Part 2

532 53 20
                                    


No me ames, porque pienses

Que parezco diferente..

I want to love you

Don't love me because you think I'm

different..


"Kupikir aku tak akan bertemu orang Korea. Aku sedikit kikuk berada di luar negeri sendirian." Jiyong berceloteh sembari membawa kopernya, di bantu pria bernama Choi Seunghyun, pemilik homestay.

"Jadi ini yang pertama kali bagi anda?"

"Tidak juga, sih. Aku juga pernah ke luar negeri. Tapi, untuk Indonesia, aku baru pertama kali ke sini." tutur Jiyong. "Aku cukup terkesan mendengar penjelasan budaya Indonesia dari tour guide-ku, kuharap Negara ini memang benar-benar menyenangkan."

"Tentu. Anda akan mengetahui banyak hal lainnya yang lebih.."

Mereka berdua terus mengobrol selama perjalanan menuju kamar Jiyong. Pritika Homestay merupakan penginapan dengan nuansa Jawa yang kental. Halamannya cukup luas. Dengan taman air mancur bambu di depan pintu masuk dan papan tulisan huruf yang Jiyong tak mengerti apa-apa saja artinya. Begitu masuk ke dalamnya, Jiyong semakin suka dengan desain bangunan penginapan yang lega dan di dominasi nuansa kayu-kayuan, lampu kuno menghiasi langit-langit ruangan yang di sewa Jiyong, sangat artistik.

"Mengapa ia mematok harga yang cukup murah?"

"Anda mengatakan sesuatu?"

"Ah, anniyo.. Tidak ada." Seunghyun tersenyum. Ia lalu membungkuk sopan pada Jiyong.

"Selamat beristirahat kalau begitu."

"Ah, iya.. Terima kasih." sahut Jiyong sembari tersenyum.

Jiyong mendesah sambil membaringkan tubuhnya ke ranjang. Nyaman sekali, ingin rasanya ia tinggal di sini terus tanpa harus kembali ke Seoul dan menghadapi pernikahannya dengan Kim Taeyeon.

"Ah, lupakan tentang Seoul sejenak, Kwon Jiyong! Kau membutuhkan ketenangan.." gumam Jiyong pada dirinya sendiri. Pria itu meraih ponselnya, sama sekali tak berniat menghidupkannya. 'Kalau kuhidupkan, Young Bae pasti akan meneleponku.' menyeringai jahil, Jiyong kembali meletakkan ponselnya. Lagipula di ruangan ini ada pesawat telepon. Jiyong tak perlu repot-repot menghidupkan ponselnya bila ia ingin menghubungi Ji Eun.

"Ah, aku lapar.. Tapi, di mana aku harus makan, ya?" Jiyong beranjak dari tidurnya dan keluar. Beberapa turis yang juga menginap di sini terlihat memiliki tujuan yang sama dengan Jiyong.

'Mungkin sebaiknya kuikuti saja mereka.' Jiyong beringsut mendekat ke arah rombongan itu. Sebenarnya Jiyong bisa saja memakai bahasa Inggris untuk bertanya pada mereka, hanya saja Jiyong tak mau terlihat norak dan tak tahu apa-apa tentang Yogyakarta.

"Kenapa di sini?" meski bingung, Jiyong mengikuti saja apa yang di lakukan para turis tadi. Mereka tidak pergi mencari makanan, mereka sekarang malah duduk di sebuah aula besar beratap Joglo, di depan aula itu nampak Seunghyun -si pemilik homestay– yang tengah menyiapkan sesuatu.

"Uhm, excuse me.. What will he doing?" Jiyong memberanikan diri untuk bertanya pada seorang wanita berkebangsaan Perancis, wanita itu mengernyit.

"Is this your first time to see Mr. Choi's performance?"

"Performance? What performance?" Si wanita tersenyum penuh arti ke arah Jiyong.

No Me A MesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang