draft one.

49 2 1
                                    

title based on James Morrison - The Pieces Don't Fit Anymore

please kindly play the media before you start reading xoxo.



"It must have been good but I lost it somehow."

"It must have been love but it's over now."

------


Matahari bersinar terik-teriknya. Cuaca Jakarta memang tidak pernah bersahabat. Begitu pula dengan Gatari. Begitu sampai di apartemennya nanti, rasanya ia ingin berlama-lama berendam di bathup sambil mendengarkan IPod miliknya. Tugas kuliah juga sedang gencar-gencarnya meminta jatah. Deadline sana-sini. Fashion Design memang bidang yang riskan. Bukan tidak mungkin seminggu tanpa tugas.

Begitu sampai di apartemennya, dia kaget setengah mati melihat orang yang sudah duduk santai di sofa sambil menonton tv.

"Ngap--"
"Surprise!!"

"Kamu ngapain disini?" Ujar Gatari menyelidik

Gilang. Lelaki itu segera menghambur ke arah Gatari sambil memeluknya. Gatari mencium aroma musk khas Gilang. Betapa ia merindukan aroman ini hadir di indra penciumannya saat ini.

"Hussh, udah gausah banyak Tanya, I miss you." Gilang mengeratkan pelukannya pada Gatari. Mencium aroma lilac pada rambutnya. Aroma favoritnya sampai kapanpun.

"Miss you too.." Namun Gatari segera melepaskan pelukan Gilang

"Kamu belum jawab pertanyaan aku, what are you dong here, exactly?"

"This isn't my birthday, if I'm not mistaken" Gatari menambahkan dan disambut dengan tawa renyah laki-laki di depannya.

"What? You laughing at me, now?" Bibir Gatari mengerucut sebal.

"Emang kalo mau ngasih surprise harus tiap kamu ulang tahun?"

"No, but still.." Jari Gilang langsung membungkam mulut Gatari.

"No buts, no talks" Ujar Gilang sambil memeragakan mengunci mulut Gatari. Gatari mendengus.

Gatari kemudian ke dapur dan mengeluarkan peralatan dapur. Beralih ke kulkas dan mengambil bahan masakan. Gilang hanya memperhatikan dari sofa. Seolah mengerti tatapan Gilang yang menyelidik, Gatari menjelaskan kepadanya.

"Aku masakin kamu ya, pasti laper belum makan dari pagi?" Ujar Gatari selagi sibuk menyiapkan bahan-bahan. Ia akan memasak Nasi Goreng hari ini.

"Sejak kapan kamu bisa masak?" Gilang menambahkan

"What is that supposed to be?" Gatari menaikkan sebelah alisnya, menantang Gilang.

Gilang menghampiri Gatari, dan duduk di pantry. "Woah, I'm impressed about your skill, udah siap nikah ya?" Ujar Gilang sambil memandang geli ke Gatari, yang hanya disambut Gatari dengan dengusan sebal. Gilang tertawa, lagi.

Astaga. Masih sama ternyata, tawa lelaki di depannya ini selalu membuat hatinya berdebar. Bahkan setelah hampir tiga tahun bersama. Gilang kemudian mengambil pisau lain berdiri di samping Gatari. Ingin membantu pacarnya itu.

"Apasih, Lang. udah, aku aja." Gatari menepis tangan Gilang yang ingin mengambil bawang.

Gilang tetap memaksa untuk mengiris bawang, Gatari memegang tangan Gilang sambil menatapnya.

The Pieces Don't Fit Anymore (ONE SHOT)Where stories live. Discover now