You Are Mine, Sasuke

2.6K 159 36
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pair : Naruto x Sasuke , Ashura x Indra , dan Itachi x Sasuke
Genre : Romance
Warning : Yaoi, BxB, typo, don't like don't read.






Happy Reading

// kemanapun kau pergi, kau tidak akan lepas dariku.



Narita airport 10.37am

Hilir mudik para penumpang dan calon penumpang tampak begitu padat. Jadwal penerbangan sibuk di masa liburan ini membuat bandara tampak sibuk.

Seorang pemuda berkulit putih tampak berjalan santai sambil menarik kopernya, di hidungnya yang mancung bertengger kacamata hitam dengan merek yang cukup mahal. Telinganya yang di sumbat dengan earphone membuatnya tidak peduli dengan hiruk pikuk di sekitarnya. Ia berdiri dengan santai sambil menyesap jus tomat di genggamannya. Cukup lama ia berdiri di situ. dengan kesal ia melempar kotak jus itu ke tong sampah, sesekali ia menatap jam tangannya, menunggu waktu yang tepat untuk menghubungi orang yang sudah membuatnya datang kembali ke jepang setelah dua tahun berlalu.

"Aku datang kak, tunggu aku.'' Gumamnya dan mengutak atik ipod nya untuk mengganti lagu.

Brukkk

Trakk

Pemuda itu merasa terhuyung cukup kuat tapi ia berhasil menjaga keseimbangannya agar tidak tersungkur di tempat seramai ini. Tapi naas tidak meninggalkannya. Dia selamat namun ipod kesayangannya terlempar dan di lindas roda koper sang pelaku penabrakan.

"What the fvck!" Maki pemuda itu melihat Ipod nya remuk di lantai bandara. Orang yang berada di sekitar nya menoleh karena cukup terkejut dengan makiannya yang begitu emosi. Ia sudah lelah selama perjalanan dengan pesawat. Ia Cukup jetlag, lalu ia di tubruk kuat dan Ipod kesayangannya hancur. Demi kami sama, Sasuke -nama pemuda itu- tidak lagi dapat menahan emosi karena cobaan yang di hadapinya saat ini.

"Ups, sorry brother." Ucap si pirang -pelaku penabrakan- merasa bersalah.

"Kau-" Sasuke melepaskan kacamatanya dan menunjuk Naruto emosi.

"Kau si brengsek tidak punya mata. Aku berdiri disini masih tidak kau lihat hah?"

Naruto hanya mematung melihat pemuda dengan kulit putih di depannya, bibirnya yang kecil dan berwarna pink membuatnya ingin mencicipi bibir itu, apalagi dengan gerakan-gerakan saat pemiliknya berbicara, seperti menggodanya untuk segera melumatnya.

"Cantik'' gumam Naruto tanpa sadar, kontak saja ucapannya barusan membuat pemuda di depannya mengepalkan tangan emosi ingin menonjok wajah yang di akuinya tampan tersebut karna telah menyebutnya cantik. Kata terlarang untuknya.

"K-kau.!! Sudahlah tidak ada gunanya juga aku bertengkar dengan orang idiot sepertimu.''

Sasuke hanya menghela nafas kemudian berlalu dari sana, tidak ingin terpancing emosi di hari pertamanya di negara ini.

Naruto hanya memandang lelaki bersurai raven itu dengan senyum misterius di wajah tampannya. Sebelah tangannya menggenggam sebuah tas kecil dengan inisial 'S' di pojoknya. Dia merasa akan kembali bertemu dengan pemuda yang dapat membuatnya terpana sekali lihat. Mungkin inilah yang orang-orang namakan dengan love at first sight.
.
.
.
Sasuke tiba di apartemen miliknya yang di beli diam-diam setelah naik taksi dan memberikan alamat yg di tuju. Ia masuk dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Menghela nafas lelah setelah perjalanan panjangnya karena melarikan diri dari orochimaru, ayah tunggalnya.

"Hah, Itachi senpai. Kita akan semakin sering bertemu nanti." Lirih Sasuke sambil tersenyum memandang langit-langit. Sasuke bangkit dari rebahannya dan bermaksud mengambil tas kecil yang di bawanya kesana kemari, Tapi nihil. Ia membongkar kembali kopernya untuk mencari tasnya. Tapi tidak ada.

"Bodoh.! Bodoh.! Bodoh.!''

Sasuke terus meracau sambil mengingat kembali di mana ia meletakkan tasnya tersebut.

"Tidak mungkin tertinggal di kamarku dulu kan.? Oh ayolah sasuke.. berpikir berpikir.''

Sasuke memutar otaknya. Tadi di pesawat dia masih membawa tasnya , bahkan masih sempat membuka isinya.

Lalu di bandara...

"Ck, sial.!! Jangan bilang tasku terjatuh saat menabrak idiot itu.

"Arrghhhhh''
Sasuke menjerit frustasi sambil menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

Sasuke masih ingat dia memasukkan nomor dan kartu itachi di dalamnya. Serta beberapa karya yang di buatnya diam-diam tanpa sepengetahuan ayahnya. Lukisan wajah Itachi.

Dia tidak mempermasalahkan nomor Itachi yg hilang karna dia mengingatnya di luar kepala. Tapi tidak dengan alamatnya.

Dia ingin mencari pengalaman baru tanpa bayang-bayang ayahnya yang sangat protective kepadanya.

Jadi Sasuke memutuskan untuk beristirahat sebentar sebelum keluar membeli makan dan ponsel baru, karna ponsel lamanya ia tinggal di kamarnya dulu.
.
.
.

Sementara itu di waktu yang sama di tempat berbeda, Naruto membuka pintu rumahnya dan berteriak kencang.

"Tadaimaa~''
Naruto meletakkan koper serta tas kecil yang di bawanya di depan pintu dan berlari mengelilingi rumah orang tuanya yang luas untuk mencari ibunya.

Dari arah dapur, dia dapat melihat Kushina, ibunya yang berlari menghampirinya dengan senyum hangat khas ibu masih dengan celemek yang melekat di tubuh langsing ibunya.

"Okaeri Naruto-kun''.

Bukannya pelukan hangat yang di dapatnya, melainkan sebuah belaian -jitakan-di atas kepala pirangnya.

Belum puas dengan itu, kembali tangan putih itu bersarang di atas telinga tan anaknya dan menariknya keras.

"Aww kaa-san, yakkk lepaskan tanganmu. Sakit.!''

Naruto mengusap kepalanya yang benjol, serta telinganya yang memerah dengan mata yang menyiratkan permusuhan terhadap pelaku penganiayaan dirinya.

Sedangkan Kushina yang di tatap seperti itu hanya mendengus jengah dan melipat tangannya di depan dada-angkuh-

"Kapan kau kembali.!?''
Kushina bertanya sambil menatap Naruto intens, masih sambil berdiri dan melihat Naruto yang menggaruk belakang kepalanya gugup.

"B-baru saja Kaa-chan ku yang cantik~''
Di tatap seperti seorang pelaku tindak asusila membuat Naruto menjawab pertanyaan ibunya dengan gagap.

"Dan tidak memberitahuku terlebih dahulu, hmmm.!?''

"Aku hanya ingin memberi kejutan padamu kaa-san, ayolah~'' Naruto menatap ibunya dengan wajah memelas andalannya.

Mata yang sedikit berkaca-kaca serta pose imut yang tidak dapat di tolak Kushina, sekalipun dia dalam keadaan semarah apapun.

"Kaa-san ku yang cantik, kaasanku yang awet muda, kaasanku yg baik, kaasanku yang penyanyang, kalo kaasan memaafkanku, aku akan bicara pada tousan untuk memberi kaasan jatah lembur malam lebih,.! Awww, awww , awwww, hahaha, kaasan wajahmu memerah, manis sekali.!''

Kushina yang dari tadi memalingkan wajah karna tidak tahan dengan jurus puppy eyes no jutsunya Naruto, berbalik menatap Naruto lekat karna perkataannya yang semakin lama semakin absurd.

Hingga kata terakhir yang di dengarnya membuat kepulan asap imajiner berkepul di atas kepalanya. Dan tanpa perasaan, tangannya yang tadi terlipat di depan dada, kembali bersarang di atas kepala anaknya, dan menghentikan segala ocehan yang akan kembali keluar dari mulut sexy anaknya.

"Dasar anak kurang ajar.!!''

Kushina dengan tangan terkepal, berlari mengejar anaknya yang berlari menjauhinya. Dengan wajah memerah antara marah, malu, menahan emosi, Kushina berteriak-teriak di sepanjang rumah dengan di iringi tawa berderai yang keluar dari mulut Naruto, karna berhasil menjahili ibunya, salah satu kegiatan wajib yang tidak bisa dia tinggalkan.

To be Continue

Hello Readers~
Aku Hero-Chan. Salam kenal. Ini tulisan pertama buatanku. Jelek..? Pasti.

Mohon saran dan kritikannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You Are Mine, SasukeWhere stories live. Discover now