatan kemarin malam mulai terangkai.

"Minum dulu, dan tenangkan dirimu" ia memberiku sebotol air mineral. Aku meminumnya dan mulai mengatur nafasku.

"Kau tahu? Untung saja ada aku. Kalau orang lain yang melihatmu, mungkin saja sekarang ini kau ada di rumah sakit, atau akan ada pembawa berita yang mengabarkan ada seorang gadis yang pingsan di jalan dan ditabrak oleh pengendara lain karena kondisi jalan yang gelap. Hah, lucu bukan?" sindir nathan, sedangkan aku hanya bisa menunduk

"Kenapa kau tidak menerima tawaranku untuk mengantarmu? Hm?" Terlihat sedikit raut kemarahan diwajahnya

"Bagaimana bisa?" kilahku masih tetap menunduk

"Apa maksudmu? Jangan bilang hanya karena rumah kita bersebrangan arah begitu? Kau ini bodoh atau apa? Aku mengendarai mobil, mau pulang selarut apapun aku masih aman karena aku bisa melarikan diri kapanpun saat ada bahaya. Tapi kau?" ia menarik nafasnya dalam setelah mengeluarkan semua pikiranya.

"Benar, itu memang salah satu alasanya. Tapi ada alasan lain"

aku mengangkat wajahku dan menatap matanya serius.

"Mana mungkin aku mengganggu acara kencanmu, apa aku harus menjadi orang ketiga yang akan membuat kalian canggung?" aku merenyahkan suaraku, memasukkan sedikit nada bergurau.

"Yang benar saja, haha" aku tertawa kecil

"Hah? Kau bercanda? Aku sendirian kemarin malam. Kencan? Bagaimana bisa" dia memalingkan mukanya dan tertawa remeh.

Kini giliranku yang merasa ketakutan. Sendirian? Jelas-jelas aku melihat seorang wanita duduk di kursi sebelahnya.

"Apa kau serius?" ia menggosok tengkuknya perlahan, terlihat sedikit raut  bingung dan takut diwajahnya.

"Lalu siapa yang aku lihat?" aku tidak merespon pertanyaanya.

"B-bagaimana wajah gadis itu? E.. Pakaianya mungkin?" ia meraih kursi plastik dan duduk di depanku

"Emm.." aku mencoba mengingat-ingat penampilanya

"Tidak ada yang salah, dia malah terlihat anggun, itu sebabnya aku mengira bahwa dia adalah pacarmu"

"Aku tidak percaya aku bisa melihat hal- hal yang seperti itu" keluhku.

Ia hanya diam dengan ekspresi yang sama sekali tidak bisa dijelaskan, tapi aku yakin ada sesuatu yang dia sembunyikan.

*****

Terlepas dari wanita misterius yang kulihat di mobil nathan, masih lebih menakutkan mengingat kejadian saat aku melihat wajah--apa masih bisa dikategorikan sebagai wajah?-- dari driver go-zek kemarin malam.

Aku belum mengatakan apa yang aku lihat sebelum aku pingsan kemarin malam kan? Aku rasa kalian penasaran akan hal itu. Biar kuceritakan

-FLASHBACK ON-

Aku melanjutkan perjalananku setelah mengalami kejadian memalukan tadi, setelah dipikir pikir aku ini terlalu paranoid.

Aku tersenyum kecil, Tapi itu tidak akan membuatku mengurungkan niat untuk melapor ke atasanya, "tidak akan" aku tersenyum penuh arti.

Saat aku sedang tersenyum itulah aku melihat bapak itu melintas dengan kecepatan rendah serta dengan kaca helmnya yang sudah terbuka. Aku mengikuti setiap pergerakanya berharap ia menoleh padaku dan..

Saat sudah berada didepanku, Ia menoleh ke arahku dengan gerakan seperti mengangguk seakan memberi tanda hormat sebelum akhirnya ia melaju dan menghilang.

Aku melihatnya sekilas lalu membalas anggukanya.

"Baguslah, aku bisa melihat wajahnya em,, setidaknya matanya untuk melapor ke atasanya kalau-kalau nan--" aku terus mengoceh hingga akhirnya aku menyadari sesuatu.

Ya, sesuatu itu adalah saat aku melihatnya menganggukkan kepalanya tadi, ah maksudku helmnya, aku hanya melihat ruang kosong gelap dari bagian dalam helm, awalnya kukira itu adalah kaca helm hitam namun seperti yang sudah kuceritakan tadi, bahwa "kaca helmnya sudah ter-bu-ka"

-FLASHBACK OFF-

Kalian sudah bisa menebaknya bukan? Apa yang membuatku kehilangan kesadaran? Mengapa ia tidak menjawab setiap kali aku melontarkan pertanyaan?

Dia tidak memiliki 'KEPALA'

*****

Ada yang ngarep nggak kalau tadi awal cerita bakal ada adegan romance-nya😂😂 untung saya segera sadar dan mengubah cara tulis saya agar cerita ini tetap terjaga ke-horor-ranya😂

Sebenernya cerita ini belum tuntas 100 persen, belum untuk nathan. Mungkin ceritanya akan lanjut tapi dengan judul berbeda.

See you next story✋✋

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 16, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Creepy Short StoryWhere stories live. Discover now