Extra Ch. 6: Game Over

Mulai dari awal
                                    

Omoni masih membelakangiku, berdiri dengan keanggunan dan keangkuhannya, "kau boleh kembali ke Korea sekarang".

Eh? Apa? "apa maksud omoni?"

"kau boleh kembali ke rumah dan perusahaan"

"apa omoni masih berpikir aku menginginkan semua itu? aku sudah punya rumah sendiri, aku juga punya penghasilan yang sangat baik"

"aku tahu semua itu" dia tahu? apa dia membuntutiku seperti dulu?

"lalu kenapa omoni menyuruhku kembali, omoni tahu bukan itu yang kuinginkan kan? bukan soal rumah, perusahaan, warisan atau keluarga"

"aku tahu apa yang kau mau" omoni menoleh dan memandangku, "aku akan menerima anak itu" dia berpaling seolah tidak punya harga diri lagi untuk memandangku, dia mengakui kekalahannya.

"apa omoni bisa sekali saja bersikap seperti ibu untukku?" aku bicara dengan tulus, "selama ini aku merasa omoni adalah bos bagiku".

Aku mendekat pada omoni dan menarik pundaknya untuk menoleh lalu memeluknya. Tingginya melebihi pundakku, dengan heels omoni jadi lebih tinggi dari Sungmin.

"sudah sangat lama.. atau mungkin seumur hidupku aku tidak pernah merasakan pelukan ibuku" aku dengar omoni menarik nafas berat, "aku tidak ingin membenci kalian.. sungguh..".

Kurasakan tangan omoni perlahan menyentuh punggungku.

"apa omoni mau menemui Sungmin?"

"aku ingin menemuinya sendiri"

"jangan lukai dia lagi.. aku tidak ingin marah pada omoni lagi"

"kau percaya saja" omoni menjauh tapi tidak memandangku, dia membelakangiku dengan menyentuh wajahnya, mungkin dia menangis, dia masih tidak mau memperlihatkan kekalahannya padaku.

"omoni mau menemuinya di apartmenku?"

"sky lounge.. aku akan menemuinya di sky lounge"

"baiklah" aku meninggalkan suite room omoni.

Aku pulang kembali ke apartmen dan melihat Sungmin sudah santai menonton tv. Aku duduk sambil mengecup kepalanya.

"bagaimana pertemuan kalian?" dia bertanya begitu aku duduk.

"semua baik-baik saja"

"oh... baguslah"

"bisa ikut aku sebentar?"

"eh? kemana?" aku bangun dan kuambil tangan Sungmin untuk kugandeng, dia mengikutiku berjalan ke depan, "Kyu.. kau mau membawaku kemana?"

Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya kuajak dia keluar lalu naik lift. Sampai di sky lounge, aku baru melepaskan tangan Sungmin.

(sky lounge: ruang santai bagian sebuah apartmen mewah)

Aku mendorong Sungmin dengan pelan untuk masuk sky lounge, "bicaralah.. jangan khawatir, aku tidak akan meninggalkanmu, aku akan menunggu disini"

"ibumu?" aku hanya mengangguk.

Kulihat Sungmin tampak cemas tapi dia tetap pergi memasuki sky lounge.

Aku menunggu di luar dengan berdiri bersandar tembok di depan pintu. Aku tidak cemas karena aku tahu ini akhir dari segalanya, Omoni tidak akan berbuat macam-macam pada Sungmin di dalam sana. Mereka tampak kaku seperti bos dengan pegawai, tampak canggung. Aku paham jika omoni memang orang yang tidak mudah mengalah jadi dia tidak bisa sepenuhnya baik pada Sungmin, sementara Sungmin orang yang sensitif jadi dia takut pada omoni karena sudah menyakitinya. Mereka hanya bicara sebentar, kemudian omoni keluar dan aku mendekat ke pintu.

FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang