Duo Marshmallows ?

2.8K 461 42
                                    

-------------

"ASSALAMUALAIKUM!!!! BUNDAAA, AYAAAHHH!!"



Seperti pagi-pagi biasanya, kediaman keluarga Rajendra telah diisi keributan kecil yang disebabkan oleh Attariq. Anak itu memasuki ruang makan keluarga Rajendra, lengkap dengan cengiran khasnya. Sementara Aidan yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.



"Eh anak Bunda yang satu lagi udah dateng, Atta mau sarapan apa, sayang?" Athena mengusap kepala Attariq yang sibuk memilih menu sarapan mereka, sementara Rendra yang melihat itu hanya terkekeh. Di tangannya sudah terdapat sebuah koran.



"Aidan ngga ditanyain juga, Bund? Bunda jahat," ucap Aidan yang mengerucutkan bibirnya kesal, ia berpindah tempat duduk keujung meja lainnya. Tangannya terlipat di dadanya.



"Wle, emang enak? Bunda Athena kan cuman punya Attariq," ucap Atta yang jahil, memeluk pinggang Athena yang sibuk tertawa.


Aidan memincingkan matanya kesal, tanpa berkata apa-apa lagi mengambil tas hitamnya, lau bergegas pergi meninggalkan ruang makan.



Attariq yang kaget pun terdiam, ia menatap Athena dan Rendra gusar, ia merasa sudah keterlaluan pada sahabat karibnya itu.


"Bundaaa, Ayaahh, gimana ini? Kayanya Aidan marah deh." ucapnya Cemas, Rendra menatapnya, sedangkan Athena hanya mengusap kepalanya.


"Makanya, kalian yang akur-akur kalo main, Attariq juga ngga boleh jahil sama Aidan. Bunda sayang sama kalian berdua, sama kok. Ayah juga, kita sama-sama sayang kalian, Aidan sama Attatiq kan anak bunda sama Ayah. Sekarang, kamu berangkat sekolah aja, dan jangan lupa minta maaf sama Aidan, inget jangan jahil-jahil, ya." ucap Athena sambil mencolek pelan hidung mancung Attariq.


"Tuh dengerin apa kata Bunda, kalo kalian akur, Ayah ajah kalian jalan-jalan hari sabtu nanti. Oke boy?" ucap Rendra yang membuat senyum Attariq mengembang. Dengan cepat ia mencium kedua pipi orang tua itu, lalu berpamitan menyusul sahabat terbaiknya itu.






-- Jakarta International School --




"Aidan! Tungguin ih!"





Aidan mengacuhkan Attariq, sama seperti enam tahun lalu, saat mereka baru pertama kali bersekolah. Namun bedanya, Attariq tidak terjatuh lagi, kali ini.


"Ih, kan gua udah minta maaf, Aidannn... Inget kata Bunda, kalo ngga di maafin, dosa loh, Dan!" ucap Attariq. Aidan meliriknya sekilas, mendengus, lalu tampa berkata sepatah katapun, ia meminggalkan Attariq yang menatapnya sedih.








.





"Hai!"




Untuk kesekian kalinya, Aidan terlonjak dari tempat duduknya. Ia mendongak, menatap kedua lelaki seumurannya yang berdiri menjulang di hadapannya.



"Y--yaa, ada apa?" jawabnya terbata, jujur ia masih agak trauma dengan kejadian kemarin. Dan disini tidak ada Attariq yang siap menolongnya.


Salah satu lelaki yang tersenyum lebar itu mengulurkan tangannya. "Kenalin, gua Alexander Marshello, panggil aja Ale atau Alex. Salam kenal!" ucapnya bersemangat.



"Hah? Marshmello?"



Wajah lelaki itu seketika berubah datar, seperti lelaki lain di sampingnya yang sama sama memiliki rambut cokelat gelap serta mata tajam berwarna Hazel. Sekarang mereka terlihat sangat mirip.



AiriqWhere stories live. Discover now