BAB 1 (part 1)

150K 4.3K 37
                                    

Seperti kebanyakan manusia pada umumnya, yang berharap bisa bertemu dengan mantan kekasihnya ketika sedang dalam keadaan terbaik. Itu juga yang selalu di harapkan oleh Kate. Kate melewati banyak fase kehidupan yang kini telah membuatnya menjadi sosok terbaik dalam dirinya, dan ia telah melewati tahun demi tahun masa sulit, masa-masa penuh perjuangan, entah dalam percintaan maupun karirnya.

Betapa ingin Kate bertemu dengan dia di saat Kate merasa telah mencapai puncak kejayaan dalam hidupnya. Menunjukan pada dia, bahwa inilah Katherine Anastasia yang pernah dia campakan begitu saja bertahun-tahun yang lalu.

Ketika Kate sedang merasa sangat cantik dan berjalan-jalan di mall, Kate berharap dapat bertemu dia, namun itu tidak pernah terjadi. Ketika design busana-busana Kate berhasil tampil di sebuah pegelaran besar bersama dengan para perancang busana ternama, Kate berharap ada dia diantara para pengunjung, namun nyatanya tidak pernah ada. Ketika Kate menikah dengan sosok sempurna yang menjadi mimpi banyak wanita, tapi ternyata dia juga tidak ada diantara para tamu.

Seolah dunia sudah menjawab semua pertanyaan Kate, dia memang tidak akan ada lagi dalam hidup Kate.

Kate berusia 29 tahun, sukses berkarir sebagai designer, menikah dengan seorang pilot tampan bernama Andromeda yang bergaji ribuan dollar, dan kini tengah menantikan kelahiran anak pertama mereka. Kate sangat mencintai Andro, begitupun sebaliknya. Membuat Kate sadar, ia telah memiliki kehidupan yang sempurna, sehingga tidak akan lagi membutuhkan dia.

“ selamat siang ibu, boleh  dilihat dulu ini produk terbaru kami. Pampers ini akan sangat berguna saat anak ibu nanti sudah lahir. Pampers ini terbuat dari bahan yang tidak akan membuat kulit lecet, daya serapnya juga tinggi …. “ jelas salah seorang sales promotion girls kepada Kate di sebuah swalayan. Kate hanya mengangguk lesu, dan kembali mendorong trolly-nya menuju bagian makanan.

Usia kehamilan Kate telah memasuki bulan ke sembilan, meski kedua orangtuanya telah melarangnya untuk bepergian karena takut terlalu beresiko, tapi Kate tidak peduli. Begitupun dengan Andro yang pasti akan memarahinya jika tahu bahwa Kate berkeliaran di swalayan, namun sayangnya pria itu kini sedang bekerja. Apa boleh buat, batin Kate. Karena persediaan bahan makanan dirumah sudah habis, bagaimanapun ia merasa masih harus bertanggung jawab mengurus keperluan rumah tangganya. Akhirnya siang itu, dengan menggunakan taksi, Kate bersama dengan Bik Sum pembantunya pergi ke swalayan terdekat untuk berbelanja.

Kate hanya mengenakan sebuah daster berbahan flannel berwarna biru soft, rambut yang di kuncir asal, sandal flat yang memudahkan pergerakannya, dan wajah Kate, jangan ditanya lagi, selayaknya ibu-ibu yang sedang hamil tua pada umumnya, wajah Kate tampak lusuh karena kehamilan pertamanya ini membuatnya tidak terlalu suka mengurus dirinya.

Kate berdiri bersandar pada sebuah tembok dengan trolly yang di pegang oleh tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya mengelus lembut sebuah gundukan besar di perutnya. Merasa agak lelah, membuat Kate memutuskan memejamkan matanya sambil menunggu Bik Sum yang masih berkeliling berbelanja. Dalam hati Kate menyesali keputusannya ikut belanja, karena ia makin merasa kondisinya kian melemah.

“ Katherine..  I can’t believe .. it’s you Kate!” suara berat seorang pria membuat Kate membuka matanya. Kate mengerjapkan matanya, sekali … berharap ini hanya mimpi, tidak mungkin disaat seperti ini kan, Tuhan? … dua kali.. ketika suara tersebut kembali terdengar familiar … tiga kali, berharap sosok tampan di hadapannya akan menghilang. Tapi ternyata tidak, dia tetap ada disana. Dia menyapa Kate dengan senyum terbaiknya, padahal seharusnya Kate lah yang melakukan itu pada dia. Tapi kenapa malah jadi begini. Dia .. Alexander Agatha muncul di saat yang tidak di harapkan oleh Kate.

Kate melupakan trolly yang tadi dipegangnya, dan memutuskan meninggalkan sosok Alex di belakang, dengan berjalan cepat. Berharap Alex menyadari kekeliruannya dan berpaling. Tapi yang terjadi justru Alex yang mengejar langkahnya.

“ Kate, hati-hati kau sedang hamil besar. Berbahaya jika cara berjalanmu seperti ini” seru Alex yang bahkan telah mampu menyejajarkan langkah mereka. “ Kate berhati-hatilah, kau bisa jatuh” seru Alex lagi tanpa melepaskan perhatiannya pada Kate.

Sesuai dengan perintah Alex, Kate memang akhirnya berhenti. Wajahnya berubah jadi pucat dan suara rintihan mulai keluar dari mulutnya. Kini tubuh Kate berhadapan dengan Alex, bahkan tangannya bertumpu pada lengan-lengan Alex. Alex dengan sigap menopang Kate yang terlihat lemah.

“ oh tidaakk.. kurasa inilah waktunya. Ya Tuhaannn.. kenapa harus seperti ini!!” jerit Kate.

“ ada apa Kate, apa yang terjadi?” tanya Alex dan mulai panik.

“ aku akan melahirkan, kumohon bawa aku kerumah sakit sekarang, Alex!! Sekarang!!!” perintah Kate sangat garang.

**

The Past and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang