31. Setting Luar Negeri

Start from the beginning
                                    

★ CONTOH ★

Ini saya kasih contoh, kalian coba pahami baik2 ya?

--- Saya ambil dari salah satu cerita saya di Wattpad. ---
Nggak usah terburu2 bacanya...

Story by Abiyasha:

“Shall we?”
Gue ngerutin kening.

“Ngapain?”

Levi kemudian ngeluarin sesuatu dari saku celananya dan gue ngeliat koin di tangannya. “Throw the coins into the fountain.”

Awalnya, gue masih nggak ngerti sama maksud Levi, tapi kemudian gue sadar. That tradition. Gue cuma muter bola mata tapi nggak beranjak dari tempat gue berdiri.

“Lo pikir gue bakal percaya kalau ngelemparin koin itu bikin gue balik lagi ke Roma? Don’t be ridiculous, Levi.”

“Aku juga tidak percaya, Glenn, tapi tidak ada salahnya kan? Just something to amuse you.”

Gue masih diem, tapi begitu liat Levi masih nunggu reaksi gue, akhirnya gue ngehela napas dan jalan ngampirin dia. He’s right, I can do it to amuse me.

“Awas kalau setelah gue ngelempar koin-koin ini, gue nggak balik ke Roma juga nanti. I will tell people not to do it.”

Kami berdua jalan ngedeketin Trevi Fountain dan pas gue ngulurin tangan buat minta koin itu dari Levi, dia nyerahin koin 1 Euro 6 keping.

“Kamu tahu caranya?”

“Tinggal balik badan dan gue lempar kan?”

Levi ngeraih satu koin yang masih ada di telapak tangan gue.

“Kalau kamu melempar satu koin, maka kamu akan kembali ke Roma. Itu mitos lama yang masih dipercaya banyak orang. Tapi ada mitos lainnya. Kalau kamu melempar dua koin secara bersamaan, kamu akan menemukan cinta yang baru dan kalau kamu melempar tiga koin, kamu akan menemukan cinta sejati yang akan berakhir dengan pernikahan. Kalau kamu melempar tiga koin secara bersamaan, maka akan membawa keberuntungan.”

Levi kemudian naruh kembali koin yang sempet dipegangnya tadi ke telapak tanganku.

“Gue nggak tahu ada mitos kayak gitu.”

“There is this old movie called Three Coins In The Fountain and that’s why the other myth existed.”

“Can I throw the coins now or is there anything else you want to tell me?”

Levi ketawa. “Satu lagi.  Kamu harus melempar koin itu dengan tangan kanan melewati bahu kiri. That’s the proper way of throwing the coins.”

Gue masih geleng-geleng, lebih karena heran karena ritual ngelempar koin bis serumit itu. A coin and I’ll be back in Rome? Yeah, right. Two coins and I’ll find a new love? Ridiculous. Three coins and I’ll find a true love that leads to marriage? Absolutely silly. Gue ngelakuin ini buat ngebuktiin kalau nggak ada satu pun mitos itu yang bener. Mau-maunya orang dibodohi dengan cerita kayak gitu.

“Awas kalau lo ketawa.”

Levi cuma ngangkat dua tangannya dan berjalan mundur beberapa langkah. Gue yakin, dia bakal ketawa.
Gue kemudian mindah lima koin ke telapak tangan kiri gue sebelum mainin satu koin di tangan kanan. Gue ngelempar satu koin itu ngelewatin bahu kiri. Yang itu biar gue balik lagi ke Roma.

Plung!

Begitu denger suara itu, gue ngambil dua koin. That one is for finding me a new love.
Plung!

Dan tiga koin terakhir, gue ngelemparin sedikit lebih kuat  dan gue denger suara berdenting sebelum denger suara plung. That one is for finding me a true love.

Kelas Menulis The WWGWhere stories live. Discover now