part 1 (Berusaha Move on dari Mantan Tunangan)

12.4K 336 5
                                    

By: Aretha

Agustus 2012

“Ping!!”

Tiba-tiba hp ku bergetar menandakan ada pesan masuk. Iya benar, dari Maven.

“iya, maaf baru sempat buka hp ay, adek baru pulang kerja”

“ok ay, cuma mau cek keadaan kamu saja, bagaimana?apa si B******k masih hubungi kamu, masih mengancam juga, perasaan saya tidak enak ay.”

Apa mungkin Maven sepeka itu, sedang sedari siang hatiku tak karuan.

“it’s okay sayang, adek baik baik saja, cuma kurang enak badan”

“yakin?? Kalau ada apa apa cerita saja ya ay, love you sayang”

Maven, lelaki yang 2 bulan lalu aku kenal di pesawat, saat kami sama-sama menuju jakarta. Secara kebetulan tempat duduk kami bersebelahan, dan ketika itulah kami saling tukar pin bbm, nomer telpon. Lelaki yang usiany terpaut 4 tahun di atasku. Lelaki dewasa yang menawarkan persahabatan, dan entah sejak kapan merubahnya menjadi kenyamanan tak terkira hingga akupun jatuh cinta.

Pagi itu

0857xxxxxxxx

Jam mengajar telah usai dan telpon pun berdering.

Siapa ini? Batinku dalam hati.

“assalamu’alaikum, maav siapa?”

“tha, maafin aku tha, aku akui aku salah, aku janji tidak akan mendua lagi, asal pernikahan kita tetap berjalan. Please tha, aku mohon!!”

“maaf saya sedang sibuk”

Kembali aku menutup telpon dan mematikan hp. Astagfirullah, kenapa dia lagi, kenapa dia berusaha mengusikku lagi. Aku menghela nafas panjang dan bersandar di kursi guru.

Ya, 2 bulan ini aku mengabdikan diri menjadi guru sukarela di salah satu SMA negeri di kota ku, SMA yang 5 tahun lalu manjadi tempat belajarku. Entah mengapa, untuk melupakan semua aku menawarkan diri untuk mengajar dengan sukarela, padahal aku bukan sarjana pendidikan, bukan seorang pengajar, tp mungkin jiwaku sudah terbentuk sebagai guru.

Antok, laki laki penghianat yang sudah banyak saya perjuangkan, mulai dari dia yang pengangguran hingga bisa bekerja di PT.Telkom Indonesia, sebagai teknisi. Laki laki yang harusnya 2 bulan lagi menjadi suamiku. Tapi karena sifat selingkuhnya yang tidak bisa hilang, akhirnya akupun membatalkan pernikahan kami.

Sore itu di lapangan basket SMA 1

081××××××××× (MAVEN)

“Hallo ay, dimana?”

“assalamu’alaikum sayang, ini di lapangan, beres main basket sama teman lama”

“sudah sehat? Jangan di forsir ay, ingat kamu harus bangkit dan kamu harus sehat, lelaki itu harus tau, tanpanya kamu bisa lebih dan lebih.”

“thanks sayang,, eh btw tumben telpon ay, ada yang penting ya?”

“oiya ay, cv kamu sudah aku kirim di BP.MIGAS, pas aku cek email kamu, ada panggilan tes dan wawancara minggu depan.”

“lho lho lho, maksudnya apa ay, kapan aku melamar kesana,. Aku belum ngerti maksud kamu ay”

“gini sayang, kemarin pas aku ada rapat di kebayoran, ada teman dia dari BP.MIGAS ,lantas kami ngobrol dan dia bilang ada lowongan untuk fresh graduate s1 teknik. Ya iseng saja aku masukin cv kamu,yang aku minta kemarin itu.”

“kamu serius ay? Minggu depan?”

“iya sayang, minggu depan lokasi di Universitas Indonesia ya, kampus bahasa jepang”

Entah percaya atau tidak, lelaki ini begitu menginginkan aku move on dari pahitnya masa lalu.

“aku bilang Ayah dulu ya ay, nanti aku kabari lagi”

Malam itu, saat selesai makan malam dan bercengkrama bersama keluarga

“ayah, etha ada panggilan wawancara di BP.MIGAS yah, tesnya di Jakarta, boleh tidak etha ke sana yah?”

“lho kapan mbak daftarnya?” mama ikut bicara

“di daftarkan teman mah, ternyata lolos seleksi, maka dari itu etha mau ikut tes dan wawancara, siapa tau rezeki mah, etha pengen cari suasana baru.”

“iya sudah tidak apa-apa, ayah cuma bisa doakan mbak mendapat pekerjaan yang sesuai hati mbak, yang terbaik”

“makasih ayah, mamah..” kemudian kupeluk dan mencium beliau berdua.

Ijinkan Aku Mencintai SuamimuWhere stories live. Discover now