Tanpa kusadari smirk tipis yang mengembang begitu saja diwajahku 'heh,apa-apaan aku ini? bagaimana bisa aku merasa sebahagia ini saat ia memelukku?'batinku pada diri sendiri.
.
.
.
   Tanpa aku sadari semenjak hari itu aku selalu saja bermimpi tentang betapa manis dan manja sikapnya saat bersamaku serta betapa aku ingin selalu melindungi dirinya.

   'Hahhhh...' desahku penuh rasa lelah setelah seharian aku berkutat dengan benda kubus yang membuat kepelaku terasa seakan-akan mau meledak.

Pukk... Brukk...

   Aku melempar buku tebal yang dipenuhi dengan siksaan itu sembarang kemudian berlalu dari sana 'perpustakaan'.
.
.
.
    Jika kuingat-ingat lagi sepertinya aku sudah jarang mengantar jemput hyoli lagi semenjak para guru-guru sialan itu terus-menerus memberi tugas tak berujung ini.

    "Karin!" kali ini bukan teriakan hyoli melainkan salah seorang temanku yang kebetulan membuat tokoh online "ya ada apa jen?" tanyaku saat jeni sudah sampai didepanku "yak! apa kau melupakan pesananmu hah?"ia menatapku kesal sebelum menyodorkan buku dengan warna biru plus kunci gembuk berbentuk hati padaku "ini dearymu,berikan uangku!" aku mengambil buku cantik itu dan menyodorkan beberapa lembar uang padanya sebelum pergi.
.
.
.
Dear deary.

   Tuhan,aku tak ingin menyalahkan apa yang telah kau takdirkan untukku,akan tetapi aku merasa jijik pada diriku sendiri karena telah memiliki hati pada sesama wanita,ini menjijikkan dan aku benci ini.

   Aku benci karena telah meneruh hati pada orang yangtelah kuanggap sebagai adikku,aku benci karena telah memberikan hatiku padamu hyoli,aku benci ini,aku benci perasaan ini.

   Tapi...
.
.
.
    Dan begituilah seterusnya,aku selalu menulis semua yang aku rasakan pada lembar-lembar kertas dengan hiasan hati berwarna biru itu disetiap sisinya.

   Tingtong... Tongtong...
"Karin ada hyoli,ayo turun!" panggil omma "ne omma...".

   Aku duduk disamping hyoli yang sedari tadi masih asyik mengoceh dengan gayanya yang imut,jujur aku sangat ingin memeluknya saat ini juga karena sudah lebih dari satu minggu terakhir ini aku tidak melihatnya 'andai kau tahu seberapa rindunya aku padamu...'batinku.

   "Onni,kau tahukan aku paling benci tugas akhir semester?"tanyanya "nde,lalu?"antusiasku "tugas akhir semester itu benar-benar membuatmu nengacuhkanku,kautahu?" otomatis mulutku membentuk kata 'o' mendengar penuturannya.

   Setelah beberapa jam kami habiskan dengan bercerita,menonton dan melakukan hal-hal lainnya hyoli pun pulang dengan diantar oleh appaku "anyeong onni,lain kali aku akan kesini lagi."janjinya yang kubalas dengan senyum penuh arti.
.
.
.
    Entah mengapa beberapa malam terahkir aku selalu bermimpi melihat hyoli yang menatapku seolah aku ini bahaya yang harus ia hindari dan itu sungguh mampu membuatku menangis disetiapkali bangun tidur.
.
.
.
   "Onni,apa yang terjadi padamu? tampangmu mengerikan sekali..."hyoli yang muncul entah dari mana itu hampirsaja menbuat jantungku lepas dari tempatnya"yak,hyoli! apa kau ingin membunuhku,hah!?"kesalku dan dia hanya menyengir seolah tak terjadi apapun.

   Hyoli memposisikan dirinya duduk didepanku "onni mau makan siang denganku? Aku akan mentraktirmu..."bujuknya.

    "Onni... please... mau ya...??"mohonnya sambil mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali 'lucunya...' "baiklah."singkatku.
.
.
.
   Dan separti biasanya,kami 'aku dan hyoli'  sudah duduk-duduk cantik disalah satu kaffe dengan beberapa pesanan yang sudah tertata rapi dimeja didepan kami "onni buka mulutmu!" "aa..."ia memasukkan sesendok pasta kemulutku "enak?"tanyanya dan aku mengangguk.

   "Onni lagi..."kali ini sepotong daging stick dengan sedikit saos mayonais.

    "Onni-" sebelum ia selesai dengan panggilannya aku sudah memotong terlebih dahulu "hyoli,onni kekamar mandi dulu ne?jangan kemana-mana!"pintaku kemudian berlalu pergi.
.
.
.
Deg.
Duniaku seolah terhenti saat kulihat hyoli tengah memegang deatyku dengan tampang yang tak mampu untuk kuartikan.

   "H-hyoli?"panggilku setelah dengan sekuat tenaga memberanikan diri untuk memanggil namanya"hyoli kau-" "onni,apa maksudNya ini?"ia mengangkat dearyku yang ada ditangannya.

   "A-ani hyoli,i-itu hanya..." aku benar-benar tak mampu mengelak lagi,ia sudah cukup dewasa untuk mengerti apa arti dari isi deary itu.

   "Onni,ini...kau menjijikkan."ia pergi setelah membanting buku itu didepanku.
.
.
.
   Tinnnn...
Dapat kulihat hyoli tengah berdiri ditengah jalan itu saat truk kuning itu terus meneriakinya agar ia menyingkir,hingga-

Brukk ...

Dentuman keras terdengar menyatu dengan teriakan seorang dari sebrang jalan.

   "Onni...!!! Onni,onni lihat aku.kumohon onni,jangan tutup matamu! Jangan...onnii..."hanya suara samar yang dapat kudengar sebelum semuanya menjadi gelap dan aku merasa seolah tanpa beban.
.
.
.
Author pov

   Hyoli bolak-balik didepan pintu IGD menunggu dengan gelisah seseorang yang beberapa jam lalu ia maki dengan kata-kata kasar karena telah menarih hati padanya.
 
   "Onni bertahanlah,jebal..." cicitnya.

1 jam

2 jam

3 jam

   "Hyoli,dimana anakku?"panik ajjuma "onni masih didalam ajjuma,dokter belum keluar dari tadi..."hyoli dengan mata sembabnya karena terlalu banyak menangis.

   Setelah 15 menit berikutnya dokterpun keluar  "bagaimana anak saya dok?" ahjusi tampak mengatur nafasnya dengan susah payah .

   Dokter bertubuh tinggi dengan pakaian putihnya yang dihiasi bercak darah itu tampak menggeleng pelan "mianhae.tapi kami tidak dapat menyelamatkan anak bapak..."ajjuma yang mendengar itupun terduduk lemah dikursi.

   "Sekali lagi kami minta maaf,kami sudah berusaha semampu kami."sang dokter tampak menunduk meminta maaf kemudian berlalu meninggalkan keluarga yang sedang berduka itu.
.
.
.
   'Onni,mianhae.aku tak pernah bermaksud untuk membuatmu pergi,dan meski aku tak bisa membalas cintamu tapi aku sangat,sangat menyayangimu.kau adalah onni terbaik yang pernah kumiliki.saranghae...'

   Semua orang sudah pergi dari pemakaman itu terkecuali hyoli yang masih setia memandangi nisan karin dengan tatapan penuh penyesalan.

   "Onni,aku akan menjaga deary-mu dengan baik seperti kau menjagaku dulu.pergilah dengan tenang onni,tak usah menungguku karena itu hanya akan menyusahkanmu saja.selamat tinggal...".
.
.
.
   Tanpa ada yang tahu,seorang gadis dengan pakaian putih tampak menatap penuh kasih pada gadis lain yang tengah bersiap untuk pergi dari pemakaman itu "saranghae,anyeong." ucapnya sebelum menghilang dibawa cahaya.

*  *  *
   Makasih buat yang udah baca dan juga ngomen story ini.
   Maaf buat jalan ceritanya yang ngaco dan gak nyambung ini,so aku juga gak ahli dalam membuat ff jadi tolong dimaklumi aja.
    Ini ff aku gak tahu jenisnya apa jadi aku buat ff aja ya...?gak papakan?

Thanks for your like and coment... bye bye.

I am lesbi?Where stories live. Discover now