Hari kedua gueh menjalani les, seperti biasa. Aku telat lagi. Saat aku datang. Aku melihat diki sedang menulis sesuatu
Nama:Diki Aulia
Kelas:5B
Tulisan itu yang kulihat, yang kuketahui hanya nama dan kelasnya.
"Ngapain kamu lirik-lirik aku?"
"Gak usah PD pliss... Najis gueh liat loe"
"Kalo loe najis, gak usah duduk samping gueh"
Diki langsung beranjak pergi, entah kemana. Mungkin ke alam barzah. Wkwkwkwkw..
Emang sih. Ngobrol sama anak jutek itu harus sabar tingkat dewa. Bener-bener sabaarrr banget..
Langit mulai gelap, aku hanya menatapnya dari teras tempat les. Tak terasa hujan pun turun. Kali ini benar-benar fenomena. Aku melihat diki menyondorkan tangan kanan nya ke tetesan air hujan. Dia tersenyum bahagia.
"Who is he?"
Apa dia diki yang ku kenal? Dia tersenyum bahagia. Saat itu, aku menghampirinya. Dia menyipratkan air itu ke wajahku
"Ngapain sih loe ngikutin gueh mulu?"
Diki langsung pergi lagi. Itu anak sensian. Mungkin dia lagi pms..
Aku diam sambil merenungi nasib. Salah apa aku? Sampai dia benci banget sama aku? Apa karna aku murid baru?
Hari ketiga les, aku tak melihat diki.
"Aprilia, kamu sementara duduk sendiri gapapa kan? Diki keluar dari les ini" ujar guru
Yah, gue sih seneng. Udah gak ada musuh resek kaya dia. Super jutek. Selalu jahat.
"Diki itu baik, dia sebenarnya peduli pril" ujar kristin
"Ahh masak sih, sama aku aja kayak gitu"
"Dia pernah menolongku saat aku kecelakaan. Dia dan orang tua nya yang membawa ku kerumah sakit" ujar yongki
Masa sih? Diki kayak gitu? It's impossible.
