Chapter 2

176 9 0
                                    

Happy Reading All 💝
Semoga menyenangkan!!!
😎

.

.

.

.

.

.

.



Pagi itu sama seperti pagi sebelumnya. Alice selalu disibukkan oleh beragam pekerjaan yang disuruh Bella maupun bibinya. Dan Alice, hanya bisa menurut saja. Melakukan apapun yang keduanya suruh padanya. Pada saat ini, Alice masih mencuci sepatu milik Bella. Katanya, akan digunakan untuk sore ini. Dan ia harus segera menyelesaikannya agar sepatu itu bisa segera kering juga. Namun, lagi lagi suara Bella kembali menghentikan aktifitasnya.

Memang, sedari tadi Bella terlalu banyak memanggilnya untuk menyuruh ini itu dan berakhir membuat Alice harus pontang panting karenanya.

"Setrikain baju gue sekalian. Yang warna merah. Yang rapi ya jangan lupa!"

Alice menghela nafas, ia melihat Bella yang tengah tiduran di sofa dengan santainya sambil memakan beberapa kue yang ada di meja. Ia membayangkan betapa enaknya menjadi Bella. Karna sejak dulu, ia tak pernah ada di posisi itu. Tinggal dirumah bibinya, membuatnya harus terus bekerja extra tanpa lelah.

"Cepetan! Malah diem aja! Tuh baju mau gue pake juga."

Bentakan Bella menyadarkan Alice. Membuatnya segera beranjak dari sana untuk menyetrika Baju Bella.

Namun di sela sela pekerjaanannya, Alice teringat sesuatu hal dan membuatnya tergopoh gopoh berlari ke arah bak cucian dikamar mandi.

"Yaampun, lupa, sepatunya belum di jemur." Alice menepuk jidatnya.
Selalu saja, hampir ia tidak ingat kalau harus menjemur sepatu. Semoga saja cepat kering, karna yang Alice lihat matahari tidak sedang bersinar terang saat ini. Bisa gawat kalau Bella tahu.

"ALICE! Lo goblok apa gimana, ha? Baju gue lo tinggal dalam keadaan setrika nyala! Lo mau buat gosong baju gue?! Iya?!" Bella mencengkram erat rambut kepala Alice. Menariknya kasar, membuat si empu menahan rasa perih pada kulit kepalanya.

Bella tiba tiba saja datang dengan membawa sehelai pakaian yang tadi sempat Alice setrika. Bajunya hitam, hampir bolong dibagian tengahnya. Sungguh, Alice tidak bermaksud melakukannya. Ia hanya lupa karna tadi terburu buru menjemur sepatu Bella.

"Ad-aduh Bel, Maaf, Aku nggak sengaja. Tadi aku lupa, sepatu kamu belum aku jemur. Jadi aku tinggal sebentar kesini. Aduh, Sakit Bella, Sakit" Alice meringis. Ia terus memegang rambutnya, sengaja untuk mengurangi rasa perih pada kulit kepalanya yang tengah Bella cengkram. Mungkin beberapa helai rambutnya sudah rontok seketika, karna cengkraman Bella pada kulit kepalanya semakin diper erat juga.

"Lo bisa ganti? Inget ya, Lo yang cuman numpang disini, gak bakal. bisa beli baju semahal ini!"

"Maaf Bell, maaf. Lagipula aku gak bermaksud buat baju kamu kayak gitu"

Kata kata Alice membuat Bella semakin geram padanya. Sejurus kemudian, Bella menampar keras pipinya. Meninggalkan bercak kemerahan pada pipi putih mulusnya. Sangat perih rasanya. Namun, Alice hanya bisa menangis karenanya hingga Bella perlahan pergi dari hadapannya


»»»«««

“Mama... Alice rusakin baju kesayangan aku. Rencananya, bakal aku pake jalan sore ini. Eh, gosong karna kelakuan anak gatau diri itu.”

Bella merengek pada Marina, ibunya sekaligus bibi bagi Alice. Wajahnya cemberut menandakan betapa kesalnya ia pada kelakuan Alice saat ini. Marina yang diberi kabar seperti itu oleh anak sematawayangnya mendadak ikut marah.

“Eh, berani banget anak itu! Tenang sayang, bakal Mama hukum biar kapok dia sukur sukur kalo dia mulai gak betah tinggal disini. Biar sekalian minggat aja!”

“Iya, Ma. Aku gak mau tau, Alice harus dikasih pelajaran! Gara gara dia, aku gak jadi main deh sama teman temanku!”

Alice yang masih sibuk berada di dalam kamarnya mendadak berjengit kaget saat Marina bersama Bella membuka keras pintu kamarnya. Ia tadinya berada dikamar hanya sebentar untuk sekedar meredam sakit kepalanya karna jambakan Bella tadi. Tapi tiba tiba bibinya itu datang dan langsung melempar pakaian Bella tadi tepat didepan wajahnya.

“Berani banget kamu rusakin baju anak saya! Sudah mulai gak betah tinggal disini rupanya!”

Masih menundukkan kepala, Alice berdiri menghadap bibinya. Sedangkan Bella dibelakang Marina tersenyum menang, karna sudah merasa bisa membalas Alice atas perbuatannya.

“Maaf tante. Aku gak sengaja.”

“OH GAK SENGAJA KATAMU?! SINI KAMU!”

Marina menarik kasar lengan Alice, dibawa nyalah ia kedalam kamar mandi. Disitu, Marina menyiram sekujur tubuh Alice dengan air dingin, kemudian memukulinya menggunakan gagang pel pel-an hingga beberapa bagian tubuhnya membiru. Tak sampai disitu, setelah tubuhnya basah kuyup, Marina tak membiarkannya begitu saja kembali ke kamarnya, Alice di jambak dibawa keluar rumah. Lalu tubuh kurusnya didorong hingga jatuh terjerembab ke tanah

“KAMU! Diam disini sampai besok pagi! Saya gak akan kasih kamu makan biar kamu tau, seenaknya aja ngerusak baju anak saya!”

Marina kembali memasuki rumah. Pintu ditutup keras, meninggalkan suara bedebam. Meninggalkan Alice yang masih menangis sesenggukan. Meninggalkan Alice yang masih terdiam, entah bagaimana saat ini ia harus bertahan hingga esok pagi. Mengabaikan bahwa dirinya tidak makan sejak sore kemarin. Mengabaikan segala macam ocehan perutnya yang seolah olah mengatakan ‘aku lapar’.

Alice hanya bisa menahan.

»»»«««

Allan

🤘YoYo
Thanks sudah mau membaca ceritaku ini...
Dan Makasih sudah mau mampir di sini...
Jangan lupa tinggalkan ⭐ dan 💬
Salam Kenal 🤞^•~•^ 🤙

The Queen Of Werewolf Where stories live. Discover now