Semua tentang Mas Alif (2)

39.5K 2.3K 20
                                    

Suara seseorang mengaji dengan merdunya membuat aku terbangun, aku menikmati setiap alunan surah-surah Al-Qur'an yang ia baca. Aku melirik jam dinding, ternyata masih jam.tiga dini hari. Siapa yang mengaji?. Aku memposisikan diriku menjadi duduk. Menyandar punggungku pada pinggiran kasur dan mataku langsung membulat sempurna saat mengetahui ternyata Mas Alif yang mengaji.

Ia duduk diatas sajadah, dengan baju batik dan sarung serta peci hitam yang membuatnya sangat tampan. Aku tersenyum menatapnya, aku rasa ia belum sadar. Mas Alif tetap melanjutkan bacaannya. Ia membaca surah Ar-Rahman yang termasuk surah favorite ku.  Aku tersenyum. Aku sangat beruntung menjadi pendamping hidupnya. 

Mas Alif menutup Al-Qur'an dan menciumnya sebanyak tiga kali, lalu ia melipat sajadah dan ia langsung syok ketika melihatku. "Alifa?"pekiknya mendekat kearahku. "Kok kamu bangun? Mas bacanya kekencengan ya?"tanyanya yang merangkul bahuku. Aku hanya menggeleng pelan.

"Hatiku tentram dan tenang mendengarmu membaca Al-Qur'an dengan suara merdumu itu mas"ucapku membuatnya sedikit terkekeh.

"Alhamdulillah"

"Mas udah tahajud?"tanyaku dan diangguki olehnya. "Maaf mas, seharusnya aku yang bangunin mas tahajud. Malah aku gakbangun-bangun"sesalku menghembuskan nafas gusar.

"Kamu pasti kelelahan fa, gpp kok"jawabnya memberikanku senyuman manisnya. "Tidur lagi faaa, ini masih pagi banget"suruhnya memukul bantal mengisyaratkan agar aku kembali tidur.

"Mas besok kita pulang kerumah mama ya?"tanyaku ia hanya mengangguk. "Boleh mampir ketempat umi dulu gak?"

"Gak"jawabnya acuh membuatku mengerutkan dahi. "Gakboleh sekali maksudnya"cengirnya membuatku mencubit lengannya kembali.

"Ihhh dasar iseng banget"ocehku yang kini malah menggelitiki perutnya. Mas Alif tertawa memohon ampun.

"Ampun faaa. Iya deh gak iseng lagi"ucapnya membuatku berhenti.

"Sekali lagi iseng, alifaaa bakal gelitiki Mas Alif terus!"ancamku menaik turunkan alis. Ia hanya tersenyum kecut.

"Ohiya faaa, senin depan Mas sudah harus masuk kerja"

"Alifa juga mas"

"Kamu dosen kan?"

"Iya. Ohiya, mas sendiri?"tanyaku padanya, aku bahkan tidak tau apa pekerjaan suamiku padahal sudah lewat dari tiga hari kami menikah.

"Alhamdulillah, aku dokter faaa"ucapnya membuatku mengernyitkan dahi tidak percaya.

"Serius?"

"Emang kenapa?"

"Alifa gak nyangka aja mas kalau mas itu dokter"

"Trus nyangkanya apa?"

"Penyanyi rock atau preman pasar"jawabku asal membuat Mas Alif tertawa.

"Apaansih! Masa mas penyanyi rock. Boroboro nyanyi rock faaa, nyanyi lagu biasa juga gak ada bagus-bagusnya kok"kekehnya.

"Yakin amat gak bagus"ledekku melirik sinis kearahnya.

"Lah emang gak bagus"

"Suara mas mengaji aja sangat bagus, pasti kalau menyanyi juga bagus"

"Gak, mas gak bisa nyanyi"jawabnya tegas membuatku memutar bola mata. Ternyata Mas Alif keras kepala. Garis bawahi!

"Mas dokter apa? Dan dirumah sakit mana?"

"Alhamdulillah dokter bedah faaa. Dirumah sakit umum dan beberapa rumah sakit swasta"

Aku hanya mengangguk. Syukurlah suamiku seorang dokter setidaknya, ia bisa menolong orang-orang yang membutuhkan bantuannya. "Alhamdulillah juga faaa, mas seorang pengusaha"timpalnya membuatku kembali menatapnya.

HALALKANMU (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang