CHAPTER 1 - Kronos Pembawa Sial

28.3K 1.3K 18
                                    

CHAPTER 1

KRONOS PEMBAWA SIAL

At Garcia Super Market.

"Susu, udah. Pasta, udah. Chitato, udah. Apalagi ya?" mata Anna menjelajahi setiap rak yang berjajar di depannya dan dia teringat sesuatu begitu tidak sengaja melihat ke tempat buah-buahan. Ah.. benar juga, mamanya menyuruhnya untuk membeli mangga. Dia berjalan menuju tempat khusus buah-buahan dan matanya berbinar seketika begitu melihat buah mangga yang hampir semuanya berukuran besar. Dia langsung mengambil plastik dan mengambil beberapa buah. Dia berhasil merem melek begitu mencium aromanya, "Uwaah.. wangi banget. Cihuy.. yang wangi begini biasanya manis.."

Setelah selesai dia hendak menuju kasir tapi berhenti di tengah jalan begitu dia memperhatikan keranjang belanjaannya. Sebentar. Kayaknya ada yang kurang. Dia menepuk keningnya saat dia mengingat sesuatu. Ya ampun, dia lupa mengambil saus pastanya. Anna kembali berbalik ke tempat bahan makanan untuk mengambil saus. Dan begitu sampai, dia menatap tajam deretan saus pasta berbagai macam rasa yang terpampang di depannya. Keningnya berkerut dalam memikirkan saus rasa apakah yang akan pulang bersamanya hari ini.

"Permisi..." terdengar suara berat khas laki-laki di sebelahnya yang sepertinya juga akan mengambil saus.

Anna hanya bergeser sedikit.

"Permisi..." suara itu terdengar lagi.

Dia menggeram dan menoleh ke arah asal suara. Dia melihat seorang pria jangkung brewokan, "Ngambilnya di sebelah sana kenapa sih, Om?"

"Sausnya ada di depan kamu.." ucapnya singkat dan terdengar agak ketus.

Anna berdecak dan dia mundur ke belakang. Pria brewokan itu mengambil saus rasa bolognese yang sedari tadi dipelototi Anna dan berbalik pergi.

"Hih.. ngambil saus aja sewot banget. Mana saus gue diambil lagi.." gerutunya. Dia mendesah panjang, "Yaahh.. rasa tuna lagi.."

Beberapa menit kemudian Anna sudah keluar dari super market itu sambil menenteng belanjaannya. Dia berjalan menuju sepedanya yang terparkir di area parkir motor. Dia memasukkan belanjaannya ke keranjang di depan sepeda dan dia mulai menaikinya. Dia mengayuh dengan santai sambil bersenandung sampai kemudian terdengar suara anjing yang menyalak. Kayuhannya terhenti dan dia menelan ludah. Suara gonggongannya terdengar tidak asing dan itu membuat perasaannya mulai tidak enak.

Dengan hati-hati dia menoleh ke belakang dan dia langsung melotot panik. Itu Trigger. Anjing raksasa mirip serigala peliharaan tetangganya. Si Trigger ini sangat memusuhinya dan dia selalu menyalak marah ketika dia melihat Anna kapanpun dan di manapun.

"Ha-hai anjing manis.." sapanya semanis mungkin dan dia nyaris terjungkal kaget karena takut ketika anjing itu malah menyalak makin keras. Dia menarik napas dalam dan detik berikutnya dia mengayuh sepedanya gila-gilaan. Dia melirik ke belakang dan semakin panik ketika menemukan Trigger ternyata sedang berlari mengejarnya! Dia masih menyalak seolah tengah mengejar maling. Kakinya semakin cepat mengayuh dan membuat bajunya mulai berkibar-kibar meskipun sebenarnya tidak ada angin.

"Aduuhh.. kenapa sih tu anjing benci banget sama gue.." rutuknya masih sambil mengayuh sepedanya.

Kompleks rumah Anna sebenarnya tidak terlalu jauh dari super market, makanya dia hanya mengendarai sepeda. Tapi entah kenapa sekarang rumahnya mendadak sangat jauh dan belum juga kelihatan. Mata Anna mulai berbinar begitu melihat belokan dan dia bersorak senang, "Woohoo.. sekarang anjing sialan itu gak bakalan bisa ngejar gue. Rasain Trigger!!" dia menoleh ke belakangnya dan tertawa puas karena si Trigger tidak ada. Tapi begitu dia menoleh ke depan lagi, dia melotot lebih panik karena tidak jauh di depannya ternyata ada seorang pria yang tengah menelepon di dekat sebuah motor ninja merah yang terparkir.

Love On HousetopWhere stories live. Discover now